Siang semunnya...
Maaf update nya lama.
Selamat membacaBrakk...
Semua orang terkejut mendengarnya. Ketegangan yang sedang terjadi tiba-tiba hilang diganti dengan keheningan.
"Cukup!"
Semua orang menatapnya. Tak terkecuali tuan Rudi yang menatap tajam. Dia Marlin yang membanting pintu sangat keras.
"Biar aku jelaskan semuanya." ucap Marlin. Diam diluar sejak tadi sudah cukup memberi Marlin kekuatan. Demi putrinya dan demi Ferdinan semua ini harus selesai.
"Mereka bukan anakmu Rudi. Wike melahirkan bayinya saat usia kandungnnya 7 bulan." semua orang diam. Tak ada yang berani bersuara.
"Aku dan Ferdinan ada di Klub malam itu. Kami tak sengaja bertemu dengan kalian dan kami yang membawa Wike pulang saat dia sedang mabuk berat."
Tuan Rudi mulai mengingat kembali kejadiam malam itu. Saat dimana dia ingin membawa Wike pergi jauh dari kota ini. Karna perjodohan. Dia tidak bisa menerimanya. Orang tua Wike ingin menjodohkannya dengan laki-laki lain. Sampai akhirnya Wike meninggalkannya malam itu di sebuah kamar yang berada di lantai 3. Betapa hancurnya perasaannya saat itu. Gadisnya pergi dan menikah dengan laki-laki lain. Hidupnya seakan hancur, sejak saat itu tujuan hidupnya pun hanya untuk menghancurkan keluarga itu.
Namun saat dia mendengar kabar Wike melahirkan saat usia pernikahan mereka belum genap satu tahun, tuan Rudi merasa bahagia, dia berusaha untuk mendapatkan anaknya. Padahal saat itu, dia sudah mempunyai anak dari pernikahannya dengan Rita wanita pilihan orang tuanya. Tuan Rudi pun menculik bayi mereka. Namun sayang, karna suatu kejadian, tuan Rudi kehilangan bayi perempuan itu.
Mengingat semuanya, hatinya bergetar. Kemarahan dan dendam yang terpemdam seketika ingin meluap.
"Sudah cukup kau lakukan semua ini pada mereka Rudi. Hentikan semuanya. Serahkan anak mereka! Rayhand membutuhkan kasih sayang mereka. Dia sedang koma dan kau masih menculiknya? Dimana hatimu?"
"Rayhand?" tubuh Rayyan menegang mendengar ucapan Marlin. Apakah Rayhand itu...
Semua orang kaget.
"Sudah selesai bicaranya?" tanya tuan Rudi sambil menatap tajam kearah Marlin. "Sekarang giliranku."
Duarrr...
Suara itu membuat panik semuanya. Meleset. Itulah yang terjadi pada peluru itu. Semuanya benar-benar tidak tepat sasaran.
Darah segar membasahi lengan Marlin sesaat setelah tubuhnya tersungkur ke lantai dan kepalanya terbentur benda keras.
"Kau tidak apa-apa nyonya?" tanya Bimo sambil membantu Marlin berdiri.
"Darah.." tidak ada rasa sakit akibat tembakan itu. Semuanya begitu cepat tanpa ada yang menduganya. Bimo berhasil menyelamatkan Marlin tapi tidak dengan gadis itu. Dinda.
"Tidaaaakkk...." Wike berteriak histeris hingga membuat Marlin menoleh kebelakangnya dan mendapati Dinda telah berlumuran darah.
"Dinda..."
"Telvon ambulance!"
"Akhirnya kau keluar juga penghianat. Lihatlah kau telah menyakiti putri majikanmu sendiri. Penghianat memang tetap penghianat." ucap Tuan Rudi sambil menatap Bimo.
"Kau benar-benar biadab." balas Bimo dengan tatapan tidak kalah kejamnya. Melihat Dinda berlumuran darah mengingatknnya pada putrinya Clara yang sudah meninggal.
"Kau itu yang biadab. Kau membunuh putrimu sendiri hanya untuk menyelamatkan anak ini." ucap Tuan Rudi sambil menunjuk Rayyan dengan tangannya.
"Kau yang membunuh Clara!" teriak Bimo frustasi.
"Kalau kau tidak sok jadi pahlawan dan menolong anak itu Clara mu tidak akan kubunuh. Itulah balasan bagi seorang penghianat."
"Nyawa Rayhand hampir saja tidak tertolong karna kau mencoba mengagalkan aku untuk mengambil ginjalnya."
"Apaa?" Rayyan membulatkan matanya.
Rayyan kembali teringat kejadian penculikkan itu. Saat ginjalnya di ambil dengan tidak manusiawi.
"Dia harus menolong kakaknya yang membutuhkan Ginjal. Seharusnya kalian semua berterimakasih padaku. Aku telah menyelamatkan Rayhand saat dia membutuhkan pertolongan."
****
"Tunggu apa lagi, selamatkan putri kalian." ucal Marlin pada Wike dan Griss.
Dinda mengeluarkan banyak darah di bagian perutnya.
"Terimakasih Marlin." ucap Griss.
"Iya. Tidak apa-apa. Kita harus menolongnya."
"Ayo kita bawa ke rumah sakit." Griss membopong tubuh Dinda. "Putriku sudah besar."
"Rayyan tidak ikut pa." ucap Rayyan.
"Kenapa Ray? Kakakmu membutuhkan pertolongan."
"Aku harus membantu orang yang sudah menolongku. Aku berhutang nyawa padanya."
Griss mengerti apa yang diktakan Rayyan.
"Bantu dia dan selesikan ini."
"Baik pa."
Jangan lupa vote ya.
Maaf cuma sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back (KARAY)
RomanceKhayana Syakir : NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA "Kenapa dunia ini begitu sempit? Kenapa harus dia?" Seharusnya aku bunuh dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tapi kenapa? Kenapaaa.. Kenapa? Kenapa aku begitu bodoh. AKU HARUS BALAS DENDAM." Rayyan Kh...