Keesokan paginya, Jaemin sedang terjebak di dalam sebuah kotak. Dia berusaha keluar dari dalam kotak itu, tapi tidak bisa. Jaemin mulai kesulitan bernapas dan nyaris mendekati kematian.
Jaemin bergerak gelisah, kelopak mata yang terpejam kini telah terbuka.
Ternyata hanya mimpi.
Jaemin mengernyit, masih belum sadar sepenuhnya. Dia masih sangat mengantuk.
Saat Jaemin mulai sadar, matanya melebar sempurna saat menemukan sosok yang tidak asing kini berada di atas tubuhnya. Sedangkan Jeno semakin memperdalam ciumannya di bibir tipis itu.
Tangan Jaemin berusaha mendorong tubuh Jeno.
"Hah... hah... hah... Kau ingin menciumku hingga tewas?" Jaemin mulai mengomel dengan nafas yang tersengal.
"Aku hanya ingin membangunkanmu dengan ciumanku."
Jaemin berbalik membelakangi Jeno kesal. Ingin melanjutkan kembali tidurnya.
"Bajingan busuk!" umpat Jaemin pelan.
"Seperti itu caramu memanggil kekasihmu?"
Jeno mulai memeluk Jaemin dan menciumi tengkuknya. Tangan besarnya telah masuk kedalam baju, meraba tubuh kurus itu. Sementara Jaemin berusaha mendorong tubuh besar di belakangnya agar menjauh.
"Kau binatang! Hari masih pagi dan kau sudah melakukan hal kotor."
Jeno menunjukkan senyum licik. "Kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau katakan."
Setelah itu suara desahan terdengar memenuhi ruangan.
🐁🐁🐁
Setelah beberapa ronde kemudian.
"Kau melakukannya dengan sengaja!" Jaemin menarik selimut sambil menunjuk-nunjuk ke arah Jeno yang sedang berdiri di depan cermin. Pinggangnya sangat sakit karena tertekuk begitu lama. Bagian selatannya bahkan masih terasa sangat perih. Jeno benar-benar mengerjai tubuhnya.
"Ku katakan padamu sebelumnya. Kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau katakan padaku tadi."
"Tidak tahu malu! Iblis!" Jamein terus mengomel sambil mengernyit menahan sakit.
"Kenapa kau masih belum belajar untuk bersikap lebih baik?" Jeno tersenyum licik sekali lagi.
Jaemin berhenti mengomel, yang bisa dia lakukan hanya menggerutu pelan sambil mengenakan pakaiannya.
Tetapi sebenarnya ada yang Jaemin tidak ketahui. Bagi Jeno yang ingin menunjukkan kalau dirinya seorang Seme yang luar biasa, tetap saja bagian bawah tubuhnya juga terasa sakit.
Jeno mengemudikan mobilnya kembali ke rumah orang tuanya. Dia masuk sebentar, berganti pakaian bersih, kemudian keluar menaiki taxi menuju bandara bersama Jaemin.
"Kenapa kau tidak membawa mobil?" tanya Jaemin heran.
"Kau yang ingin mengembalikannya ke rumah?"
"Kau ikut pulang bersamaku?" tanya Jaemin dengan mata yang berbinar.
"Apa yang kau pikirkan? Lagipula, aku biasanya hanya bertemu dengan keluargaku sekali dalam setahun."
Wajah gembira kini berubah. Jaemin terdiam, menatap keluar jendela. Dia merasa bersalah. Jeno tidak bisa menghabiskan waktu bersama orangtua nya karena keegoisannya. Bahkan Jeno hanya bertemu dengan keluarganya setahun sekali. Dan sekarang dia membuat Jeno harus menemaninya pulang.
Kini Jeno juga mengamati jendela, menatap pantulan wajah kecil Jaemin di kaca.
Jeno menggenggam tangan Jaemin dan memberikan cubitan di pipi. "Kau sungguh sedang berpikir bahwa kau memiliki kekuatan untuk membuatku mengikutimu? Aku kembali bukan karenamu. Aku memang sudah berencana untuk pulang hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019