chapter 26

18 2 0
                                    

Kay masih melamun dikelasnya. Bahkan ia tak memperdulikan suara guru yang sedang menjelaskan saat ini.

Pikirannya hanya ada Rayyan. Dimana hari ini ia sudah dibuat malu olehnya. Sejak pagi tadi saat keluar rumahnya sampai jam istirahan ulah Rayyan selalu bisa membuatnya tak habis pikir.

Apa mungkin Rayyan memiliki maksud tertentu? Atau hal yang lain? Apakah yang difikirkannya saat ini benar? Ini memang bukan pertama kali Rayyan bersikap manis padanya. Bahkan dulu Rayyan lebih sering bersamanya. Tapi entah kenapa setelah sekian lama tidak bertemu Ray, ia terasa kaku dan canggung dengan semua perhatian itu. Seperti sedang bersama orang yang baru dikenalnya saja.

Kay memang sangat berhati-hati kalau sudah berurusan dengan laki-laki. Bahkan ia cenderung memilih cuek. Ia tidak mau jika kejadian seperti sebelum-sebelumnya terjadi lagi. Baginya sudah cukup itu semua dijadikan sebagai pelajaran. Ia tidak mau menambah masalah baru lagi. Apalagi Rayyan masih ada kaitannya dengan semua yang telah terjadi. Ini membuatnya tak mau gegabah.

Disaat Rayyan mendekatinya, entah karna maksud apa. Ataukah masih dengan motiv yang sama seperti dulu? Rayyan kasihan padanya?.. ahh tidak!! Ia sudah tidak mau lagi dikasihani. Ini semua sudah cukup.

"Nann!"

"apa?"

Kay sebenarnya ingin meminta pendapat Kinan tentang Rayyan. Karna Kinan adalah pakarnya dalam urusan cowok. Apalagi yang sedang hangat dibicarakan para perempuan seperti Rayyan sekarang. Dan biasanya nasehat Kinan tidak terlalu buruk untuk dipakai, lumayan lah..

"gak jadi Nan."

Namun Kay mengurungkan niatnya saat mengingat kejadian tadi saat istirahat. Ia tak mau Kinan mulai lagi meledeknya.

"darar lo ya,,," umpat Kinan sambil geleng-geleng dan masih menatap focus kedepan. Mendengarkan penjelasan guru.

Kay mendesah pelan. Untuk apa juga meminta pendapat Kinan. Itu semua hanya akan memperburuk keadaan. Karna mulut jail Kinan tak aka nada habisnya untuk terus mengejeknya.

"kenapa? Nyesel udah nolak Rayyan?" tanya Kinan tanpa menoleh kearah Kay.

Kay menoleh dan menatap Kinan kesal. Inilah yang terjadi jika bicara pada Kinan, buang-buang tenaga. Memancing emosi saja. Batinnya kesal.

"lagian sih lo,, sok nolak segala. Bilang aja lo pengen di tembak Rayyan." Ucap Kinan sambil menatap Kay yang sedang diam. "udah nggak usah bohong lagi, lo kangen Rayyan kan?"

Kay membulatkan matanya. Terlihat sekali saat ini ia sedang panic.

Kinan terkekeh geli melihat Kay yang sedang menyembunyikan kepanikannya. "udah keliatan dari raut muka lo, lo pasti nyesel.. hhhaha"

Kay memurat bola matanya jengah. Ia berusaha tak mendengar Kinan. Dan seolah sedang focus mendengarkan penjelasan tentang pelajaran hari ini yang entah sudah sampai mana guru menjelaskannya ia tak mengerti.

Sementara Kinan terkekeh karna menahan tawanya yang sudah tak bisa dibendung lagi. Kalau saja tidak ada guru dikelas, pastilah ia sudah terbahak-bahak. Menatap Kay geli.

***

"gue duluan ya," ucap Rayyan yang langsung melangkahkan kakinya keluar kelas.

"ehh tunggu Ray," ucap Boy sambil lari menghampiri Ray yang sedang ada di pintu kelas.

"lo mau kemana."

"biasa mau cari matahari."

"matahari?" Boy terlihat heran "matahari apaan?"

"ya matahari gue lah."

"nggak paham gue."

"ck.. tunggu aja nanti juga lo tau."

Boy pun mengangguk meskipun sebenarnya ia tak paham apa maksud Rayyan. "oh ya, jadi nggak kerumah Aldo?" ucap Rangga sambil berbisik.

Ray terdiam seketika. Ia baru ingat bahwa hari ini sudah ada janji kerumah Aldo bertemu Stev.

"iya jadi.. tapi gue agak telat ya." Setelah itu Rayyan beranjak dari tempatnya dengan langkah setengah lari.

"gue duluan." Teriaknya dari luar kelas.

"aneh, pulang duluan tapi dating telat." Boy menggelengkan kepalanya heran. Entah apa yang akan dilakukan sahabatnya itu. Boy pun kembali masuk kelas.

Tujuan Ray saat ini adalah kelas Kay. Yang berada di lantai dua. Ia terus berjalan dengan santainya sambil sesekali bernyanyi-nyanyi kecil.

"Rayyan??"

Kay terkejut saat mendapati Ray sedang berjalan dikejauhan. Kenapa bisa begini? Bahkan ia baru saja ingin keluar kelas agar terhindar dari Rayyan. Ia tau pasti Ray akan datang dan memaksanya pulang bareng, apalagi alasannya sangat kuat. Mobil Ray terparkir didepan rumahnya.

"gawatt.." pekiknya pelah. Ia pun langsung berbalik badan dan berlari kearah belakang. Sepertinya lewat tangga sana lebih aman. Ujarnya.

Sesekali Kay menengok kebelakang. Dan melihat Rayyan yang sudah hampir sampai kelasnya. Dan ia pun mempercepat langkahnya agar tidak dilihat Rayyan.

"dia udah duluan.. katanya mau jemput bunda dikantor." Ucap Kinan yang sedang berada didalam kelas.

"apa??" teriak Ray seperti tak mendengar suara Kinan.

Akhirnya Kinan pun bangkit dan menemui Ray di pintu.

"calon loo, udah pulang duluan. Katanya mau jemput nyokapnya dikantor.." ucap Kinan sambil menyenderkan tubuhnya kepintu.

"wahh.. gue kena tipu!!" Rayyan menepuk keningnya. "udah lama belum perginya?" tanyanya pada Kinan.

"liat aja, siapa yang lebih pinter!!"

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang