chapter 58

5 2 0
                                    

"halo Bos, gawat bos gawat!!!" ucap seseorang dengan nafas terengah-engah seperti dikejar anjing.

"..."

Stevan membanting ponselnya setelah mendengar semua penjelasan dari anak buahnya. Wajahnya tidak pernah sepucat ini sebelumnya saat menghadapi kelompok yang menamakan dirinya polisi itu. Ini bukan kasus biasa, dan bagaimana polisi bisa tau siapa pelakunya?

Bagaimana jika posili kesini? Itulah yang ada dalam fikirannya saat ini. nggak, nggak mungkin! Stevan menggeleng, tidak mungkin polisi bisa kesini. Hanya Dion dan keluarganya yang tau tempatnya, yang pernah kesini pun hanya para jalang yang ditugaskan untuk melayaninya. Tapi tidak mungkin jalang-jalang itu memberitahu polisi, mata mereka ditutup saat datang kesini. Tidak mungkin itu Chika, perempuan itu kan sudah...

Stevan semakin menggeleng tak percaya, tidak ada yang tau soal ini. ucapnya frustasi.

Khayana : Kay lo kemana? Maafin gue ya, karna gue hubungan lo jadi hancur. Gue Cuma mau ngasih tau, besok gue harus pergi ke luar negeri untuk sekolah disana. Ini keputusan papa, jadi gue bisa apa? Dimanapun lo sekarang, pulang Kay, soal Rayyan jangan terlalu difikirin. Rayyan Cuma cinta sama lo.

Itulah pesan Rehan yang dikirimkan untuk Khayana sebelum ia mengetuk pintu ruangan seseorang.

Tok tok tok...

Jari-jari Rehan mulai mengetuk pintu kokoh berwarna putih itu. meskipun gemetar Rehan mencoba memberanikan diri. Mungkin orang didalamnya akan sangat marah karena kesenangannya diganggu, tapi bagi Rehan tidak masalah, karena sebentar lagi dia akan pergi, ini untuk yang terakhir kalinya. Rehan memang pantas untuk pergi, dia tidak ma uterus merenggut kebahagiaan orang lain

Stevan panik, dia bingung apa yang harus dilakukannya saat ini? polisi pasti sudah mengepungnya? Fikirnya frustasi.

"sembunyi?" itu bukan ide yang bagus, tidak aka nada tempat untuk sembunyi. Mereka akan menggeledah tempat ini.

Stevan makin bingung dan tidak bisa berfikir jernih, ketukan pintu semakin keras. Masalah semakin rumit karena ada Khayana disini. Bagaimana kalau mereka menemukan gadis yang sudah hilang sejak tadi siang di apartemennya?

Bagaimana caranya kabur dan membawa gadis yang dikuncinya dikamar sebelah? Jika Khayana sadar dari pengaruh obat biusnya, itu akan menjadi masalah yang besar.

Tok tok tok...

"kak, ini gue."

Pintu pun akhirnya terbuka setelah lama menunggu. "boleh gue masuk?" tanya Rehan memberanikan diri.

"masuk!"

Rehan pun masuk kedalam. Ia duduk di sofa besar yang berjejer di ruang tamu. "maaf gue mengganggu waktu lo."

"nggak usah basa-basi, gue nggak mau pulang sekarang."

"lo boleh pulang kapanpun lo mau, itu rumah lo, mereka keluarga lo. Mama.. papa.. semuanya milik lo, gue nggak pantas."

"sejak kapan lo nyadar hah?" tangan Stevan mulai mencengkram kaos yang dikenakan oleh Rehan. "lo udah ambil semuanya dari gue, lo rebut orang tua gue, lo ambil mama, dan sekarang lo berhasil rebut papa. Lo yang udah menyebabkan mama koma!! Lo sadar nggak hah?"

"kalo bukan karna lo mama nggak akan pergi dari rumah. Dan gara-gara nyariin lo mama sampe kecelakaan. Keluarga gue berantakan semenjak lo hadir dihidup gue." Stevan mendorong tubuh Rehan hingga kelantai. Air mata sudah tak bisa ditahan lagi dari kelopak matanya saat ini.

"pukul Stev! Pukul gue!!"

Bukkk... bukkk.. bukkk.

Stevan melayangkan pukulannya diwajah Rehan berkali-kali hingga wajahnya memar. "dasar anak sialan!" maki Stevan pada wajah Rehan.

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang