"Tidaaaaakk!! Aku tidak mauuuu!!"
Jaemin tampak sedang memeluk sebuah TV yang menggantung di atas dinding sambil berteriak dengan keras.
"Aku mengajakmu tinggal bersama bukan untuk bersantai-santai! Sana kembali belajar!!"
Jeno menarik Jaemin dari belakang, karena Jaemin yang memeluk TV sangat erat hingga TV itu nyaris saja terjatuh dari dinding.
"Setidaknya biarkan aku selesai menonton episode terakhir."
"Sebaiknya kau mulai menjaga perkataanmu. Aku sudah berpura-pura tidak melihat saat kau menonton TV kemarin malam. Ku pikir kau mungkin butuh waktu untuk istirahat sebentar. Dan kau bahkan berani menonton hingga larut malam!!"
Jaemin kembali memeluk erat TV. "Pliss, sedikit lagi saja! Mereka berdua belum bersama."
"Kau yang memaksa ku." Jeno mulai menggelitiki bagian sensitif Jaemin hingga membuatnya tidak bisa menahan tawa.
Jaemin menggeliat ke kiri dan ke kanan, mulai tertawa dengan sangat keras. Hingga Jaemin sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk memeluk TV dan kemudian melepaskannya.
"Berhenti menggelitiki ku! berhenti-—hahaha... hahah..."
Jeno kemudian menunduk dan membopong tubuh Jaemin di bahunya. Kepala Jaemin terayun-ayun naik dan turun di punggung Jeno.
"Tuan!! Tolong jangan jual aku ke rumah bordil. Aku sudah kehilangan keperjakaanku. Aku tidak akan terjual dengan harga mahal! Tuan tolong lepaskan aku! Tempat itu sangat menyeramkan, aku takut gelap."
"Kau masih bisa berakting?"
Jeno merasa kalau Jaemin sudah bertindak berlebihan, bahkan berani menonton TV hingga larut malam. Ditambah buku pelajarannya yang selalu berada di halaman 10, yang mana tiga hari lalu juga berada dihalaman 10. Jeno memutuskan bahwa Na Jaemin perlu diberi sedikit pelajaran.
Dia sudah berusaha begitu keras untuk membantu Jaemin berubah, tetapi sepertinya Jaemin tidak pernah bisa bersikap serius. Seperti soal cermin iblis, lalu pelajaran menari, kemudian diet. Jaemin benar-benar tidak bisa melihat bagaimana Jeno berkorban demi membantu Jaemin.
Tubuh kurus itu dilemparkan ke atas kursi di ruang belajar. Jaemin meremas-remas bajunya.
"Tolong jangan tuan. Jika nyonya melihat kita, itu tidak akan baik."
Akting Jaemin semakin memancing emosi Jeno. "Sepertinya selama ini aku sudah terlalu memanjakanmu!"
Jeno berjalan menuju kamarnya, sedangkan Jaemin sedang melamun memikirkan sebuah adegan yang membuatnya merona. Jaemin menebak bahwa Jeno pergi kedalam kamarnya untuk mengambil 'tube kecil', itu sebutan Jaemin untuk sebotol pelumas miliknya dan Jeno.
Sebelumnya mereka sudah pernah melakukannya diruang tamu dan sekarang mereka akan melakukan 'itu' diruang belajar? Lain kali mungkin saja akan mereka lakukan di dapur...hahahaha...Jeno sungguh sangat sesuatu....
Ketika Jaemin sedang sibuk dengan bayangannya sendiri, Jeno kembali ke dalam ruang belajar. Tangan Jeno tidak sedang memegang 'tube kecil '. Tetapi dia malah sedang membawa empat buah dasi. Dia meraih dan kemudian mengikat Jaemin menungging di atas kursi, membelakangi Jeno. Jaemin mulai meronta.
"Apa yang kau lakukan? Jeno...?"
Jeno tidak menjawab, lalu dia menurunkan celana Jaemin hingga celana pria itu merosot di mata kaki. Pantat putih mulus milik Jaemin kini terlihat dengan jelas dengan posisi menungging.
"Aku akan pergi belajar sekarang, sungguh!! Aku tidak akan pernah mengulanginya lagi!!"
Jaemin mengerti bahwa Jeno sedang tidak akan melakukan pemanasan. Dia melihat ekspresi wajah Jeno yang terlihat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019