"apa lo udah gila?" bentak Alvin penuh emosi. Laki-laki itu baru saja pulang dari sekolah barunya dan mendapati Chika sedang bersikap aneh di kamarnya.
Chika menatap laki-laki yang bernama asli Alvino Teranda yang sedang berperan sebagai Axel itu. Chika benar-benar kaget saat Alvin tiba-tiba memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Alvin menemui Chika untuk menanyakan kenapa Chika tidak masuk saat hari pertama mereka pindah sekolah. Dengan lancang Alvin mengambil ponselnya dan membentaknya kasar, Chika heran kenapa Alvin malah memarahinya. Apa yang salah dengan dirinya sehingga Alvin dengan mudah menyebutnya sudah gila.
"apa maksud lo?" tanya Chika masih tidak mengerti.
Alvin melambaikan tangannya yang masih memegang ponsel milik Chika. "bisa-bisanya lo jatuh cinta sama dia." Ucap Alvin sambil menunjukan sejumlah foto yang bergambar wajah Rayyan. "kalau Stevan tau lo jatuh cinta sama Rayyan, habis lo."
Chika mematung ditempatnya. Stevan memang belum mengetahui tentang perasaannya itu. tapi Alvin benar, Stevan tidak akan tinggal diam jika mengetahui hal ini. seketika wajahnya memucat dan matanya berembun. Pikirannya tertuju pada sikap Stevan yang selalu nekat melakukan apapun. Bagaimana jika Stevan akan menyakiti Rayyan?
Fikiran Chika mulai mengambang. Semua tujuannya sudah berantakan setelah Chika benar-benar menyadari jika dirinya jatuh cinta pada Rayyan. Pikirannya kembali mengingat perlakuan Stevan terhadapnya. Bahkan Stevan sering mempermainkan perasaannya. Stevan tidak pernah menghargai Chika. Terakhir Stevan kembali berhubungan dengan mantan pacarnya yang terkenal anak orang kaya. "kenapa? Kenapa Stevan boleh sedangkan gue tidak?." Tangis chika tak bisa dibendung lagi. "gue harus selalu setia. Sedangkan Stev? Ini semua nggak adil Alvin. Gue udah nggak sanggup lagi."
"itu salah lo sendiri Chika, salahlo yang terus saja mengejar Stevan hanya karena harta."
"lo itu udah membahayakan posisi lo sendiri sebagai Alice. Ingat Chika, lo sekarang lagi jadi Alice. Tidak boleh ada rasa cinta antara kakak beradik." Kata Alvin mengingatkan. Bahwa Alice dan Rayyan adalah kakak beradik. Meskipun Chika bukanlah saudara kandung Rayyan, tapi Chika sedang menjadi Alice kakak Rayyan. "kalau mereka tau perasaan bodoh lo ini, maka mimpi lo sebagai putri Alice tidak akan pernah tercapai. Camkan itu."
"apa maksud lo mengancam gue Vin?" tanya Chika. "lo mau membongkar rahasia gue ini? lo mau mengacaukan rencana kita?"
"gue udah capek Chika. Udah cukup lo menyeret gue kedalam masalah ini Chik."
"jadi lo udah menyerah Vin?" tanya Chika cemas. "nggak!!" chika menggelengkan kepalanya. "lo nggak boleh mengacaukan rencana ini Alvin."
"gue nggak perduli lagi Chika. Silahkan lo ambil semua bagian gue!" ucap Alvin tak perduli.
"Alvin!!" bentak Chika frustasi. Ia tidak mau Alvin membongkar semua rahasia mereka. Dengan sudah payah Chika masuk kedalam rumah ini. dia tidak mau Alvin mengacaukan semuanya. "sejak kapan lo jadi orang baik? Apa lo lupa sama tujuan kita? Jangan bodoh Vin!! Lo nggak sayang sama nyawa lo sendiri?" Chika berusaha meyakinkan Alvin.
"gue nggak perduli sekalipun Stevan akan membunuh gue." Jawab Alvin penuh kemantapan. "gue dengar Stevan mau menjalankan rencananya untuk membunuh mereka. Silahkan lo jalankan rencana itu sendiri! Tapi gue yakin lo nggak akan sanggup membunuh orang-orang sebaik keluarga Rayyan."
Sejak Alvin menjadi anak dari keluarga itu ia sadar akan arti kehidupan. Sejak kecil Alvin sudah menjalani hidup yang keras, ia harus hidup di panti asuhan dan bekerja sebagai pengemis, diperlakukan semena-mena oleh orang tua asuhnya. Namun perlakuan baik dari keluarga Rayyan membuatnya mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah ia dapatkan sejak kecil. Alvin merasa bersalah telah membohongi keluarga itu, jika mereka tau yang sebenarnya, maka sudah pasti hatinya akan sangat hancur.
Alvin menepuk pundak Chika. "cepat atau lambat, semua ini akan terbongkar. Karena Alice dan Axel akan kembali."
"nggak mungkin." Sanggah Chika. "dua anak itu udah mati. Mereka Cuma punya kita."
"kata siapa?" tanya Alvin meremehkan. "Mereka masih hidup. Stevan sedang mencari keberadaan mereka."
Chika kembali memiliki semangat setelah mendengar nama Stevan. Ia tersenyum tipis. "itu bagus, Stevan akan segera membunuh mereka. Dan gue akan selalu menjadi putri Alice."
Alvin menatap Chika. Keinginannya untuk menjadi seorang putri memang sudah sangat kelewatan. "silahkan lo buktikan sendiri. Dan jalankan rencana busuk lo itu sebelum nyonya Wike mengetahui rencana lo."
"silahkan nikmati mimpi lo untuk menjadi putri Alice sejati." Ucap Alvin meremehkan. Ia lalu pergi meninggalkan Chika seorang diri.
Chika memandang Alvin yang mulai menjauh. Pikirannya kini makin kacau, setelah menemui Stevan dan bertemu dengan Alvin, kepalanya menjadi terasa sangat pusing. Alvin sudah tidak mau bekerjasama lagi dengannya, sebentar lagi pasti Alvin akan membongkar rahasia besar ini.
"nggak.. gue nggak boleh menyerah. Gue akan tetap menjadi putri Alice keluarga ini. setelah semuanya semuanya tercapai gue akan menguasai harta mereka dan hidup bahagia bersama Rayyan." Kata Chika penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back (KARAY)
RomanceKhayana Syakir : NYAWA HARUS DIBAYAR NYAWA "Kenapa dunia ini begitu sempit? Kenapa harus dia?" Seharusnya aku bunuh dia, nyawa harus dibayar dengan nyawa. Tapi kenapa? Kenapaaa.. Kenapa? Kenapa aku begitu bodoh. AKU HARUS BALAS DENDAM." Rayyan Kh...