chapter 45

12 0 0
                                    

Kinan menatap curiga wajah Khayana. Pandangannya menyisiri setiap sudut gelagat sahabatnya itu yang terlihat aneh dan mencurigakan. Sejak tadi malam Khayana tidak m8au diajak bicara oleh siapapun. Kinan melihat Khayana masuk ke kamar saat sudah larut malam. Matanya terlihat bengkak seperti habis menangis. Saat ditanya dia hanya diam saja tak berkata apapun.

"apa yang sebenarnya elo pikirkan sampe mata lo bengkak begitu?" tanya Kinan sambil berkacak pinggang.

"gue nggak papa kok, gue cuman keinget sama ayah." Jawab Khayana sekenanya. Karena memang hal yang membuatnya sesedih ini adalah masalah pembunuhan ayahnya.

"lo yakin Cuma itu? sepertinya masalah lo sangat berat." Kinan mengamati Khayana yang sedang duduk di dekat meja rias. "gue... boleh nanya nggak?" kata Kinan dengan kalimat yang sedikit putus-putus.

"boleh, nanya apa?"

"elo nggak habis berantem kan sama Ray?"

"nggak, gue sama dia kan udah nggak ada hubungan apa-apa."

"gue rasa ada masalah lain yang kalian sembunyikan selain soal percintaan."

Khayana tersentak kaget mendengar ucapan Kinan. Dengan spontan ia mengarahkan pandangannya jengah kearah Kinan. Kinan paham dengan ekspresi itu. ia pun menjadi merasa sedikit lancang telah mengucapkan itu.

"ma.. maaf Kay, bukan maksud gue ikut campur masalah lo tapi gue hanya menduga-duga. Gue tau ini masalah pribadi lo yang mungkin nggak bisa di ungap ke siapapun. Maafin gue ya."

Khayana menghela nafas berat ia mencoba mengendalikan perasaannya. Biar bagaimanapun dirinya tidak boleh terlalu emosional menunjukkan kesedihannya dihadapan teman-temannya.

"nggak papa kok, gue lagi pengen sendiri aja."

"yaudah Kay gue ngerti lo butuh waktu untuk sendiri." Kata Kinan mencoba menafsirkan perasaan Khayana. "gue Cuma mau ngingetin lo ini waktunya makan. Lo udah ditngguin sama anak-anak di bawah." Kinan langsung menutup pintu kamar memberikan ruang untuk Khayana menyendiri. Ia turun menuju ruang makan tempat dimana yang lain sudah menunggu untuk makan malam sambil berniat mengambilkan Khayana makanan mengingat Khayana belum memakan sesuap nasi pun sejak pagi. Seharian dirinya hanya mengurung diri dikamar.

"masih belum mau turun?" tanya Rehan kepada Kinan yang baru saja datang ke ruang makan.

Kinan hanya mengangguk dan duduk disampin Rayyan lalu mengambil piring dan makanan.

"gue rasa ada yang aneh sama anak itu." ucap Rangga sambil mengigit paha ayam ditangannya.

Semua mata mengarah kepada Rangga setelah ia membuat pernyataan seperti itu. sementara Rayyan meneguk ludah dan menundukkan pandangannya, ia tahu betul kenapa Khayana bersikap seperti itu, ini pasti karenah Khayana masih syok dengan kejadian tadi malam saat di balkon. Kinan masih menatap serius kea rah Rangga, ia benar-benar penasaran apa yang membuat sahabatnya mengurung diri seperti itu.

Boy yang pengecut wajahnya sudah pucat sementara otaknya sudah bekerja terlalu over membayangkan dan mengait-ngaitkan sikap Khayana dengan film horror yang beberapa kali di tontonnya. Ia membayangkan film Thailand yang bercerita tentang sekumpulan anak yang sedang berlibur dan mengalami kecelakaan tragis saat sedang melakukan olahraga arung jeram. Disitu ia teringat saat salah satu teman dari rombongan itu tidak kembali dan ketika kembali teman mereka sudah bersikap aneh dan lebih banyak diam. Ternyata yang pulang itu adalah arwahnya sementara jasadnya sudah hanyut di sungai saat jatuh ketika arung jeram.

"Nan, lo kan semalem sama Amanda nyariin Kay ke kamar gue dan yang lain. Dan setelah itu Kay jadi bersikap aneh dan cenderung menutup diri seperti itu, jangan-jangan tadi malem dia jatuh ke jurang atau dii..." Boy mulai berimajinasi dengan hal-hal yang mistis membuat Milea, Aldo, Amanda dan Tania wajahnya menjadi pucat karena ketakutan.

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang