HAPPY NEW YEAR🥳🥳🥳
Jaemin berbalik dan bisa melihat kalau Jeno sedang menatap tajam kearah Renjun. Jaemin tahu dengan baik kalau saat ini Jeno pasti sangat marah. Wajah itu terlihat menyeramkan dan menujukkan kalau dia sedang emosi.
Jaemin segera menepis tangan Renjun yang menggenggam tangannya. Jaemin ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia merasa kalau dirinya tidak melakukan kesalahan apapun kali ini, jadi dia tidak perlu menjelaskannya. Yang dia permasalahkan hanyalah Jeno yang tidak memberitahunya tentang Karina. Apa Jeno merasa bersalah?
Kini Renjun juga menatap tajam kearah Jeno.
"Aku menyukai Jaemin. Aku sudah menyatakan perasaanku padanya beberapa hari lalu. Dia sekarang sedang mempertimbangkannya. Aku harap kau tidak menyalahkan Jaemin."
"Kau sudah mengatakan padanya sejak beberapa hari yang lalu?"
Jeno dengan ekspresi dingin beralih menatap Jaemin, dia sedang mencoba mencari penjelasan.
Jaemin menundukkan kepalanya. Kenapa? Yang Jaemin inginkan hanyalah agar masalah dengan Renjun ini tidak mengganggu rencana mereka berdua, tetapi Renjun malah membuatnya terdengar seperti sudah melakukan sebuah kesalahan besar. Seharusnya bukan seperti ini.
"Aku menyukai Jaemin, lebih dari kau menyukainya. Dan juga lebih lama daripada kau." Lanjut Renjun.
Jeno menggeretakkan gigi-giginya, kini dia terlihat semakin marah. Hatinya terasa sakit. "Wtf! Siapa kau bisa mengatakan seberapa banyak aku menyukainya?"
"Yang kau lakukan selama ini hanyalah menguasainya. Kau pikir hal seperti itu bisa disebut cinta? Kau sama sekali tidak mencintainya."
"Aku tidak butuh kau untuk mengguruiku soal cinta." Ekspresi di wajah Jeno terlihat semakin tidak bagus.
Sedangkan Renjun masih belum menyerah juga. Renjun sudah bertekad untuk menyatakan perasaanya pada Jaemin. Kali ini dia sungguh-sungguh akan memperjuangkan perasaannya.
"Renjun, bisakah kau pergi sekarang? Aku ingin menanyakan sesuatu pada Jeno."
Di dalam pikiran Jaemin hanyalah mengenai Jeno dan Karina, dia sedang tidak bersemangat untuk mendengarkan Renjun berbicara mengenai cinta.
"Aku tidak akan pergi. Hari ini kita bertiga ada di sini, mari selesaikan semuanya."
Jeno mengeluarkan sebatang rokok terakhir miliknya dari dalam kantong, dia meremas wadah kosong dan membuangnya ke lantai. Kini Jeno bersandar di dinding sambil menghisap rokok miliknya. Dengan ekspresi dingin, ia menatap ke arah Renjun.
"Apa yang ingin kau bicarakan? Kau pikir Jaemin akan merasa lebih baik jika dia bersama denganmu?"
"Ya, selama ini yang kau berikan padanya hanyalah koneksi yang bagus dan uang. Na Jaemin, aku akan bekerja keras. Jika hanya hal seperti itu, aku juga bisa memberikannya untukmu."
Jaemin merasa tersinggung dengan perkataan Renjun.
"Jadi kau pikir itu semua alasanku bersama dengan Jeno? Kau pikir pria seperti apa aku ini? Hanya karena uang? Koneksi yang bagus? Kau sama sekali tidak mengerti apapun Renjun, jangan sembarangan bicara. Aku selalu menganggapmu sebagai temanku. Jika kau terus bersikap seperti ini, aku rasa kita berdua tidak bisa lagi menjadi teman."
"Apa bagusnya orang seperti dia?" Renjun masih belum ingin menyerah. Jika hanya karena beberapa patah kata penolakan dari Jaemin bisa membuatnya menyerah, maka tidak mungkin hampir empat tahun lamanya dia bisa menyukai Jaemin.
"Orang sepertiku mendapatkan cintanya. Dan orang sepertimu yang hanya penuh dengan kenyamanan dan kata-kata cinta, tidak bisa mendapatkan apapun." Jeno berjalan mendekat kearah Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Boyfriend | Nomin
Fanfiction[ R E M A K E ] ❝ Kisah klasik Na Jaemin, sang drama queen yang berusaha menarik atensi Lee Jeno dengan segala tingkah konyolnya.❞ ⚠️bxb ʟᴇᴇ ᴊᴇɴᴏ ✖️ ɴᴀ ᴊᴀᴇᴍɪɴ ғᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ { Start: 04-07-19 } { Finish: 05-01-21 } piceboo & angelina, 2019