"aduh, maaf." Kata Khayana yang tidak sengaja telah menabrak seseorang.
"iya nggak apa-apa kok."
Khayana langsung tertegun. Ia tahu betul suara siapa itu. dan benar saja, Rehan sudah mengambil sebotol minuman yang terjatuh dari tangan Khayana. Membuat Khayana mendongakkan kepalanya keatas dan perlahan mulai berdiri dari posisi jongkoknya.
Tanpa persetujuan Khayana Rehan langsung meneguk minuman ditangannya. "yah habis. Maaf ya, haus banget soalnya." Ucapnya sambil tersenyum menunjukkan deretan giginya yang rapi.
Khayana menggeleng pelan. Laki-laki didepannya ini memang selalu seperti itu jika habis bermain basket. Peluh keringat bercucuran di tubuhnya dan akan merebut minuman Khayana setiap ia berkeliaran di dekat area lapangan basket seperti sekarang ini. "iya nggak apa-apa kok." Jawabnya.
Tiba-tiba ponsel Rehan berdering. Sepertinya ada panggilan masuk.
"diangkat dulu telvonnya!" ucap Khayana yang mendengar suara nada dering itu berkali-kali.
"ini baru mau diangkat. Kamu udah ngingetin aja." jawab Rehan. Ternyata itu panggilan dari rumah sakit tempat mamanya dirawat.
"halo Rehan, ini saya dokter Anton." Suara dokter anton terdengar jelas. Dokter anton adalah dokter yang merawat mamanya dirumah sakit.
"iya dok ada apa?" tanya Rehan. Tidak biasanya dokter Anton menelvonnya saat jam sekolah. "ada kabar apa soal mama?"
"mamamu baik Rehan. Tadi papamu juga datang untuk menjenguk."
"apa?" Rehan langsung menaikkan oktav suaranya. Ada apa papanya datang kerumah sakit? Pikirnya. "kenapa dokter membiarkan papa masuk?" tanyanya kesal.
"papamu sudah meminta izin pihak rumah sakit. Saya tidak mungkin melarangnya. Kamu tenang saja, tuan Rudi tidak akan berbuat macam-macam."
Rehan bernafas lega mendengar semua itu.
"bukan itu yang ingin saya bicarakan Rehan."
"apa dok?"
"kemarin ada orang yang ingin mencari mamamu."
"siapa namanya dok? Mungkin saya kenal, bisa jadi itu adalah orang suruhan papa."
"awalnya saya fikir juga begitu. Tapi dugaan saya salah. Laki-laki itu bilang dia tidak ada hubungan apa-apa dengan tuan Rudi. Dia mengaku mengenal nyonya Rita, namanya Bimo."
"Bimo?" Rehan mengerutkan dahinya, mengingat-ngingat orang yang dikenalnya. Tidak ada nama Bimo didalam daftarnya. Siapa Bimo?
"hah Bimo?" sejak tadi Khayana masih belum pergi. Ia menyimak percakapan Rehan. Entah kenapa Khayana terkejut saat Rehan menyebut nama Bimo.
Rehan mematikan sambungan telvonnya. Ia merasa heran dengan ekspresi Khayana yang terkejut. "kamu kenapa?" tanyanya.
"nggak papa kok." Jawab Khayana kikuk. "tadi kak Re ngobrol sama siapa?" tanyanya.
"oh itu tadi dokter yang rawat mama."
"apa!! mama kak Re udah ketemu?" Khayana terkejut. Terakhir Rehan pernah bercerita jika mamanya menghilang. Ia baru mendengar kalau mama Rehan sudah ditemukan.
"iya Kay."
"waah selamat ya kak, aku ikut senang dengarnya." Khayana bernafas lega. Ia tahu betul jika Rehan sangat merindukan mamanya.
"tapi sekarang mama koma, dan belum sadar-sadar." Ucap Rehan dengan nafas berat.
"kok bisa?" tanya Khayana heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back (KARAY)
RomanceKhayana Syakir : NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA "Kenapa dunia ini begitu sempit? Kenapa harus dia?" Seharusnya aku bunuh dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tapi kenapa? Kenapaaa.. Kenapa? Kenapa aku begitu bodoh. AKU HARUS BALAS DENDAM." Rayyan Kh...