4. Hukuman dari Jeno

38.3K 4.6K 2.1K
                                    

🔞🔞🔞

Tau kan itu artinya apa?🌚

.

.

.

tw⚠️ // half-consent



Hari minggu, seperti yang dijanjikan tetangganya, Jaemin kini duduk berdua dengan Heejin di sebuah cafe yang tidak jauh dari kampusnya. Jaemin melamun, memandangi jendela sembari memikirkan Jeno.

"Apa yang ingin kau lakukan setelah ini?" suara lembut Heejin memecah keheningan diantara mereka. Atensi Jaemin kini beralih pada gadis yang berada di depannya.

Jeon Heejin, gadis yang sangat cantik. Sifatnya ceria dan menyenangkan. Tingginya semampai dengan senyum yang menawan. Nancy tidak berbohong akan mengenalkannya dengan gadis cantik. Awalnya Jaemin curiga jika gadis licik itu akan mengenalkannya dengan gadis yang aneh atau bahkan dengan tante-tante. Tapi tetap saja seberapa cantik dan menyenangkannya Heejin, dalam hati dan pikiran Jaemin selalu terbayang wajah Jeno.

Padahal keduanya begitu serasi.

Banyak mata yang memandang keduanya kagum dan mengira mereka sepasang kekasih.

"Sepertinya aku akan langsung pulang kerumah." jawab Jaemin.

Heejin belum memberikan pilihan. Dia terlihat memperhatikan sesuatu yang menarik diluar sana. Jaemin mengikuti kemana arah pandang Heejin tertuju.

Jaemin melebarkan matanya saat melihat Jeno bersama seorang wanita cantik.

Tatapan itu berbalas, Jeno hanya melirik sebentar ke arah pasangan yang tengah berada di dallam cafe dan kemudian berjalan menghilang dengan wanita cantik yang bersamanya tadi dikeramaian.

Jaemin sebenarnya ingin memastikan apa yang dilihatnya barusan. Tetapi langit sudah mulai terlihat gelap. Pikiran Jaemin semakin kacau, dia tidak bisa berhenti memikirkan siapa wanita yang bersama Jeno tadi. Rasanya Jaemin belum pernah melihat wanita itu sebelumnya. Apa dia pacar Jeno?

Jaemin tersadar. Jika Jeno sudah mendapatkan pasangan, seharusnya dia tidak perlu melanjutkan hal konyol ini lagi!! Dia bebas. Tetapi, kenapa dadanya terasa sakit.

Heejin terkejut saat memperhatikan wajah Jaemin yang berubah pucat. "Ada apa? Apa kau baik-baik saja?"

Jaemin mengangguk. "Aku rasa aku tidak bisa menemani mu nonton hari ini. Ayo aku antarkan kau sampai dirumah."

Heejin mengangguk. Mereka akhirnya pulang berjalan kaki sampai ke kediaman Heejin. Keduanya tidak terlalu banyak mengobrol. Jaemin hanya diam dengan pandangan kosong, membuat Heejin sedikit tidak enak untuk bertanya maupun berbicara panjang lebar.

Setelah Jaemin mengantarkan Heejin kerumahnya. Sebuah mobil sport dengan sembarangan berhenti tepat di depan Jaemin.

Manik hitam itu menangkap dengan jelas sosok Jeno yang keluar dari dalam mobil. Jaemin terperangah, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya. "Aku bahkan tidak punya sepeda motor, dan k-kau mengendarai mobil sport?!"

Jeno mengabaikan pertanyaan konyol yang tertuju padanya. Dia berjalan mendekat dan mencengkram pergelangan tangan Jaemin, memaksanya masuk kedalam mobil.

Jaemin merasa sedikit nyeri karena genggaman Jeno begitu kuat. "Sakit!! Apa yang kau inginkan? Kenapa kau bisa berada disini?"

Jaemin bahkan berani bersumpah kalau Jeno semakin mempererat genggamannya.

Jaemin telah berada di dalam mobil. Memandang Jeno yang sibuk memasangkannya sabuk pengaman padanya dan menutup pintu mobil dengan kencang. Sosok itu berjalan memutar, duduk dibalik kemudi dan memacu mobilnya tanpa ada sepatah katapun yang keluar. Jaemin hanya diam. Menunggu dan membiarkan Jeno mengemudi. Sunyi.

[✔️] Boyfriend | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang