Pada awalnya saat berada di dalam mobil, Jaemin hanya berbaring tenang di kursi penumpang. Tapi saat dia mulai membuka kedua matanya, Jaemin mulai berulah.
Jaemin memandang sekeliling dan kemudian menatap Jeno. "Kita akan pergi kemana?"
"Pergi kemana? Tentu saja pulang ke rumah" ucap Jeno dengan satu tangan berada di atas stir mobil dan satu tangan lainnya menggantung di atas jendela mobil yang terbuka.
Jaemin terlihat bingung.
"Aku tidak mau pulang ke rumah!" Jaemin tiba-tiba berteriak dengan kencang.
Jeno pun menghentikan mobilnya, terkejut dengan teriakan Jaemin yang tiba-tiba. "Lalu kau ingin pergi kemana?"
Jaemin yang terlihat linglung menjawab, "Aku ingin pulang ke rumahku. Aku ingin memberitahu kedua orang tuaku tentang kita! Sekarang, mengemudilah dengan cepat!" Jaemin sudah seperti orang gila dan terus memukul-mukul jendela mobil Jeno.
Sekarang Jeno akhirnya paham apa yang dimaksud Haechan dengan berhati-hati pada Jaemin. Jaemin yang sedang mabuk adalah Na Jaemin versi gila.
Jeno melepaskan sabuk pengamannya dan segera memegangi Jaemin. Tapi Jaemin masih terus menggedor-gedor jendela mobil.
"Tenanglah!!!"
"Aku ingin pulang kerumahku! Aku ingin mengatakan kepada kedua orang tuaku sekarang!! Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi! Jangan hentikan aku!"
Setelah mabuk, tubuh kurus itu sepertinya semakin bertenaga. Dia bahkan bisa mendorong Jeno menjauh, kemudian membuka pintu mobil dan segera berlari keluar.
Jeno menatap Jaemin yang berlari menjauh. Jika saja Jeno tahu akan seperti ini, dia tidak akan pernah membiarkan bocah itu minum walaupun sedikit. Jeno menggertakan giginya, membuka pintu dan segera berlari mengejar Jaemin.
Jeno menangkap Jaemin dari belakang. Jaemin menggunakan seluruh tenaganya untuk bisa terlepas dari pelukan Jeno.
"Lepaskan aku! Aku harus memberitahu kedua orang tuaku sekarang, kau sebaiknya minggir!"
"Diamlah!" Jeno berusaha membekap tubuh Jaemin agar diam.
"Tidak! Cepat lepaskan!!"
Jaemin terus menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia mengayunkan kepalan tangannya ke segala arah hingga akhirnya berhenti memukul tepat di perut Jeno.
Jeno merintih pelan. Jaemin pun kembali kabur. Dia terus berlari menuju rumahnya sambil memanggil-manggil Mamanya.
Tempat mereka makan malam tadi memang berada tidak jauh dari rumah Jaemin.
"Mama.... Mama!!"
Jeno tidak memiliki pilihan lain selain mengikutinya dari belakang. Tetapi untuk seseorang yang dengan stamina bagus pun, jika harus berhadapan dengan Na Jaemin versi gila pasti akan kelelahan. Jeno masih tidak bisa menangkapnya. Jaemin akhirnya tiba di depan pintu rumah dan menggedor-gedor pintunya sendiri.
"Papaaa!! Mamaaa!! Aku ingin memberitahu kalian sesuatu!"
Jeno berhasil sampai tepat waktu dan segera menyeret Jaemin menjauh dari pintu. Dia membekap mulut Jaemin dengan tangannya. Lalu menyeretnya ke tempat yang tersembunyi dan gelap.
Saat Mama Jaemin membuka pintu, dia sedikit bingung karena tidak melihat siapapun di depan pintu rumahnya. Dia pikir mungkin tadi ia sedang bermimpi, kemudian wanita itu kembali menutup pintu dan melanjutkan tidurnya.
Kedua sosok yang sedang bersembunyi di kegelapan terlihat terengah-engah kemudian menarik napas.
"Hah, sial!! Tunggu hingga kau lulus. Dan kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan! Tapi bukan sekarang." ucap Jeno dengan posisi masih mendekap erat Jaemin dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019