chapter 56

10 2 0
                                    

*

Pagi ini begitu sangat berbeda meskipun seperti biasa Khayana mulai bersiap menjalani aktivtasnya. Ada yang kurang baginya pagi ini, bukan karena ia baru siuman dan pulang dari rumah sakit milik keluarga Rehan, melainkan karena tidak ada lagi yang membuatnya sesemangat pagi-pagi sebelumnya.

Apalagi kalau bukan soal Rayyan? Seseorang bernama Rayyan benar-benar sudah memporak-porandakan hatinya saat ini. bukan hanya membuatnya jatuh hati, tapi Rayyan juga sudah membuatnya takut kehilangan. Atau memang Khayana kini sudah kehilangan. Entahlah, sejak kejadian kemarin taka da lagi kabar dari Rayyan. Puluhan Chat dari Khayana pun tak mendapatkan balasan dari Rayyan. Jangankan untuk dibalas, dibaca pun tidak sama sekali.

Khayana benar-benar tidak bisa seperti ini, baru sehari saja Khayana sudah merindukan semua itu. semua yang pernah dilakukannya bersama Rayyan, contohnya seperti pagi hari ini, pagi yang biasanya selalu ada Rayyan dirumahnya yang siap mengantarkannya kemanapun ia mau. Berangkat sekolah bersama Rayyan adalah hal yang paling membuatnya semangat dipagi hari.

Khayana tidak bisa seperti ini terus, ia harus memperbaiki semuanya. Pagi ini Khayana bertekad untuk memperbaiki hubungannya.

Iya, demi Rayyan, demi hubungannya. Batinnya.

*****

Khayana menghela nafas jengah setelah jam pelajaran bu Astuti berakhir. Sejak tadi Khayana tidak fokus memperhatikan materi yang dijelaskan oleh bu Astuti. Memang suasana hatinya yang kurang baik berpengaruh pada konsentrasinya didalam kelas.

Ada yang menganggu fikirannya saat ini. sebelum semuanya selesai Khayana tidak akan bisa tenang. Sudah pasti ini soal Rayyan. Sejak tadi Khayana belum bertemu dengan Rayyan.

"Kay, kantin yuk!" ajak Kinan.

"nggak ahh gue males." Jawab Khayana sekenanya.

"tumben males kekantin, biasanya juga semangat mau ketemu bebep Rayyan." Ucap Kinan sambil terkekeh geli.

Khayana menghela nafas sambil menunjukkan senyum yang sangat sulit ia bentuk. Ucapan Kinan sedikit banyak membuat lukanya terbuka lagi. Dimana Rayyan yang biasa mengajaknya ke kantin?. Pertanyaan yang menyedihkan. Batinnya miris.

Melihat senyum terpaksa Khayana membuat Kinan heran.

"ada masalah?"

"...." Hanya menggeleng.

Kinan mengangguk paham, sudah pasti jawabannya 'iya' meskipun Khayana tak mengeluarkan suaranya tapi pasti itu jawaban yang ia sampaikan.

"masalah apa lagi sih? Soal Camel?" ucap Kinan menebak-nebak. "lo putus?"

Khayana terdiam. Camelia? Ini bukan soal gadis teman sekelas Rayyan itu, tapi soal...

Dan apa katanya? Putus? ia belum memikirkan kalimat itu sebelumnya, benarkah dirinya dan Rayyan sudah putus? tapi Rayyan maupun dirinya belum ada yang mengucapkan kata itu.

Khayana menggeleng. Tidak-tidak, hubungan mereka hanya ada masalah, bukan berakhir. Tapi perkataan Kinan bisa jadi benar, Rayyan sudah memutuskannya.

"gue.. gak tau!"

Kinan menghela nafas. "kok nggak tau sih? Kan lo yang pacaran masak nggak tau?"

"udah deh, gue bener-bener nggak tau!" seru Khayana.

Kinan memutar bola matanya. "dasar aneh."

Khayana menghela nafas dalam. Fikirannya saat ini hanya fokus pada hubungannya dengan Rayyan.

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang