Bimo menghentikan laju kendaraannya di depan sebuah gedung perkantoran. Niatnya ingin terus melaju melewati gedung itu, namun nyalinya tidak cukup untuk melakukan itu.
Siapa yang bisa melanggar perintah nyonya besar? Wanita memang sangat sulit dimengerti. Sama seperti majikannya yang sekarang ini. Baru kurang lebih dua tahun Bimo bekerja untuknya, namun selalu ada saja perintah aneh majikannya yang membuatnya tidak habis fikir. Terkadang keluarga ini membuat kepalanya pusing tujuh keliling dengan perintah yang saling bertentangan. Ada-ada saja tingkah orang-orang kaya. Ucapnya tak habis fikir.
Di satu sisi ia harus menjaga istri tuannya yang sedang bertugas ke luar negeri yang memerintahkan sang nyonya untuk tidak keluar rumah karna alasan keamanan. Tapi di sisi lain, justru nyonya besar minta diantar ke berbagai tempat keramaian bertemu teman-temannya dengan alasan ada arisan.
Tingkah pasutri ini yang selalu punya pendapat dan perintah bertentangan ternyata mereka turunkan kepada putra bungsu mereka yaitu Rayyan. Tuan mudanya yang sangat keras kepala. Pantas saja tuan Griss membayarnya mahal untuk urusan Rayyan.
Bimo terkekeh sendiri meski hanya mengulum tawanya. Karna Bimo takut nyonya Wike mengira dirinya menertawakan majikannya yang sedang duduk dibagian belakang.
Bimo merasa tenang bekerja disini, meski ada banyak kekhawatiran. Tapi baginya tidak apa-apa. Ini semua dia lakukan demi Rayyan. Bimo tidak mau jauh dari Rayyan.
"Kita sudah sampai nyonya."
Wike mengangguk paham. Dan memerintahkan Bimo untuk tunggu dimobil. Tentu saja itu sedikit membuat Bimo cemas, karna dia tidak bisa mengawasi Wike dengan leluasa didalam mobil.
"Tapi nyonya, tuan bilang.."
"Sudah kubilang tunggu dimobil Bimo!" perintah nyonya Wike penuh penegasan membuat Bimo tak mampu bicara lagi.
Wike turun dari mobil. Dia sudah tiba di kantor Marlin. Wike sengaja kesini saat suaminya sedang tidak ada.
"Cepat masuk!"
"Nggak ma.. Aku harus kerja sekarang."
"Dasar anak nggak tau diri. Kerja-kerja seperti itu.. Bikin malu keluarga."
Plakk...
"Tampar lagi mah! Tampar." gadis itu terlihat menantang.
"Mama mau aku pulang karna papa kan? Percuma ma."
Wike terkejut melihat seorang wanita menjatuhkan tamparan keras pada seorang gadis. Langkah kakinya yang tadi sempat terhenti karena mendengar pertengkaran mereka, entah kenapa sekarang ingin lebih dekat lagi agar lebih jelas mendengar pertengkaran itu. Rupanya jiwa kepo nya tidak juga hilang meski sedang berjalan dikantor orang. "Ngapain mereka berantem disini?"
"Pembangkang...!"
Saat wanita itu ingin menjatuhkan tamparan kedua, tangannya tertahan oleh sesuatu. Ternyata Wike yang menahan tangannya menampar pipi gadis itu.
Dinda menjauh dari mamanya. Dan tanpa sadar saat ini Dinda sudah berlindung pada wanita yang tidak dikenalnya.
"Jangan takut sayang." Wike mendekatkan tangannya untuk mengelus kepala gadis itu. Entah kenapa ia merasa harus menghentikan pertengkaran itu. "Maaf kalau saya ikut campur, tapi anda tidak seharusnya sekasar itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back (KARAY)
RomanceKhayana Syakir : NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA "Kenapa dunia ini begitu sempit? Kenapa harus dia?" Seharusnya aku bunuh dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tapi kenapa? Kenapaaa.. Kenapa? Kenapa aku begitu bodoh. AKU HARUS BALAS DENDAM." Rayyan Kh...