Seseorang telah menepuk pundak Khayana, membuatnya tersentak kaget lalu menoleh kebelakang.
Seorang laki-laki berpakain setelan jas serba hitam berdiri dihadapannya dengan wajah tertutupi oleh topeng joker. Tangan kanannya melingkar kebelakang seperti menyebunyikan sesuatu yang besar didalam plastic polos berwarna putih.
"...." Khayana mematung ditempatnya. Ia tidak bisa bicara apa-apa lagi. Rasanya ingin lari, tapi kakinya terkunci tak bisa digerakkan lagi.
Laki-laki itu mulai mengeluarkan sesuatu ditangan kanannya dan membuka pembungkus plastic besar yang tidak transparan itu. mata Khayana masih membulat sepertinya lupa caranya untuk berkedip. Ia terus memperhatikan apa yang dilakukan laki-laki itu. perlahan benda itu mulai terlihat dari bawah hingga keatas saat penutupnya telah tersingkir sempurna dan dihempaskan sembarang oleh pemiliknya.
"tadaaa." Ucap laki-laki itu memberikan kejutan. Benda yang dibawanya adalah boneka Tedy Bear yang besarnya setengah dari badannya. Sementara Khayana tak mampu berkata-kata apa-apa lagi. Matanya mulai memanas dengan air mata yang sebentar lagi akan jatuh.
Laki-laki misterius itu adalah Rayyan. Rayyan mulai membuka topeng jokernya hingga wajahnya terlihat dengan jelas. "maafin aku sayang." Rayyan menyerahkan boneka Tedy Bear yang dipegangnya.
Air mata Khayana sudah tidak bisa dibendung lagi. Tangisannya pecah bersama debaran haru serta pelukan hangat Rayyan yang mulai merangkul raganya yang kini tengah mematung.
"aku tau aku salah, tolong maafin aku. Aku janji nggak akan mengulangi kesalahan itu lagi. Jangan tinggalin aku Khayana." Rayyan memohon pada kekasihnya. Sungguh tidak ada yang lain selain Khayana didalam hatinya. Rayyan sadar ia sudah melakukan kesalahan besar karena membuat Khayana terluka. Ia meremehkan sebuah permainan Dare or Dare dengan chalance mencium gadis lain yang tentu saja akan mebuat pasangannya terluka. Gadis mana yang rela jika kekasihnya mencium gadis lain selain dirinya.
Rayyan melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Khayana. Gadis itu masih sesenggukan menahan tangisan. Rayyan mengusap pipi lembut itu yang basah karena air mata. Ia menatap lekat wajah Khayana dan mencium singkat dibagian kanannya.
Mata Khayana membulat sempurna. Ia masih tidak percaya apa yang barusan terjadi. Jantungnya berdegup sangat kencang. Tidak disangka jika Rayyan bisa bersikap seromantis itu.
Khayana mencari kebohongan didalam Rayyan, namun ia tak menemukan itu sedikitpun. Hatinya mulai meluluh, ciuman itu begitu tulus dan lembut. Siapa yang tidak luluh diperlakukan seperti itu?
"kamu mau kan maafin aku?" pinta Rayyan sekali lagi.
Tanpa sadar Khayana menganggukkan kepalanya pelan. Membuat Rayyan kembali tersenyum ceria dan memeluknya erat-erat. "jangan tinggalin aku." Itulah kalimat permintaan terakhir yang membuat hati Khayana bergetar dan larut dalam suasana. Ia membenamkan wajahnya kedalam pelukan Rayyan yang penuh kehangatan.
"aku bawain pak Tedy buat kamu." Kata Rayyan setelah melepaskan pelukannya. Ia mengangkat boneka besar itu dan diserahkan kepada Khayana. Khayana menerimanya dengan senang hati.
"kamu jahat. Kamu bikin aku jantungan tau nggak." Ucap Khayana yang berhasil membuat Rayyan tertawa. "aku pikir kamu penculik."
"iya aku memang culik sopir kamu, dan aku ganti dengan yang ini." jawab Rayyan sambil menunjuk boneka di tangan Khayana.
"ish kamu." Khayana memukul ringan lengan Rayyan. "kamu kemanain pak Tedy."
"ada deeh.. ayo pulang." Rayyan menggandeng Khayana dan membukakan pintu mobil. Merekapun pulang bersama.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back (KARAY)
RomanceKhayana Syakir : NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA "Kenapa dunia ini begitu sempit? Kenapa harus dia?" Seharusnya aku bunuh dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tapi kenapa? Kenapaaa.. Kenapa? Kenapa aku begitu bodoh. AKU HARUS BALAS DENDAM." Rayyan Kh...