chapter 67

6 2 0
                                    

Selamat malam guys.. Maaf baru update lagi. Karna lagi banyak
kesibukan...🙏
Selamat membaca...

Tuan Rudi sedang duduk disamping kasur Rehan.

Ruangan itu nampak sepi, hanya ada mereka berdua disana. Ditemani bunyi mesin pendeteksi jantung Rehan yang terus bergerak menunjukkan garis naik turun menandakan yang sedang tertidur di tempat itu masih bernyawa.

"Maafkan papa. Maafkan papa telah melakukan semua ini padamu." ucap tuan Rudi sambil menggenggam tangan Rehan. Wajah putranya itu terlihat pucat. Tangan yang dulu selalu berani menunjuk dan menentang keras seorang Rudhitama sekarang lemah tak berdaya.

Tuan Rudi seharusnya senang melihat semua ini, namun perasaannya justru sebaliknya. Ini mungkin karna laki-laki itu baru menyadari telah memiliki seorang putra.

Semenjak nyonya Rita meninggal, dia memang sangat perhatian merawat Rehan. Terlebih setelah Stevan, putra kandung satu-satunya harus mendekam dibalik sel penjara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya karna telah membunuh Chika. Tuan Rudi sadar ini semua karna dirinya yang tidak bisa mendidik Stevan. Seharusnya sebagai seorang ayah, ia menjaga dan memberi contoh yang baik.

"Cepat sembuh Rehan. Yang papa punya hanya kamu. Kau putra kebanggaan Rita."

"Rita benar. Aku tidak salah mengambilmu."

"Rita yang memohon agar aku menolongmu."

"Tapi aku telah salah, kesalahanku yang telah menyembunyikanmu menyebabkanmu seperti ini."

Selama 17 tahun lamanya, tuan Rudi menyembunyikan semua fakta tentang Rehan. Mengganti namanya, bahkan mencatat Rehan sebagai putra tunggal dan pewaris bisnisnya. Semua ini dia lakukan untuk balas dendam.

Dia memanfaatkan perasaan Rita sebagai seorang wanita yang sangat lemah dan penyayang, sehingga membuat Stevan cemburu dan membenci Rehan.

Dia ingin membuat keluarga Griss hancur dengan menggunakan anak mereka. Benar saja, karna semua itu Rehan yang menjadi sasaran keluarganya sendiri sebagai alat untuk balas dendam. Karna yang mereka tau Rehan adalah putra tunggal Rudhitama. Bahkan Rehan hampir terbunuh oleh adik kandungnya.

"Papa menyesal Re.. Sekarang aku takut kehilanganmu."

"Aku takut kau pergi."

"Tapi yang lebih kutakutkan kau akan benci padaku. Kau akan diambil keluargamu."

Tuan Rudi terus meracau meski Rehan masih menutup matanya. Rasa takut kehilangan itu semakin dalam. Jika memang Rehan sembuh, dia pasti akan menemui keluarganya. Tapi jika tidak dia akan kehilangan Rehan untuk selamanya. Dokter bilang kemungkinan hidup Rehan sangat tipis, hanya mukjizat tuhan yang bisa menyadarkannya.

Tuan Rudi sempat berfikir untuk menyerahkan Rehan pada keluarganya. Namun niat itu diurungkannya. Ia benar-benar tidak sanggup untuk kehilangan lagi.

"Hallo tuan." ucap seseorang dari sebrang sana mengawali percakapan dengan bos nya.

"Ada apa?" tanya tuan Rudi pada anak buahnya.

"....."

"Bagus. Awasi dia terus tapi ingat jangan mengganggunya! Oh ya kirimkan undangan makan malam dari restoranku dan jangan lupa jemput dia pukul 9."

Come Back (KARAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang