Kalian mengharapkan chapter ini kembali manis?
Oh tidak bisa!😜
• • •
Ketika Jaemin sampai di asrama, ketiga orang temannya sedang bermain kartu. Mereka kaget saat melihat Jaemin datang.
"Bukankah kau seharusnya berada di rumah?" tanya Haechan.
"Kenapa semakin hari kau terlihat semakin menyedihkan?" Lucas yang juga pernah mengalami pengalaman putus sebelumnya mencoba memberikan Jaemin saran, "Bagaimana bisa seorang pria sepertimu kesulitan untuk mengatasi perasaanmu sendiri?
"Kalian hanya putus, jika kau begitu sedih seperti ini maka kejar dia. Dapatkan dia kembali."
"Tidak mudah untuk bisa berada sejauh ini. Jika aku harus berbalik, lalu apa artinya semua yang sudah ku lakukan? Aku rasa aku masih bisa menahannya."
Kini Jaemin duduk di ranjangnya, tatapannya kosong dengan lelehan air mata yang turun. Tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat.
Semua hal yang ada di dalam kepalanya hanya Jeno dan wanita asing tadi. Kursi yang wanita itu duduki dulunya adalah tempatnya.
Ketiga orang teman Jaemin benar-benar tidak tahu harus melakukan apa. Mereka hanya bisa menyodorkan tissue dan mencoba terus mengajaknya berbicara.
Tetapi Jaemin semakin menangis terisak.
Lucas segera mengeluarkan ponselnya dan berbicara perlahan pada Haechan, "Apa kita perlu menelpon Jeno? bocah ini biasanya selalu mendengarkan apa kata Jeno. Biarkan dia datang dan menasehati Jaemin?"
Lucas akhirnya menelpon Jeno. Setelah beberapa lama kemudian, Jeno baru menjawab panggilannya.
"Halo, Jeno! Ini aku, apa kau masih mengingat aku? Aku Lucas teman sekamar Jaemin. Bisakah kau datang dan mengunjungi Jaemin? Dia terus saja menangis di kamar. Kami semua tidak tahu harus berbuat apa, dia biasanya selalu mendengarkanmu. Bisakah kau datang? Kami tidak tahu lagi harus berbuat apa?
....
"Ah...baiklah."
Setelah sambungan terputus, Lucas memberikan tanda pada kedua orang temannya dan mereka pun meninggalkan kamar.
Melihat ketiga orang temannya meninggalkannya sendirian, Setelah menghapus air matanya, "Kalian masih temanku? Aku sedang menangis dan kalian semua pergi meninggalkanku sendiri?"
Tidak berapa lama, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Jeno sedang berdiri di depan pintu.
Jaemin diam membeku, dengan cepat menghapus air matanya. Walaupun sangat terlihat jika Jaemin habis menangis, karena mata jernih itu masih memerah dan bengkak.
Jeno berjalan masuk dan menutup pintu.
Jeno bersandar di pintu, mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Dia menghisap dan menghembuskan asap dari mulutnya.
"Apa yang kau tangiskan?"
Sejak Jaemin meninggalkannya, Jeno mulai kembali merokok dan semakin parah setiap harinya.
"Kau---bagaimana kau bisa disini?"
"Teman sekamarmu memintaku untuk datang dan melihatmu."
"Sekarang kau sudah lihat, aku baik-baik saja. Tidak butuh kau disini untuk berpura-pura peduli padaku."
Jeno menghela napas berat, kemudian menjentikkan abu di ujung rokoknya. Dia menatap ke arah rokoknya. "Kau bilang kau baik-baik saja? Lalu kenapa kau menangis? Kau tidak berhak bersikap seperti kaulah korbannya disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019