Rayyan terlihat sangat gugup setelah mereka masuk mobil. Ia mendadak bisu entah kenapa rasanya sangat sulit untuk bicara. Tidak ada suara, tidak ada percakapan sedikitpun.
Sebenarnya tadi dia merasa sangat kesal dengan orang-orang yang menatap Kay di kafe. Mereka semua memuji penampilan dan wajah cantiknya. Bahkan sesekali ada yang menggodanya. Itulah sebabnya Ray ingin cepat pulang. Ia tidak mau ada banyak laki-laki yang dengan mudahnya memandangi Khayana seperti itu. setelah berpamitan kepada tantenya ia pun pergi untuk mengantar Kay pulang.
Khayana juga terlihat sama gugupnya dengan Rayyan. Ia semakin tersipu malu apalagi setelah Rayyan memujinya saat melihat penampilannya tadi. entah kenapa rasanya sangat canggung Tidak seperti biasanya. Kay lebih memilih memandang kearah lain ataupun menunduk untuk menghilangkan rasa groginya. Ia tidak mau terlihat gugup dihadapan Rayyan yang sedang menyetir mobil itu.
Entah apa maksud Ray mengajaknya keacara seperti itu. ia merasa canggung karna tidak biasa hadir diacara semacam itu. meskipun Marlin bundanya adalah orang yang sering membuat acara semacam itu tapi Kay tidak pernah tertarik untuk ikut. Apalagi harus mengenakan pakaian sefeminim ini, dengan heels ber hak tinggi dan makeup yang menurutnya terlalu mencolok. Apalagi saat disana banyak orang yang menyebutnya dengan sebutan 'Nyonya Syakhir'. Hal yang paling risih didengar oleh telinganya. Apalagi saat para wanita sosialita itu menceritakan segala hal kemiripan dan tata riasan diwajahnya. Kay memang sangat tidak suka dengan hal-hal yang berbau sosialita. Meskipun bundanya juga termasuk kedalam golongan wanita sosialita. Justru itu yang membuatnya semakin tidak suka dengan hal semacam itu.
'gilaaa, Ini beneran yang gue liat Khayana? Buset daah nggak nahan liat nya. Mimpi apa gue semalem? Sampe disuguhin yang kayak gini sama tante Marlin. Bunda Emang paling mengerti banget' gumamnya dalam hati.
Ia pikir Kay ataupun bundanya akan menolak. Namun ternyata semuanya diluar dugaanya. Kali ini ia menang melawan Mia. Dengan membawa Kay keacara Mia maka dirinya sudah menang satu poin dari tantenya itu. yang memberiannya tantangan untuk bisa membawa gadis cantik keacara pesta yang diadakan di restoran milik Mia. Dengan begitu ia bisa bebas pergi kemana saja tanpa ada lagi pengawasan ketat dan aturan meyebalkan yang dibuat oleh Mia.
Sesekali Rayyan menatap Kay. Mencuri-curi pandangan saat Kay sedang menengok kesisi jalan disampingnya. 'ternyata kalo diliat dari samping kayak gini, jadi tambah cantik. Gue nggak salah pilih' ucap Rayyan dalam hati. Ia menelan ludahnya dengan lembut, mencoba menetralkan perasaannya saat ini yang sudah tidak karuan. Tangannya ingin sekali menyentuh wajah manis itu. melihat beberapa helai rambut yang menutupi mata cantik milik Khayana yang membuat pandangannya jadi terganggu Rayyan pun mengulurkan salah satu tangannya yang sedang mengendalikan kemudi itu. ia mencoba memajukan tangannya dengan agak gemetar mencoba mendekat ke wajah Kay. Debaran jantungnya saat ini memang tidak bisa diajak kompromi semakin tangannya mendekat detak jantungnya semakin berdebar kencang.
"ehh Rayyan?" Khayana menoleh dan mendapati tangan Ray sedang mengarah ke wajahnya "ada apa Ray?" tanya Kay.
"ehh mm nggak, lo cantik." Ucap Ray sambil tersenyum salah tingkah.
"rambutlo berantakan nih." Tangannya lalu membelai helaian rambut milik Kay dan menyelipkannya kebalik telinga.
Kay menatap lekat wajah itu, pandangannya saat ini tak bisa lepas dari mata indah milik Ray. Sudah tidak bisa dielak lagi mata mereka saling bertemu. Hembusan nafas Khayana pun sangat terasa diwajah Ray. Wajah mereka saling bertemu bahkan tak ada jarak lagi. Rayyan membelai lembut leher Kay dengan tangannya. Terdengar jelas desahan nafas dari hidungnya.
Tiiiiin tiiiin.
Terdengar suara klakson motor dari arah depan. "woi kalo bawa mobil yang bener dong, jangan pacaran aja!!" ucap seorang pengendara ojek online yang ada didepan. Yang nyaris saja tertabrak mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back (KARAY)
RomanceKhayana Syakir : NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA "Kenapa dunia ini begitu sempit? Kenapa harus dia?" Seharusnya aku bunuh dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tapi kenapa? Kenapaaa.. Kenapa? Kenapa aku begitu bodoh. AKU HARUS BALAS DENDAM." Rayyan Kh...