Seorang anak laki-laki sedang berdiri sambil memegang koper di bandara. Ditengah keramaian dan kesibukan aktivitas bandara terlihat ia sedang serius memainkan ponselnya sambil menunggu seseorang.
"Rayyan" seseorang telah memanggil namanya. Yaa anak itu bernama Rayyan, dia pemuda berumur 16 tahun. Nampaknya ia baru saja melakukan perjalanam jauh.
"Papa" Rayyan menoleh, "lama banget sih.."
" lama ya??, maafin papa ya" Gris papa Rayyan pun minta maaf telah membuat anaknya menunggu. Ia memeganh kepala putra kesayanganya itu.
"Yaudah gapapa, ayo pa!!" Rayyan menarik tanhan papanya dan melangkah maju
"Awas nyasar lo," Gris menarik tangan Rayyan sambil bicara melayangkan senyuman.
"Apaan si pa,,, Ray udah gede kali" Rayyan mendesis kesal dengan papanya yang masih saja menganggapnya anak kecil.
"Anak papa memang sudah besar, persis seperti papa waktu muda dulu hehe"
Gris menepuk pundak Rayyan dan melayangkan senyuman hangat. "Ayo kita sudah ditunggu taksi,""Kita naik taksi pa?" raut wajah Rayyan langsung berubah..
"Iya dong"
Gris menarik tangan Rayyan. Terlihat raut wajah tak nyaman dari putranya sepertinya rasa takut masih menghantui anak itu "Udah nggak apa-apa, kan ada papa disini"Rayyan tersenyum samar. "Im fine papa, Ray berani kok." kemudian ia memegang tangan papa nya. Gris pun menggenggam tangan anaknya yang terasa dingin itu.
Didalam taksi mereka berbincang tentang kota ini, kota Jakarta. Setelah sekian lama akhirnya mereka menginjakan kaki lagi di kota ini. Sudah hampir 5 tahun Gris memboyong keluarganya pergi ke luar negri. Ini kali pertama ia pulang bersama putranya yang biasa disapa Ray itu.
"Udah lama ya kita nggak kesini" Gris menyandarkan tanganya ke pundak Ray. Ia mencoba mencairkan suasana agar Ray tak terlalu tegang. Karna beberapa tahun sejak kepindahan mereka Ray agak sedikit berbeda.
"Iya pa,, Ray udah kangen banget.. Coba aja mama bisa ikut"
"Kapan-kapan kita ajak mamamu"
"Paaa"
Ray memanggil Gris dengan serius."Kenapa Ray? Kamu lapar?"
Gris mencoba menanyakan keinginan Ray. Barangkali putranya itu ingin makan."Bukan pa, bukan itu" Ray menggeleng seperti ada keinginan yang ingin ia sampaikan pada papanya.
"Terus apa? Ngomong dong"
"Ray boleh nggak tinggal disini agak lama, sekalian liburan lah pa"
Gris terdiam.. Permintaan Rayyan terlalu berat ia kabulkan. Bukan apa-apa banyak pertimbangan dan kekhawatiran yang mendalam di benaknya. Namun setelah mempertimbangkan agak lama dan meminta izin pada istrinya akhirnya dengan berat hayi ia membolehkan Rayyan untuk tinggal agak lama di Jakarta. Meskipun ia tidak bisa menemaninya karna harus kembali pulang setelah urusanya selesai.
Setelah mengurus segala keperluan Rayyan dan menyewakan mobil untuknya akhirnya Gris mengantarkan Rayyan ke rumah teman smp anaknya dulu. Kana Rayyan minta diantarkan kesana.
Sampai di tempat tujuan betapa terkejutnya Aldo setelah melihat Ray..
"Ray,,, ini beneran lo?? Gue nggak salah liat kan??," Aldo memeluk tubuh Ray dengan haru. Sudah sekian lama ia berpisah dengan Ray.. Akhirnya ia bisa bertenu kembali dengan teman masa kecilnya itu.
Aldo adalah sahabat Rayyan.."Iya Do masa lo lupa.. Ini gue Ray"
Rayyan menepuk pundak Aldo. Mereka saling melepas rindu sekian lama tak bertemu. Begitu senangnya Aldo karna Ray akan tinggal dirumahnya agak lama..
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back (KARAY)
RomanceKhayana Syakir : NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA "Kenapa dunia ini begitu sempit? Kenapa harus dia?" Seharusnya aku bunuh dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tapi kenapa? Kenapaaa.. Kenapa? Kenapa aku begitu bodoh. AKU HARUS BALAS DENDAM." Rayyan Kh...