chapter 63

17 2 0
                                    

Dinda tersenyum riang setelah keluar dari ruangan seseorang. Akhirnya apa yang dia inginkan tercapai. Meski harus bekerja keras tidak masalah baginya saat ini. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya mampu hidup mandiri.

Minggu lalu Dinda selalu sibuk mencari-cari lowongan pekerjaan di ponselnya. Dan akhirnya dia menemukan apa yang dia inginkan. Model adalah pekerjaan yang sangat cocok dengan kriterianya. Tidak terlalu sulit, dan bisa mendapatkan uang cepat dengan waktu yang singkat.

Tidak akan sulit bagi Dinda mendapatkan job sebagai model meski tanpa bantuan siapapun. Penampilan dan cara berpakaian Dinda sehari-hari saja sangat mencolok dan pantas disebut sebagai model. Dia juga paham dengan berbagai fashion yang sedang hangat diperbincangkan.


Beruntung Dinda bisa bekerja ditempat yang sangat dia inginkan. Dinda bisa bertemu dengan sang idola yang sangat terkenal dalam dunia fashion. Wanita karier yang sangat sukses menjalani bisnisnya meski harus menjadi single parent. Dinda sangat menyukai sosok itu, dan menjadikannya contoh terutama brand-brand miliknya karena bajunya keren dan berkelas.

"Gue seneng banget bisa ketemu sama tante itu. Ternyata orangnya baik banget." ucapnya penuh syukur.

"Akhirnya gue dapet kerjaan juga."

"Bodo amat sama nyokap. Yang penting gue bisa dapetin uang. Lagipula mereka juga sekarang udah nggak perduli lagi sama gue."

Dinda memutuskan untuk pergi dari rumah dan hidup mandiri. Dinda yakin tanpa uang dan harta orang tuanya Dinda bisa menjalani hidupnya. Meskipun orang tuanya meremehkannya. Bagi Dinda tidak ada yang tidak bisa dilakukannya. Semua yang diinginkannya pasti tercapai.

Meski Dinda adalah anak yang selalu dimanjakan dengan materi tapi dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarga.

Flash back minggu lalu.

"Baiklah lakukan apa saja yang kau mau, tapi jangan pernah menggunakan uang papa sepeserpun!" ancam pak Andreas.

"Papa.." sela nyonya Saras. Wajahnya nampak khawatir takut jika suaminya benar-benar melakukannya. "Nggak perlu gitu dong pa.. Dinda nggak akan mengilangi lagi kok. Iya kan Din?" nyonya Saras mencoba meyakinkan sambil menyuruh putrinya mengatakan yang dia mau. "Ayo sayang minta maaf sama papa!"

"Papa pikir Dinda butuh semua itu?"

Plakkk

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Dinda. Bekas merah langsung nampak di pipi gadis itu.

"Papa!" nyonya Saras kembali teriak. Tidak terima putrinya diperlakukan seperti itu. Tapi justru Andreas malah menyalahkan dirinya.

"Ini semua gara-gara mama yang selalu memanjakan dia. Inilah akibatnya anak ini jadi kurangajar."

"Cukup pa. Cukup menyalahkan mama terus ini juga kesalahan papa yang tidak pernah dirumah dan sibuk sama kerjaan." jawab nyonya Saras melakukan pembelaan.

"Aku seperti ini juga untuk kalian."

"Dinda nggak butuh uang papa!"

"Dinda!!" bentak Andreas dan istrinya secara bersamaan.

"Dasar anak kurangajar. Tidak tau diuntung. Aaanak.."

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang