chapter 6

36 6 0
                                    

"Jawab gue Ray!!"

Aldo membentak Ray dengan nada tinggi.. Ray hanya bengong mendengar ucapan Aldo barusan. Ia tak menyangka sahabatnya yang satu ini ternyata bisa bicara seserius ini. Melihat wajah Aldo saat ini Ray merasa sedang tidak bicara dengan sahabatnya..

"Maaf do gue nggak bisa cerita sama lo untuk saat ini,"

" apa ini yang dinamain sahabat?? Lo berubah Ray,, gue nggak nyangkalo lo kayak gini. Lo udah nggak anggap gue sekarang,"

Ray merasa seolah ditampar oleh perkataan itu.. Aldo sudah seperti saudaranya sendiri. Diantara para sahabatnya Aldo adalah orang yang paling dekat dengan Ray. Namum Ray tidak mungkin berbicara sekarang.

Ray hanya fokus membereskan isi kopernya. Untuk menghindari pertanyaan Aldo.

Percuma, ini hanya akan membuat Ray merasa tertekan. Semua ini tidak akan berhasil. Aldo paham sekali sifat Ray. Pasti ada sesuatu dibalik keanehan Ray semenjak ia kembali.

Pikiran Aldo tertuju pada kejadian-kejadian dan tingkah aneh Ray di hari-hari yang lalu..

"Yaudah gue ngerti"

"Makasih do lo emang sahabat the best" Ray memeluk Aldo.

"Ray.."

"Iya do?,"

"Tante sama om Gris baik-baik aja kan?"

"Baik.. Mereka baik-baik aja kok"

"Loo nggak lagi ada masalah kan?"

"Yaelah do gue baik-baik aja,, lo nggak liat diri gue sekarang. I'm Fine Aldo.. Hidup gue jauh lebih baik dari waktu itu.. Dan ini semua juga berkat bantuan lo Do.. Lo nggak perlu kawatir ok"

"Syukurlah kalo lo baik-baik aja bro.. Lo jangan pernah sungkan cerita. Gue pasti bantu lo"

" thanks Do lo emang terbaik,,"

Mungkin Ray memang tidak sepenuhnya berbohong.. Tidak mungkin Ray kembali dengan mobil mewahnya kalau Ray bohong.. Karna Aldo masih ingat betul semua yang dialami Ray lima tahun lalu saat ia pergi.

" oh iya pesawat lo berangkat jam berapa?"

" 1 jam lagi pesawat gue berangkat"

"Kita anter lo ke bandara" tiba-tiba saja Boy dan Rangga muncul.

"Kalian?" Ray kaget melihat Rangga dan Boy yang baru saja datang.

"Iya... Kita yang bakal anter lo ke Bandara"
"Ngga papa kan kita anter lo?" Aldo pun ikut bicara..

"Ok.. " Ray mengangguk santai.

"Gitu dong Ray"

"Pokoknya lo harus sering-sering nengokin kita"

"Iya-iya dasar bocah""

"Hhahahaa"

" para sahabat itu berpelukan sebelum mereka berpisah"

***********

"Kamu yakin dengan keputusanmu itu?"

"Yes moms"

"Mama tidak mau terjadi sesuatu dengan mu nanti Ray. Mama belum siap kehilangan mu"

"Maaa percaya sama Ray!! Nggak akan terjadi apa-apa,"

"Sudah lah ma,, mungkin memang sudah waktunya kita melepas Ray."

"Tapi aku takut kehilangan Ray anak kita, inilah yang aku khawatirkan selama ini.. Pokoknya aku tidak mau Ray kembali!! Titik!#" Wike langsung pergi ke kamar. Ia tidak setuju dengan keputusan suaminya itu, terlalu berat baginya untuk merelakan Ray kembali.

"Tapii maaa?"

"Cukup Ray, biar papa yang bicara sama mama nanti."

" tolong paa. Ray mohon bantu Ray meyakinkan mama"

"Its ok honey, kamu tenang saja, mamamu itu urusan papa ok" Gris menepuk pundak putranya itu, lalu mencubit pipinya yang menggemaskan..

"Iiihh papa, orang lagi serius juga."

Gris tersenyum kecil menatap Ray, ternyata putra kesayanganya itu sudah besar sekarang..

**********

"Maa?" Gris memegang rambut istrinya..

"Hhhhh, kenapa kau begitu gampangnya berkata seperti itu? Aku ini ibunya aku yang melahirkanya."

"Aku mengerti kehawatiranmu. Tapi biarlah Ray memilih jalanya sendiri, aku percaya Ray akan baik-baik saja."

"Bagaimana kalau nanti Ray nekat.? Dia melakukan sesuatu yang akan mengancam keselamatanya. Aku tidak mau Ray... Rayy,, hhhm" Wike tak sanggup lagi menyelesaikan perkataanya, air matanya terus mengalir di pipi.

"Tidak akan pernah terjadi sesuatu pada Ray, dia anak yang kuat. Lihatlah sekarang dia sudah besar,, aku yakin Ray mampu melindungi dirinya"

"Hhhhmm aku tidak mau kehilangan Ray, " Wike menangis terisak-isak.

Gris terus menenangkanya..

Ray menutuk pintu kamar itu lalu memalingkan badanya.. Apakah Gris bisa meyakinkan Wike? Sepertinya Wike sangat berat melepaskan dirinya.

Tekad Ray sudah bulat.. Apalagi setelah Ray menemukan dia. Ray harus memperbaiki semuanya. Semua rasa bersalah ini akan selalu menghantui hidupnya.

Meskipun ia tau sangat berat bagi Wike mamanya untuk jauh-jauh darinya. Ini sungguh dilema bagi Ray. Tangisan Wike membuatnya tak sanggup menatap lagi.

Kenapa mama Ray tidak mengizinkan Ray..

Apa yang akan dilakukanya? Sampai Wike begitu khawatir dengan kelutusanya.

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang