Di pagi hari berikutnya, Nenek mengetuk pintu kamar membangunkan mereka berdua untuk sarapan. Ketika Nenek membuka pintu, dia terheran karena melihat Jaemin dan Jeno tidur di atas lantai.
"Kenapa dengan kalian berdua?"
Karena terlalu lelah dengan aktifitas mereka semalam, Jaemin malas untuk memakai pakaiannya kembali sebelum tidur. Jaemin melihat kesamping, ternyata Jeno sudah mengenakan pakaian lengkap. Tangannya segera menarik selimut yang mereka pakai tadi malam untuk menutupi tubuh telanjangnya.
"Nenek, tempat tidur ini ambruk saat kami tidur di atasnya! padahal aku hanya bergerak sedikit. Nyaris saja membuat pinggangku terluka."
Setelah mengatakan hal itu, Jaemin sangat menyesal, karena Neneknya yang merasa cemas langsung berjalan menghampiri untuk memeriksa pinggangnya.
"Sini coba Nenek lihat."
"Nenek!! Jangan mendekat!" Jaemin mencoba menghalangi Neneknya untuk mendekat.
"Kenapa?"
Jaemin melihat kearah Jeno untuk meminta bantuannya, tetapi ternyata Jeno sudah berada di dekat Nenek.
"Nenek, dimana saya bisa mencuci muka?"
"Disana, Nenek sudah menyiapkan air hangat untuk kalian pakai."
"Terimakasih."
Jeno berjalan menuju tempat yang ditunjuk dan dengan sengaja menarik sedikit selimut yang sedang dipakai Jaemin. Jaemin nyaris saja memperlihatkan tubuh bagian bawahnya. Tanpa memperdulikan Nenek yang sedang berada di sebelahnya, Jaemin menunjuk marah pada punggung Jeno sambil merutukinya.
"Aku akan selalu ingat ini. Mulai hari ini aku tidak akan berada di pihakmu lagi!"
Tetapi Jeno tidak memberikan reaksi apapun.
"Cepat sini Nenek lihat pinggangmu yang sakit tadi."
Jaemin menarik selimutnya semakin erat dan membungkus tubuhnya seperti kepompong.
"Nenek, tolong keluar sebentar"
"Kenapa?"
Dengan ekspresi malu-malu, Jaemin akhirnya mengatakan pada Neneknya.
"Karena kemarin malam dua orang pria dewasa tidur berdesakkan membuat udara terasa sangat panas, aku terpaksa harus melepaskan semua pakaian. Dan sekarang, aku tidak mengenakan apapun."
Nenek Jaemin terkikik geli mendengar perkataan cucunya.
"Mainan kecil milikmu itu, Nenek sudah sering melihatnya sejak kau masih kecil. Kau tidak perlu malu seperti ini."
Sambil berkata seperti itu, Nenek menarik selimut yang menutupi tubuh telanjang Jaemin. Jaemin pun menjerit keras. Hari masih pagi, tetapi seluruh tubuh telanjangnya sudah dilihat oleh Neneknya yang sudah tua. Lalu bagaimana dia harus melanjutkan hidupnya?
🐁🐁🐁
Setelah Jeno selesai mencuci muka, Nenek sudah menyiapkan sarapan untuk mereka. Sedangkan Jaemin masih berbaring di atas tempat tidur.
"Jeno... aku.. aku.. tubuh telanjang ku sudah dilihat orang."
Jaemin meraih guling yang berada di sampingnya sambil berpura-pura terisak-isak. Sikapnya sudah seperti seseorang yang baru saja mengalami pemerkosaan.
Jeno menepuk bokong Jaemin. "Apa yang sedang kau lakukan? Bertingkah seperti bayi di pagi hari seperti ini. Cepat bangun! Ayo sarapan."
Jaemin bergegas bangun, berpakaian, lalu mencuci wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019