Rayyan menyenderkan tubuhnya di mobilnya yang ia parkir di depan toko buku. Tadi saat disekolah Khayana minta diantar dulu ke toko buku, ia ingin membeli novel terbaru yang sedang ia cari-cari. Rayyan lebih memilih menunggu diluar karena ia tak berniat membeli buku. Karena ia tidak terlalu suka membaca buku. Kepalanya langsung pusing jika membuka buku terlalu lama apalagi membaca hal-hal yang sangat serius seperti buku-buku pelajaran. Mungkin itulah sebabnya nilainya tidak terlalu bagus.
Ray memijat-mijat pelipisnya. Suasana diluar mobil sangat panas akhirnya Rayyan memilih untuk menunggu Kay dimobil. Panasnya terik matahari membuatnya tidak nyaman diluar mobil.
Khayana berjalan melihat sekelilingnya. Berbagai macam buku memenuhi pandangannya. Kay melihat satu persatu judul novel yang berderet di rak buku. Ia terus mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rak buku itu. sudah beberapa kali Kay mengintari sekelilingnya. Namun sejauh ini ia belum menemukan novel yang ia cari. Pandangan matannya saat ini mengarah ke bagian atas deretan buku-buku novel dan akhirnya matanya terhenti pada satu judul buku.
"nah ini dia ketemu." Ucapnya sangat senang.
Kay agak sedikit berjinjit untuk meraih buku diatasnya. Namun tinggi badannya ternyata tidak cukup tinggi untuk meraih buku yang ingin diambilnya. Tangannya terus mencoba untuk menggapai benda yang diingnkannya itu.
Kay mendengus kesal saat dirinya tak bisa mengambil buku incarannya. "Hhh"
Tiba-tiba seseorang telah berdiri dibelakangnya sambil meraih buku diatas Khayana.
"dasar pendek." Ia mengacak rambut gadis itu dengan gemas. "nih bukunya Kaykay." Ucap Rehan sambil tersenyum.
Kay terdiam. Sejenak tubuhnya mematung melihat Rehan yang sedang memegang Novel yang ingin dibelinya itu. "kak Re, ngapain disini?"
"mau beli buku dong, masa mau beli pecel." Jawab Rehan agak nyeleneh.
"oh, sendirian aja?" tanya Khayana.
"nggak. Berdua sama kamu." Jawab Rehan sambil mengacak rambut Khayana lagi. "kamu lagi sibuk nggak. Makan bareng yuk!" ajak Rehan.
Kay menelan salivanya. Bagaimana bisa Rehan mengajaknya makan setelah apa yang sudah terjadi selama ini? sejak kejadian dikelasnya beberapa waktu lalu, Khayana lebih sering menghindar untuk berinteraksi dengan Rehan.
Rehan melambaikan tangannya ke wajah Khayana. "hei!! Kok malah bengong?"
"eh, nggak bisa kak aku harus buru-buru." Tolak Kay. Ia baru ingat kalau Rayyan sudah menunggunya sejak tadi di luar.
Kay menepuk keningnya keras-keras. "Yaampun.."
"kenapa?" tanya Rehan heran.
"nggak papa kak. Aku duluan ya?" Kay langsung lari meninggalkan Rehan dan tak sengaja menabrak seseorang hingga buku yang dipegangnya terjatuh kelantai.
"Ray?"
Orang yang tak sengaja ia tabrak adalah Rayyan. Ia sengaja masuk karena sudah terlalu lama menunggu Khayana di mobil.
"oh lagi berduaan ternyata, pantesan lama." Ucap Rayyan sambil menatap Rehan.
"Ray, kamu salah paham." Kay meraih tangan Rayyan. Wajahnya saat ini cemas melihat Rayyan yang sudah sangat kecewa dan kesal menatap Rehan. Ia tak menyangka jika Rayyan akan bersikap seperti ini.
Ray lansung membalikan badannya. Ia kembali keluar dengan kekesalannya saat melihat Khayana sedang bersama Rehan di dalam toko buku. Pikirannya kembali kacau dan tak karuan setelah melihat pemandangan itu. hatinya panas melihat Rehan berduaan dengan Khayana sementara dirinya sudah menunggu lama Khayana dimobil sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back (KARAY)
RomanceKhayana Syakir : NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA "Kenapa dunia ini begitu sempit? Kenapa harus dia?" Seharusnya aku bunuh dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tapi kenapa? Kenapaaa.. Kenapa? Kenapa aku begitu bodoh. AKU HARUS BALAS DENDAM." Rayyan Kh...