56. Rumah Nenek (Part 2)

10.3K 1.4K 659
                                    

Hm... hm... hm...




















🔞🔞🔞




Di malam hari, Kakek pulang ke rumah setelah selesai bermain kartu dengan teman-temannya di desa sebelah. Dia pulang dengan wajah gembira.

"Jaemin, Kakek tidak menyangka baru beberapa bulan kita tidak bertemu kau sudah tumbuh sebesar ini!" Kakek memberikan tepukan di punggung Jeno.

Nenek Jaemin yang melihat kalau Kakek salah mengenali cucunya pun mulai mengomel.

"Itu teman Jaemin, sepertinya pandanganmu benar-benar sudah bermasalah. Itu Jaemin yang berdiri dibelakangnya."

Setelah diomeli seperti itu, Kakek Jaemin baru menyadari bahwa cucunya sedang berdiri diam di belakang tubuh Jeno.

"Ah! Kakek tidak melihatmu tadi."

Jaemin mengerucutkan bibirnya.

"Halo Kakek! Saya Jeno. Kakek kelihatannya habis menang bermain kartu, Kakek terlihat senang."

"Ah... hanya sedikit. Hanya 200ribu Won." Kakek tambah tersenyum lebar.

"Hanya mendapat 200ribu Won sudah membuat Kakek begitu bahagia seperti ini?" ucap Jaemin dengan nada terkejut. Kakek pun memberikannya tatapan tidak senang.

Jeno segera mengeluarkan amplop tebal dari dalam kantongnya.

"Maaf saya tidak sempat membawakan apapun untuk kalian berdua. Kakek, Nenek, ini ada sedikit uang, saya harap Nenek dan Kakek mau menerimanya."

"Ah... ini terlalu banyak, kami tidak bisa menerimanya."

"Ini tidak seberapa. Ini hadiah dari saya. Jika Kakek dan Nenek tidak mau menerimanya, saya tidak akan merasa nyaman menumpang disini."

Setelah berusaha untuk membujuk Kakek dan Nenek, akhirnya mereka berdua menerima uang pemberian Jeno. Mereka bahkan memperlakukan Jeno lebih baik setelahnya dan meninggalkan Jaemin sendirian. Terabaikan.

Jaemin sempat berpikir, "Ada apa ini?! Ini rumah ku, bukan Jeno. Dasar iblis!!"

Selesai makan malam, Nenek menyiapkan air panas untuk Jeno dan Jaemin mandi. Jaemin terlihat sedang menghembuskan udara dingin di atas kaca jendela, lalu dia berbalik menatap Jeno.

"Udara disini sangat dingin saat malam hari. Mereka bahkan belum memiliki pemanas air. Bagaimana aku bisa mandi? Aku tidak menduga kalau masih ada tempat yang begitu terpencil seperti ini."

"Bukankah kau juga berasal dari daerah ini?"

"Jangan memotong saat aku sedang berbicara."

Terdengar suara Nenek yang memanggil mereka untuk mandi. Jaemin tidak ingin mandi pertama, dia pun mendorong Jeno keluar kamar.

"Kau saja duluan. Lalu katakan padaku bagaimana di luar saat kau selesai mandi nanti. Jika sangat dingin, aku tidak akan mandi."

Jeno tidak ingin meributkan hal sepele dengan Jaemin. Dia segera mengambil pakaian bersih miliknya lalu mengikuti Nenek ke kamar mandi. Kamar mandi di rumah Nenek Jaemin merupakan ruangan yang tidak memiliki atap di bagian atasnya. Sehingga udara dingin dari luar bisa langsung masuk ke dalam saat mandi.

Setelah setengah jam kemudian, Jeno menyelesaikan mandinya. Ekspresi di wajahnya terlihat biasa-biasa saja. Kini dia sedang sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Jaemin segera berlari menghampirinya. "Bagaimana? Apa sangat dingin?"

"Tidak begitu dingin. Hanya ketika aku melepaskan baju saja terasa sedikit dingin, setelah beberapa saat akan hangat." Jeno terlihat berbicara dengan nada biasanya.

[✔️] Boyfriend | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang