chapter 5

34 7 0
                                    

Ray masih bingung dengan pilihanya. Namun Aldo terus saja membujuknya untuk pergi ke acara gathering perusahaan orang tuanya. Namun Ray masih ragu. Ia sudah tidak mau pergi ke acara seperti itu.. Rasa trauma kembali menghantuinya, ia takut bertemu dengan orang-orang yang tidak dia inginkan..

"Ayolah Ray,," Aldo terus membujuk Ray

"Nggak ahh Do gue dirumah aja"

" lagian juga bukan cuma sama gue, ada Boy sama Rangga juga disana. Bokap kan juga udah ngajak lo. Loo harus ikut"

"Kalian pergi aja gue mau disini"

"Dasar keras kepala" Aldo mulai kesal membujuk Ray..

"Emangnya lo nggak mau ngeliat gue bahagia apa Ray?? Seorang Aldo Mahardika yang ganteng bakal memperkenalkan dirinya didepan seluruh karyawan dan mitra kerjanya.. Inilah Aldo pewaris CV Mahardika Group.. Hhehee"
Aldo terus ngoceh bicara tidak jelas dengam bergaya seolah sedang di pertunjukan teater..

"Hush Aldoo kamu jangan maksa Ray gitu dong, malu-maluin aja.. Ngomong apa kamu tadi?!!!!" kata mama Aldo.

"Hhehe mama" Aldo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" maafin anak tante ya Ray. Dia emang gitu,, malu-maluin"

" nggak papa kok tante. Bukan Aldo namanya kalo nggak suka ngomel-ngomel nggak jelas heee"

"Sialan" Aldo menghela nafas kesal..

"Mungkin Ray mau istirahat. Makanya nggak mau ikut.. Maaf ya kalo om agak sedikit maksa kamu" ucapnya seolah mengerti perasaan Rayyan.

"Nggak ko om.. Ray yang harus minta maaf.."

" udah ayo kita berangkat. Nanti kemaleman"

Aldo gagal membujuk Ray untuk ikut ke Bandung dua hari menghadiri acara gathering itu.
Padahal maksudnya sekalian berlibur dan bersenang-senang bersama sahabat-sahabatnya.. Terpaksa hanya Boy dan Rangga yang ikut..

Ray tertawa geli melihat anak manja itu.. Bisanya dia masih bertingkah seperti itu seolah masih balita.. Memang dari dulu sahabatnya yang satu ini terbilang manja. Maklum anak mamy..

Kepal Ray terasa sangat sakit.. Ia seperti mengingat sesuatu.

#malam itu terlihat semua orang yang hadir sedang membicarakan sesuatu yang sangat serius. Namun entah kenapa semua kolega Gris terlihat sangat asing melihatnya dan keluarganya masuk ke ruangan.

Pandangan mereka sinis. Terlihat jelas dimata Ray mereka semua berubah.
Entah ada apa ini? Bukankah acaranya srharusnya berjalan sangat meriah dan menyenangkan.

Semua orang tak lagi bersenang-senang saat ini. Mereka menatap sadis kearah Gris..

"Lihatlahh si penghianat itu!!!" kata salah seorang diantara mereka.

"Hai tuan Griss? Apakah anda sudah puas dengan apa yang telah terjadi?"

"Heii semuanya lihatlah ini!! Keluarga bahagia yang saat ini menikmati kepedihan orang lain!!"

"Tuan.. Apakah benar yang diberitakan itu?.. Bagaimana keadaan wanita itu serta anaknya saat ini? Apakah tuan sudah bertanggung jawab?"
Tiba-tiba sekelompok wartawan berkerumun kearah Rayyan dan orang tuanya, dan langsung mencecar Gris dengan segudang pertanyaan. Wike langsung memeluk dan menutupi wajah Rayyan.  melindunginya dari jepretan kamera. Sementara Gris nampak kesulitan untuk melangkahkan kakinya maju. Ia terus melindungi kelurganya dari jangkauan wartawa-wartawan itu.

"Nyonya Wike, bagaimana perasaan nyony saat ini setelah mengetahui semua yang dilakukan suami nyonya?"

"Apakah putra nyonya mengetahuinya nyonya?? Bagaimana pendapat nyonya?" wartawan itu beralih kearah Wike dan mencoba mencari jawaban dari mulutnya. Namun Wike tak menanggapi. Ia terus melindungi Ray.

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang