Di hari berikutnya.
Di waktu makan siang, seperti biasa Jaemin pergi mengunjungi Jeno. Dan lagi-lagi dia bertemu dengan Shotaro. Jaemin terlihat tidak senang.
"Apa kau tidak pergi makan siang? Kenapa kau masih disini?!"
Shotaro melipat kedua tangannya di depan, "Seharusnya aku lah yang bertanya seperti itu padamu."
"Kau berani berkata dengan nada seperti itu padaku di hadapan Jeno?! Berhati-hatilah, aku bisa meminta Jeno untuk memecatmu."
Setelah perkataan Jeno kemarin, sepertinya kepercayaan diri Jaemin kini kembali.
"Jeno, kau tidak akan melakukannya kan?" tanya Shotaro.
Kini Shotaro dan Jaemin mengarahkan tatapan mereka pada Jeno. Sebenarnya Jeno ingin menghindari moment seperti ini terjadi, tapi sepertinya dia tidak bisa.
Jeno mulai berpikir cepat. Jika dia tidak memihak Shotaro dengan karakter yang dia tahu, pasti nantinya Shotaro akan mengatakan banyak hal yang tidak akan menguntungkan posisinya di mata Jaemin. Tapi, jika dia tidak membela Jaemin, pasti kekasihnya itu akan terus menyalahkannya sepanjang hari dan akan membuatnya sedih lagi.
Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Jeno menarik Jaemin ke dalam pelukannya.
"Shotaro, berhentilah mengganggu Jaemin."
Jaemin terlihat puas dan menunjukkan pada Shotaro kalau kali ini dirinyalah yang menang.
Shotaro melebarkan kedua matanya. "Baiklah kau serigala busuk, aku sudah mengenalmu sejak lama dan sekarang kau memilih untuk memihak si idiot ini?!"
Jeno menggerakan bahunya. "Memilih cinta dan melupakan persahabatan itu hal biasa."
Shotaro tidak mengatakan apapun lagi. Wajah tampannya terlihat berubah merah karena menahan emosi. Jaemin nyaris saja melompat girang dan menari senang untuk merayakan kemenangannya.
"Bagus, dasar kau pria tidak berperasaan. Aku akan terus mengingatnya. Akan ku beritahukan segalanya tentang kau. Semua hal yang sudah terjadi sejak kita masih kecil. Semua hal memalukan yang pernah kau lakukan dan semua hubunganmu selama ini. Aku akan membocorkan semuanya!"
Jeno sudah menebak sebelumnya kalau Shotaro pasti akan menggunakan cara seperti itu untuk mengancamnya. Tapi dia tidak menduga kalau pria ini akan menggunakannya saat ini juga. Bagaimana mungkin dia akan membiarkan Jaemin mengetahui segalanya? Jeno cepat-cepat mengalihkan pembicaraan.
"Na Jaemin, ini sudah waktunya kau kembali bekerja."
"Kenapa?"
Jaemin sedang ingin tinggal lebih lama di kantor Jeno, tetapi ternyata dirinya sudah diminta untuk kembali bekerja.
Jaemin tidak berani menentang perkataan Jeno, jadi dia beranjak kembali ke tempat dia bekerja. Sebelum Jaemin pergi, dia sempat berbalik lalu menunjukkan wajah konyolnya di hadapan Shotaro. Jaemin bermaksud untuk meledek pria itu. Jika saja Jaemin tidak segera berlari, dia pasti akan mendapatkan sebuah tendangan dari Shotaro.
Di perjalanan menuju kantornya, Jaemin berpikir. "Ada apa dengan rubah itu? Biasanya dia selalu bertingkah seperti pria dewasa, tapi kenapa tadi dia berubah menjadi kekanak-kanakan?"
Sementara itu di dalam kantor, Shotaro terlihat masih tidak bisa menerima sikap Jeno padanya tadi.
🐁🐁🐁
"Jaemin, ternyata kau masih ingat dengan rumah ini? Ketika aku menelponmu, kau selalu saja sibuk. Jika bukan karena kami menghubungi Jeno untuk berkunjung ke rumah, ku rasa kau tidak akan pernah kembali ke sini. Bagaimana bisa kau terus saja menempel pada Jeno?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019