Tujuh - Sepulang Sekolah

1.4K 111 0
                                    

Menyakitkan saat melihatmu tak lagi memiliki rasa yang sama sepertiku. Aku yang masih mencintaimu dan kamu yang sudah tidak peduli.

***

Yeonjun berada di SMA Taruna, yakni sekolah Yuna. Hari ini ia akan menjemput Yuna sesuai permintaan Soobin. Yuna sudah seperti adiknya sendiri sehingga bagi Yeonjun dimintai tolong hal apapun tentang Yuna, ia akan melakukannya selagi ia mampu.

Yeonjun duduk di halte bus depan sekolah sembari memainkan ponselnya. Ia menyesap es teh yang baru saja ia beli. Belum lama ia menunggu Yuna, mungkin sekitar sepuluh menit.

"Kak Yeonjun?" sapa seorang gadis memastikan bahwa yang dilihatnya adalah Yeonjun.

Yeonjun mengalihkan pandangannya dari ponsel kemudian melihat gadis yang tengah berdiri di depannya.

"Oh temennya Yuna?" tanya Yeonjun sambil tersenyum ramah.

"Iya kak. Masih inget aku nggak?" tanya gadis itu sembari tersenyum.

Yeonjun mengusap tengkuknya lalu tersenyum kikuk. "Maaf gue lupa. Sejujurnya gue agak kesulitan mengingat nama seseorang yang baru ditemui pertama kali."

"Oh gitu, gapapa kak. Aku Yeji. Setelah ini kakak bakal bisa nginget nama aku kan? Karena setelah ini bukan pertemuan yang pertama." Yeji tersenyum manis sembari memperlihatkan deretan giginya yang rapih.

Yeonjun terkekeh, "Hahahaha tentu bisa dong."

Yeji mengambil tempat duduk disamping Yeonjun. Namun jarak duduk mereka tidak dekat.

"Kakak ada perlu apa kesini?" tanya Yeji menoleh ke arah Yeonjun.

"Mau jemput Yuna. Karena ada suatu kepentingan abangnya nggak bisa jemput dia." terang Yeonjun.

"Oh gitu. Tapi kayaknya Yuna ada ekstrakulikuler sepulang sekolah. Karena setahu aku Yuna ikut ekstra bahasa inggris dan hari ini ada jadwalnya."

"Makasih infonya."

"Iya."

Tidak ada percakapan lagi di antara mereka. Karena memang tidak ada topik yang perlu untuk dibicarakan.

"Permisi neng. Seikhlasnya neng." seorang pengemis mendekati Yeji. Yeji sungguh merasa kasihan dengan pengemis itu karena diusianya yang tak lagi muda ia harus mengemis seperti ini.

"Ini nek." Yeji menyerahkan selembar uang sepuluh ribu kepada si nenek.

Nenek itu terlihat senang kemudian berkali kali mengucapkan terima kasih sambil mendoakan kebaikan untuk Yeji.

Yeji tahu mungkin apa yang diberikannya tidak seberapa. Tetapi ia senang, sebab sedikit meringankan beban si nenek. Melihat pengemis tua itu tersenyum.

Setelah kepergian pengemis. Yeji melihat jam di ponselnya. Ia heran biasanya tidak butuh waktu selama ini untuk menunggu bus.

"Nunggu jemputan?" tanya Yeonjun mengawali topik pembicaraan.

"Nggak. Nunggu bus."

"Oh emang biasanya selama ini?"

"Biasanya cepet kok. Ini nggak tau tumben lama nggak datang-datang." keluh Yeji.

Selang lima belas menit terlihat sebuah bus mendekati halte. Yeji segera berdiri dari tempat duduknya.

"Aku duluan ya kak." pamit Yeji sebelum menaiki bus.

"Iya. Hati-hati." Yeojun melambaikan tangannya pada Yeji lalu tersenyum.

Tujuh menit setelah kepergian Yeji. Wajah Yeonjun menjadi sumringah saat melihat gadis yang ditunggunya sedari tadi sedang berjalan melewati gerbang sekolah.

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang