Pada akhirnya Nenek meminjam sebuah tempat tidur pada tetangga sebelah rumahnya. Dan mereka berdua menggunakan tempat tidur itu selama empat hari yang tersisa.
Saat akan kembali ke kota, Jaemin merasa berat untuk meninggalkan tempat yang telah memberikan mereka berdua banyak kenangan indah.
Ketika menunggu Bis, Jaemin berkata pelan pada Jeno. "Jeno...bisakah kita tinggal lebih lama? Sangat berat meninggalkan kehidupan di pedesaan yang indah seperti ini."
"Kau mengatakan 'tempat yang bahkan burung saja tidak ada yang bertelur' sebagai tempat yang indah?"
"Bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Aku sungguh merasa berat untuk meninggalkan tempat ini."
Tetapi ketika Jaemin sudah berada di rumah, dia dengan mudah sudah melupakan mengenai kehidupan di desa yang katanya indah itu. Karena setiap malam, Lucas dan teman-temannya selalu mengajaknya keluar untuk bersenang-senang.
Saat Jaemin sedang sibuk belajar dulu, Jeno sangat ketat mengawasinya sehingga teman-temannya tidak ada yang berani untuk mengajak Jaemin keluar.
Tetapi sekarang Jaemin masih memiliki sisa waktu liburan yang cukup panjang di rumah. Mereka pun lebih berani untuk mengajaknya bermain keluar.
Jaemin yang sudah lama tidak bermain keluar dengan teman-temannya pun juga terlihat lebih berani. Setiap malam mereka akan pergi untuk makan atau karaoke. Mereka semua menikmati liburan yang tersisa.
Malam itu Jaemin sedang berada di tempat karoke dengan teman-temannya. Tiba-tiba ponsel Jaemin berdering. Begitu melihat bahwa Jeno lah yang menelponnya, Jaemin segera bersembunyi di toilet untuk menjawab panggilan telpon.
"Halo."
"Dimana kau?"
Jaemin nyaris saja melompat panik, tetapi dia masih berusaha untuk mengontrol emosinya. "Aku sedang dirumah, tidur. Aku menunggumu menelpon atau mengirimiku pesan"
"Sungguh?"
"Tolong percayalah padaku."
"Aku peringatkan kau Na Jaemin, jangan bertingkah bodoh di luar. Aku dengar dari Nancy beberapa hari ini kau sering keluar malam untuk bersenang-senang dengan temanmu. Bermain untuk satu atau dua kali tidak masalah, tapi jika kau terus pergi keluar setiap malam—-jangan salahkan apa yang akan aku lakukan padamu nanti."
'Si tukang gosip Nancy!' Gerutu Jaemin.
"Jeno, kenapa kau mendengarkan Nancy? Kau harusnya percaya padaku."
"Aku harap aku benar karena mempercayaimu." Jeno memutuskan sambungan teleponnya.
Jaemin terlihat menjulurkan lidahnya kearah ponselnya. Jaemin sudah berencana untuk memanfaatkan waktu liburannya yang tersisa sebelum kelas dimulai.
Saat Jaemin kembali ke dalam ruangan karaoke, disana sudah terlihat beberapa gadis yang sekelas dengannya. Jaemin pun mengambil tempat duduk di sebelah Lucas.
"Kenapa mereka bisa ada disini?"
Kita semua adalah teman sekelas, jadi aku mengajak mereka untuk ikut bersenang-senang bersama."
"Jika Jeno tahu, aku bisa mati!"
"Dia tidak akan tahu. Tidak mungkin kebetulan seperti itu akan terjadi. Lagi pula kami tidak menyuruhmu untuk melakukan hal aneh. Kenapa kau begitu khawatir? Kecuali jika kau memang berniat untuk melakukan sesuatu..." Lucas memberikan senyuman licik pada Jaemin.
Jaemin segera mendorong menjauh wajah Lucas.
"Kau duduk diantara kami. Aku tidak akan membiarkan gadis-gadis itu berada dekat denganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019