Kay sedang bersiap dikamarnya untuk turun . Ia mengeringkan rambutnya yang basah kemudian menyisirnya dengan rapi, lalu turun kebawah menemui bundanya untuk makan malam bersama. Saat ini suasana hatinya sangat senang. Karna Marlin sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah bersamanya. Maka dari itu ia tak mau melewatkan kesempatan makan malam yang sangat ia tunggu-tunggu itu. kapan lagi bundanya santai dirumah dan tidak sibuk dengan jadwal kerja. Ini adalah kesempatan yang jarang terjadi.
Meskipun Marlin sangat memperhatikan kebutuhan anaknya serta selalu menyayanginya dengan penuh kasih sayang, namun tidak dapat dipungkiri lagi jika Marlin memang dituntut untuk sibuk bekerja. Jadwal nya yang padat membuatnya jarang menghabiskan waktu dirumah bersama Khayana putrinya. Wajar saja jika ia begitu sangat bekerja keras. Karna dirinya adalah seorang wanita single parent yang harus mengurus semuanya sendiri. Menjadi ibu sekaligus menjadi ayah untuk anaknya. Karna itulah ia selalu mencoba membuat putrinya mengerti dan tidak pernah merasa kehilangan kasih sayangnya. Dan untungnya dia memiliki seorang putri seperti Khayana, yang selalu mengerti dengan keadaanya dan sangat paham betul bahwa bundanya harus bekerja keras untuk memenuhi kebuthannya.
Kay turun dan langsung menemui bundanya. "hai Bun?" Kay memeluk Marlin dari belakang.
"eh anak bunda, seneng amat sih keliatannya. Lagi bahagia ya?" tanya Marlin.
"iya dong, aku kan selalu bahagia kalo deket bunda."
"bisa aja kamu ya, sekarang udah pinter gombal." Kata Marlin sambil terkekeh sambil membaca majalah ditangannya.
"bunda, kok ngerti gombal-gombal segala?" Kay kaget. Darimana bundanya bisa tau Bahasa seperti itu? Ini pasti ulah Kinan kalau tidak Aldo. Siapa lagi yang suka bicara aneh-aneh dan mengajari Bundanya ala anak gaul kalau bukan mereka berdua. "bunda udah deh jangan suka niruin Aldo sama Kinan yang nggak jelas!"
Marlin hanya tersenyum menatap putrinya. "kamu itu lo, sekarang udah pinter gombal juga. Diajarin Rayyan ya?" tanya Marlin.
Kay langsung diam seketika saat nama Rayyan disebut.
"ehh iya, makanannya udah siap bun." ucap Kay untuk mengalihkan pembicaraan. ia pun pergi ke ruang makan sambil berlari. Tak mau berlama-lama dekat bundanya yang pastinya akan terus mengajaknya membicarakan Rayyan. Lebih baik ia pergi cepat-cepat. Entah kenapa bundanya memang sudah terkena rayuan dan tipu daya Ray. Bagaimana bisa bunda sangat senang dengan orang seperti Rayyan. Ujarnya kesal.
"dasar anak sekarang, sok malu-malu kucing. Bilang aja suka." Kata Marlin sambil menggelengkan kepalanya. Dan meletakkan majalah yang dibacannya keatas meja kemudian menyusul Kay keruang makan.
Merekapun menyantap makan malamnya di ruang makan yang hanya ada Kay dan bundanya. Sementara bi Surti sedang berada didapur membereskan pekerjaanya. Disinilah mereka menghabiskan waktu bersama. Dirumah yang sangat besar yang hanya diisi oleh Kay, Marlin dan seorang pembantu rumah tangga. Memang sangat luas untuk rumah sebesar itu hanya dihuni oleh tiga orang. Tapi begitulah kenyataanya. Apalagi Marlin sering tidak berada dirumah. Kadang sesekali memang terlihat ramai jika teman-teman Kay datang atau sedang ada kolega Marlin berkunjung untuk urusan pekerjaan. Itupun sangat jarang sekali.
Saat sedang memasukan makanannya ke mulut Kay dan Marlin terkejut saat mendengar suara bel dari arah ruang tamu. Seketika mereka pun menghentikan makannya.
Kening Kay mengerut, siapa yang datang malam-malam gini?
"sayang, apa kamu pesen makanan?" tanya Marlin pada Kay.
"nggak bun." Kay menggelengkan kepalanya. "mungkin temen bunda?"
"siapa ya? coba kamu liatin dulu sana!" perintah bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back (KARAY)
RomanceKhayana Syakir : NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA "Kenapa dunia ini begitu sempit? Kenapa harus dia?" Seharusnya aku bunuh dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tapi kenapa? Kenapaaa.. Kenapa? Kenapa aku begitu bodoh. AKU HARUS BALAS DENDAM." Rayyan Kh...