Setelah kembali dari camping, Jaemin begitu hati-hati menepuk dompetnya yang kini penuh dengan uang. Jaemin berjalan tegak dan bersiul keras seperti seseorang yang tiba-tiba saja menjadi kaya raya.
Hari ini dengan tidak terduga, Jaemin mendapatkan sebuah surat cinta dari seorang wanita yang berasal dari kelas lain. Melihat amplop yang berwarna pink itu kini berada di tangannya, Jaemin pun merasa senang dan bangga. Ternyata dirinya masih memiliki daya tarik.
Tepat setelah kelas selesai, Jaemin segera bergegas kembali ke rumah. Dia menunjukkan amplop pink itu tepat dihadapan Jeno.
"Jeno, kau tahu ini apa?"
"Surat Wasiat?"
"Omong kosong! Ini adalah sebuah surat cinta untukku, ditulis untukku. Kau lihat? Jeno, kau pasti berpikir bahwa aku tidak akan pernah mengalami hal seperti ini."
Jeno menyalakan rokoknya, kedua matanya meniyipit menatap kearah amplop pink itu. "Apa kau sendiri yang menulisnya?"
Jaemin merasa sedikit tersinggung, "Kau meremehkanku! Sini aku bacakan untukmu! Biar mulutmu itu bungkam!" Jaemin pun merobek tepian amplop pink itu, dia berdeham membersihkan tenggorokannya dan mulai membaca.
Na Jaemin, bolehkah aku memanggilmu seperti itu? Mungkin kau belum mengenalku, tetapi aku sudah mengetahui banyak hal tentangmu. Setiap kali kau melewati kelasku, hatiku gelisah. Ada begitu banyak kesempatan bagiku untuk memulai sebuah obrolan denganmu, tetapi aku seorang wanita, aku merasa sedikit malu.
Sekarang kita sudah berada di tahun ke empat dan aku sudah tidak bisa hanya menunggumu untuk menyapaku terlebih dahulu. Tidak masalah kau mau atau tidak, kita bisa mulai dengan berteman. Yang aku inginkan hanyalah hal kecil ini. Aku akan menunggu balasan darimu.
Park Siyeon
Jaemin merasa bangga, dia pun terus mengibas-kibaskan surat itu dihadapan Jeno.
"Sekarang kau tahu! Tidak semua orang menyukai gayamu. Masih ada beberapa orang yang memiliki otak untuk menyukaiku. Kau harus belajar untuk lebih menghargaiku!"
Jeno pun merebut surat dari tangan Jaemin. Tanpa sedikitpun melihat benda itu, dia langsung membuangnya begitu saja ke tempat sampah.
"Aku lihat kau begitu bahagia hanya karena hal seperti ini!"
"Keberuntungan sedang menghampiriku. Aku—Na Jaemin, sudah menunggu hari seperti ini datang sejak lama. Orang-orang selalu saja hanya menyukaimu!! Sekarang akhirnya ada seseorang yang menyukaiku. Ini adalah hal bagus untuk diingat."
"Apa mendapatkan perhatian dari seorang wanita membuatmu begitu senang?"
Jaemin mengarahkan jari telunjuknya pada Jeno sambil menggerakkannya kekanan dan kekiri.
"No no no...hal paling penting bukanlah oleh siapa, yang terpenting adalah fakta kalau ada seseorang yang menyukaiku. Bagaimana? Kau mulai merasa tersaingi? Pesonamu mulai terancam?"
"Apa yang perlu kau pamerkan sekarang?"
"Pada akhirnya aku bisa mengembalikan harga diriku lagi."
"Lalu, bagaimana kau akan membalas surat itu?" Jeno menghisap rokoknya, setelah tersisa sedikit dia menekan puntung rokok itu ke dalam asbak.
"Kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan tertarik dengan wanita cantik. Apa kau sedang merasa tersentuh dengan ketulusanku?"
"Baguslah jika memang seperti itu."
Saat Jaemin berjalan masuk kedalam ruang belajarnya, Jeno menatap ke arah surat cinta yang berada di dalam tempat sampah itu. Tiba-tiba saja Jeno menunjukkan senyuman iblisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019