chapter 38

18 1 0
                                    

Khayana Nampak sangat senang karena Rayyan mau memaafkannya. Setelah melalui perdebatan yang sangat panjang akhirnya Ray mau mengerti. Ia memang sangat mencintai Khayana, ia tidak mau jika ada satu orangpun yang merebut Khayana darinya.

Saat ini mereka sedang berada di sebuah taman yang tidak jauh dari rumah Khayana. Rayyan Nampak sabar menunggu Khayana yang sedang membaca buku. Ia mengikuti kemanapun langkah kaki Khayana. Hingga akhirnya mereka duduk disebuah bangku. Rayyan dan Khayana sering menghabiskan waktu berdua ditaman itu.

"kamu ngapain sih Rayyan?" tanya Khayana.

"njagain pacar."

"ck bisa aja kamu." Balas Khayana sambil memukulkan buku yang ia pegang ke tubuh Rayyan.

"iya dong, aku harus jagain kamu dari cowok-cowok modus yang sering dateng ke sini."

"Rayyan!"

"kenapa? Aku nggak mau ya kalo si Rehan itu modusin kamu lagi."

"iya-iya."

"sayang, aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Ucap Rayyan. Setelah berfikir sekian lama akhirnya ia memutuskan untuk memberitahukan pada Khayana siapa dirinya. Mungkin ini akan sangat menyakitkan, tapi cepat atau lambat Khayana pasti akan mengetahui bahwa dirinya adalah putra Gris. Sudah sejak lama Rayyan mempertimbangkan semua ini. sejak mamanya mengunjunginya dan kembali lagi ke Amerika. Rayyan selalu memikirkan ucapan Mamanya.

Disini, diruangan perpustakaan ini Rayyan ingin mengatakan semuanya sejujur-jujurnya kepada perempuan yang sangat dicintainya itu.

"kamu mau ngomong apa?" tanya Khayana.

"sebelumnya aku mau tanya, seberapa sayang kamu sama aku?"

"aku sayang banget sama kamu Rayyan." Jawab Khayana sambil tersenyum. Tidak biasanya Rayyan bicara seserius ini.

"kamu akan tetap mencintai aku dalam keadaan apapun?"

"aku mencintai kamu apapun keadaanmu Ray. Kamu adalah laki-laki yang paling aku sayangi setelah ayah." Jawab Khayana. "kamu kenapa sih ngomongnya kayak gitu?"

Mata Rayyan tiba-tiba menjadi berkaca-kaca saat Khayana berkata bahwa dirinya adalah lelaki yang sangat disayangi gadis itu setelah ayahnya. Sorot mata gadis itu begitu bening bercahaya. Memancarkan seluruh kejujuran dan kemurnian hatinya. Tidak ada sedikitpun kebohongan dalam mata indah itu.

"ada satu pertanyaan lagi untukmu sayang." Ucap Rayyan sambil meraih tangan Khayana.

"apa itu? kamu kok sok romantis gitu sih kayak di film aja." ucap Khayana yang sedari tadi merasa sangat heran dengan sikap Rayyan. Ia tersenyum melihat wajah tampan kekasihnya yang indah penuh dengan cinta.

"seberapa bencinya kamu kepada orang-orang yang sudah menyebabkan kematian ayahmu?"

Khayana tangsung tertegun, ia sering menceritakan luka hatinya kepada Rayyan tentang kepergian ayahnya yang telah membuat dirinya dan bundanya harus hidup tanpa sang ayah. Dan ia selalu mengungkapkan kebenciannya kepada si pembunuh sialan itu. selama ini saat ia bercerita Rayyan tidak pernah menanyakan hal itu, mungkin karena ia ingin menjaga perasaannya.

"aku sangat membenci mereka semua, mereka semua pembunuh.." jawab Khayana sambil menatap fokus kedepan.

Rayyan memejamkan matanya, sebentar lagi Khayana akan sangat membencinya. dirinya harus kuat menghadapi semua yang akan terjadi saat ini.

"dengan kamu mengatakan itu berarti detik ini juga kamu sudah membuang rasa cintamu untukku Kayaa."

"apa maksudmu Rayyan?" Kay merasa bingung dan tidak mengerti apa yang baru saja diucapkan oleh Rayyan.

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang