chapter 50

16 2 0
                                    

Rayyan menghentikan motornya didepan rumah. Dan Khayana pun segera turun dan melepas helmnya dibantu oleh Rayyan. Setelah itu Rayyan melangkah maju sambil menarik tangan Khayana.

"ayo."

Khayana tak bergerak. Ia masih diam ditempatnya meskipun Rayyan sedang menarik tangannya. Dia masih ragu untuk masuk kedalam rumah Rayyan dan bertemu keluarganya. "aku tunggu di luar aja ya." Ucapnya ragu.

Rayyan menghela nafas, lalu melayangkan senyumannya yang manis. "kamu nggak mau ketemu calon mertua?"

"mertua?" tanya Khayana kaget.

"iya mertua, mama papa aku kan mertua kamu kalo kita udah nikah nanti." Ucap Rayyan penuh percaya diri sambil menaik turunkan alisnya.

"nikah nikahh. Apaan sih?"

"ya nikah lah, kamu kan sebentar lagi akan jadi istriku."

"iihh nggak usah mbahas nikah lah." Khayana bergidik dan memukul tangan Rayyan sehingga membuat cowok itu mengerang kesakitan.

"udah ayo masuk. Kasian mereka udah nunggu." Rayyan mengajak Khayana untuk masuk.

Sesampainya didalam, Khayana langsung disambut hangat oleh nyonya Wike yang sedang berada diruang tamu. Wanita itu Nampak sangat bahagia menyambut kedatangannya. Meskipun Khayana masih merasa asing berhadapan dengannya. Sedangkan Rayyan kini malah meninggalkannya seorang diri, katanya mau gantu baju. Rayyan memang menyebalkan. Bisa-bisanya dia membawa Khayana kedalam posisi seperti ini. awalnya Khayana menolak, namun dengan sangat terpaksa akhirnya ia harus menuruti kemauan Rayyan.

"ini yang namanya Khayana? Cantik sekali mirip sama mamanya."

"makasih tante." Jawab Khayana canggung. Saat ini ia duduk disamping mama Rayyan membuatnya sedikit nerves.

Seorang laki-laki paruh datang dari arah tangga lalu duduk di sofa yang ada dihadapan Khayana. Ia langsung mengambil minuman yang berada didepannya.

"papa!" bentak nyonya Wike penuh kekesalan. "papa gimana sih, orang ada tamu kok langsung duduk aja." desisnya kesal.

Tuan Gris hanya tersenyum meremehkan. "apa sih maa?" ia langsung duduk disamping Khayana dan membuat Khayana berada ditengah-tengah mereka. Khayana seperti merasakan kehangatan yang sudah lama tidak ia dapatkan. Rasanya seperti berada ditengah-tengah ayah dan bundanya.

"apa kabar Marlin Khay?" tanya tuan Gris dengan ramah. Ia mengusap rambut Khayana dengan lembut dan penuh kasih sayang. Nyonya Wike pun melakukan hal yang sama mengikuti aktifitas suaminya saat ini. Tidak disangka ternyata orang tua Rayyan sangat menyenagkan tidak seperti yang Khayana bayangkan.

"alhamdulilah kabar bunda baik om.. tante." Jawab Khayana sopan.

"syukurlah kalau gitu, tante sudah lama tidak ketemu Marlin."

"loh mah? Bukannya bulan kem..." ucapan tuan Gris langsung dihentikan oleh istrinya dengan cara memukul tangannya yang menjulur di bagian pungguk sofa tepat di belakang kepala Khayana. "emm iya Kay, om juga belum sempat menemui bunda kamu. Maafin om ya."

"nggak apa-apa kok om." Jawab Khayana sambil menunduk.

"kamu jangan sungkan sama kami sayang, sudah selayaknya kami menjaga kamu." Ucap Wike yang mengerti perasaan Khayana. Ia melihat Khayana sangat canggung sejak tadi. jadi dia ingin membuat Khayana nyaman . "kamu itu adalah putra Ferdinan, kami sudah menganggapnya seperti keluarga. Jadi kamu juga adalah keluarga kami. Kalau ada apa-apa jangan sungkan-sungkan hubungi kami." Wike sudah tau jika Khayana sudah mengetahui siapa sebenarnya Rayyan. Mungkin karena itu Khayana sangat canggung.

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang