chapter 27

15 2 0
                                    

Kay bernafas lega. Tangannya mengelus dadanya. Setelah turun dari anak tangga. Nafasnya agak sedikit sesak saat ia selesai menuruni anak tangga. Ia menoleh kebelakang takut Rayyan mengikutinya. Namun taka da Ray dibelakang.

Syukurlah,

"akhirnya bebas."

Sekarang ini ia merasa tidak tenang setiap Rayyan mendekatinya, terutama saat disekolah. Apalagi Rayyan dengan terang-terangan memamerkan kedekatan jarak mereka didepan semua orang. Itu membuat Kay semakin tidak nyaman.

Terlebih sejak kejadian tadi. Bagaimana bisa Rayyan bicara seperti itu. Menyebutnya 'calon istri' apa-apaan!!.. sudah gila mungkin.

Kay terus berjalan menuju tempat parkir dengan mengendap-endap seperti maling.

"udah aman dari Rayyan.. huhh" ucapnya lega.

"kata siapa? Lo nggak bisa lari dari gue."

Kay menegang ia tahu itu pasti Rayyan. Ia pun menghentikan langkahnya dan mematung ditempatnya.

Langkah kaki itu semakin mendekat kearahnya. Dengan jelas suara hentakan sepatu itu makin terdengar dengan langkah santainya.

"lo nggak bisa lari dari tanggung jawab gitu aja." ucap Rayyan yang sudah menghentikan langkah kakinya itu. Dengan santainya Rayyan menyender di sebuah mobil yang terparkir dibelakangnya.

Kay menelan salivanya. Kali ini ia benar-benar takut. Dengan pelan Kay membalikan diri menolehkan wajahnya kearah Ray.

Ternyata Ray sudah tepat didepannya. Bahkan jarak mereka sangat dekat. Bingga kepala Kay dapat menyenggol dagu Rayyan. Membuatnya menunduk tak berani menatap orang didepannya itu.

Ray terkekeh melihat cewek setinggi dagunya itu. Ia mendongakan dagu kay yang masih tertunduk lesu.

Kay tidak tahu lagi harus berkata apa? Semua usahanya menghindari Rayyan sudah gagal. Rayyan selalu bisa menemukannya dimanapun ia sembunyi. Ia mencoba mengalihkan pandanganyya kearah lain. Namun kedekatan matanya dengan wajah Rayyan tak bisa membuatnya menolak melihat wajah itu. Tatapan mata Rayyan seperti sangat menyeramkan baginya.

"jujur gue nggak nyangka, lo bisa bolos karna gue"

Meski terdengar santai. Tapi entah kenapa Ray seperti sedang mengintimidasinya.

Kay hanya diam. Seperti seorang bocah yang baru berbuat kesalahan dan dimarahi orang tuanya.

"udah bisa nakal ya sekarang!!" Ray mencubit pipi Kay yang sudah memerah itu.

"sory Ray. Gue lagi buru-buru." Ucap Kay dengan nada bersalah.

"buru-buru jemput bunda? Hhh" tanya Rayyan dengan nada mempermainkan.

Kay hanya bisa diam dan mengigit bibir bagian bawahnya.

"lo bahkan bohongin sahabat lo gara-gara gue?"

Ray menggelengkan kepaalanya pelan.

Mata Kay terlihat sayu dan berkaca-kaca.

Rayyan hanya tertawa geli melihat ekspresi Kay yang seperti ingin menangis itu. "jangan nangis gue nggak bakal kasian!"

Seketika air mata Kay tak terasa sudah menetes tak terasa. Tangisnya tak terbendung lagi setelah mendengar perkataan Rayyan.

"aku nggak suka kamu nakal gitu!! Apalagi sampai bolos.." tatapan Rayyan tajam kearah Kay saat ini matanya melirik kearah lain sesekali. Membuat Kay makin merasa bersalah dan tak dapan bicara. Memangnya apa yang dilakukanyya? Ini memang gila, dan ini semua gara-gara Ray. walaupun memang sebentar lagi sudah waktunya pulang, tapi tetap saja itu menyalahi aturan. "kita bolos sama-sama, " ucap Ray sambil menggenggam tangan Kay.

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang