Rangga mendorong tubuh Aldo kuat-kuat. Ia memandang Aldo yang mencoba untuk bangun dan dibantu oleh Dinda.
"pengecut kalo lo lawan perempuan, wajar aja dia marah saat tiba-tiba lo gantiin posisi dia jadi fokalis tanpa persetujuan dia dulu."
Aldo Nampak membenarkan bajunya, ia membuang pandaangannya keaarah lain.
Tak disadari air mata Kinan sudah berjatuhan ke pipinya. Ia mendorong Aldo dan memberikan perlawanannya. Meskipun Aldo bisa saja melawan Kinan namun Aldo hanya diam saja saat Kinan memukul dan memakinya.
"pengecut.. kenapa lo diem aja hah? Lawan gue ayoo lawan!!"
"gue nggak mau rebut Nan, ini udah keputusan sekolah."
"tapi karena usulan dan persetujuan lo kan?"
"kalo iya emangnya kenapa?" kali ini Dinda yang bicara.
"gue nggak ngomong sama lo pelacur.. ini urusan gue sama si pengecut."
"udah Nan cukup! Berhenti lo ngomongin Dinda kayak gitu." Ucap Aldo yang tak terima dengan ucapan Kinan yang menyebut Dinda pelac*r.
"do udah, lebih baik lo pergi dari sini!" ucap Rayyan yang baru saja datang saat diberitahu oleh rekannya Boy.
Rayyan tidak mau suasana menjadi semakin keruh, ia tahu betul bahwa Kinan dan Aldo sangat akrab. Ini hanyalah kesalahpahaman saja. Ray tidak mau hubungan mereka jadi renggang hanya karena permasalahan ini.
Aldo pun menuruti perkataan sahabatnya. Ia keluar dari ruangan itu diikuti oleh Dinda.
Tangisan Kinan masih belum berhenti, dirinya masih belum terima dengan keputusan pihak sekolah yang menggantikannya dengan Dinda untuk mengikuti lomba itu. ia tidak perduli lagi dengan orang-orang disekelilingnya. Khayana terus menenangkan Kinan yang menangis. Ia berusaha membuat Kinan berhenti menangis bersama Milea.
Satu persatu orang diruangan itupun pergi. Hanya tersisa Kinan bersama dua orang teman perempuannya dan juga Rayyan yang masih berdiri agak jauh dibelakang mereka.
Saat tangisan Kinan tak kunjung selesai membuat dua orang disampingnya kewalahan menenangkannya. Rayyan memberikan sebotol air mineral yang ia beli di kantin tadi sebelum dirinya keruangan itu.
"nih lebih baik lo minum dulu biar sedikit tenang." Ucap Rayyan.
Khayana langsung menoleh kearah Rayyan yang menyodorkan sebotol air mineral kepada Kinan. Ia langsung membuang pandangannya kearah lain saat diketahuinya orang itu adalah Rayyan. Ia menghela nafas. Baginya itu hanyalah jurus seorang laki-laki yang ingin menembuhkan luka hati. "modus."
Akhirnya Milea yang mengambil botol itu dan membukakannya untuk Kinan. "minum dulu Nan."
Kinan meraih air mineral itu lalu menegaknya sampai setengah. Tangisannya kini sudah berhenti, ia bisa sedikit tenang. "makasih Ray."
"sama-sama." Jawab Rayyan yang sudah mau pergi.
Kinan manatap dua orang yang ada didepannya, yaitu Rayyan dan Khayana. Ia menoleh secara bergantian kearah dua orang itu sambil mengamati raut wajah mereke.
"kok kalian diem-dieman sih?" tanyanya heran.
Baik Khayana maupun Rayyan tak menjawab pertanyaan itu. mereka saling diam. Rayyan sebenarnya ingin bertanya kepada Khayana, namun ia merasa canggung. Karena setelah pertemuan terakhir mereka ditaman itu, dirinya tidak pernah bertemu lagi dengan Khayana. Bukan karena ia tak mau menemui Kay, tapi Khayana yang selalu menjaga jarak dengan dirinya. Rayyan mengerti alasan Khayana menghindarinya itulah sebabnya Rayyan lebih memilih diam.
"kalian lagi berantem?" tanya Kinan yang selalu penasaran dengan hubungan mereka. Bahkan ia sudah melupakan masalahnya soal musik. "kalian musuhan? Lo nggak nyuruh pacar lo bareng gitu?" pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan oleh Kinan.
"NGGAK."
Khayana dan Rayyan menjawab secara bersamaan.
Milea dan Kinan langsung melirik keduanya. Mereka saling bertatapan seolah dalam benak mereka mengutarakan banyak pertanyaan. Ada apa dengan pasangan yang sangat serasi ini?
"KALIAN UDAH PUTUS?" Tanya Milea dan Kinan bersamaan pula.
"NGGAK."
"IYA."
Lagi-lagi Rayyan dan Khayana menjawab secara bersamaan dan kali ini dengan jawaban yang berbeda. Ray menjawab tidan, dan Kay menjawab iya.
"jadi yang bener yang mana?" tanya Kinan. Ia benar-benar sudah melupakan masalah hidupnya sementara.
Khayana membuka mulutnya, ia menoleh kearah Rayyan. "."
"maaf gue harus pergi nemuin Aldo." Rayyan langsung pamit untuk pergi menemui Aldo. Ia tidak sanggup mendengarkan Khayana menjelaskan kepada temannya tentang hubungan mereka. Sebenarnya Rayyan ingin sekali mengatakan bahwa hubungan mereka masih berjalan, mereka tidak putus karena baik dirinya maupun Khayana tidak pernah mengucapkan kata-kata itu. namun dirinya sadar bahwa Khayana saat ini tidak mungkin mengiginkan itu.
"apa Kay?" tanya Kinan.
"gue ke toilet dulu." Khayana langsung pergi. Ia tidak sanggup menjelaskan kepada Kinan tentang hubungan mereka. Apalagi jika harus menjelaskan permasalahan yang sebenarnya. Ia langsung lari ke toilet wanita dan masuk mengunci dirinya sendiri didalam. Ia tak tahan lagi menahan jatuhnya cairan bening di matanya itu. semuanya begitu sulit untuk diterima.
"gue benci sama lo Rayyan."
Saat tangisannya pecah didalam ruangan itu tiba-tiba ada suara langkahan kaki yang sepertinya tidak sengaja menabrak sesuatu. Membuat Khayana kaget dan diam untuk meredam tangisannya ia berusaha agar orang itu tidak mendengar suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back (KARAY)
RomanceKhayana Syakir : NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA "Kenapa dunia ini begitu sempit? Kenapa harus dia?" Seharusnya aku bunuh dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tapi kenapa? Kenapaaa.. Kenapa? Kenapa aku begitu bodoh. AKU HARUS BALAS DENDAM." Rayyan Kh...