Saat kamu pergi, tolong bawa kenanganmu juga. Jangan biarkan aku terus mengingatmu. Rasanya menyakitkan.
***
"Jadi gimana nanti pulang sekolah jadi nggak?" tanya Taehyun kepada teman-temannya.
"Jadi dong, iyakan Yeji?" Chaeryeong mengangguk semangat.
"Iya." jawab Yeji. Hari ini mereka merencanakan untuk pergi nongkrong bersama. Menjernihkan pikiran sebelum benar-benar fokus untuk menghadapi ujian kelas 12 yang banyak. Dari ujian semester, ujian sekolah, ujian nasional, ujian praktik, dan juga ujian masuk perguruan tinggi. Menghadapi ujian sebanyak itu tentu akan menjenuhkan bagi mereka. Sehingga mumpung belum ujian, bersenang-senang adalah pilihan yang tepat.
"Lo ikut kan Beomgyu?" tanya Taehyun pada Beomgyu yang sibuk dengan ponselnya.
Beomgyu hanya diam saja seperti tidak mendengar ucapan Taehyun. Entah apa yang ia lakukan dengan ponselnya, sehingga Beomgyu tampak serius dan seperti ada hal yang tengah ia pikirkan.
"Woi Beomgyu!" Seru Taehyun menyadarkan Beomgyu.
"Apaan sih?!" ketus Beomgyu.
"Abisnya dipanggil diem aja. Lo jadi ikut kan?"
Beomgyu menghembuskan nafasnya pasrah. Jujur, ia sedang tidak mood untuk bepergian ke manapun. Tapi ya sudahlah, ia menghargai ajakan teman-temannya.
"Iya gue ikut." jawab Beomgyu malas.
"Terus lo Kai?" Taehyun ganti bertanya pada Hueningkai yang sedang membaca buku di depannya.
Hueningkai hanya melirik Taehyun sebentar. "Gue nggak ikut." katanya datar.
"Gabisa, harus ikut." paksa Taehyun.
"Gue nggak bisa. Ujian udah tinggal sebentar. Gak ada waktu buat main-main."
"Lo nggak capek apa pacaran mulu sama buku?" ejek Beomgyu.
"Gue udah harus fokus. Dan kalian juga harusnya kayak gitu." nasihat Hueningkai.
Taehyun menertawakan ucapan Hueningkai. Ia sungguh jengkel dengan sikap Hueningkai yang menurutnya tidak asik. "Masa muda itu adalah masa yang paling menyenangkan. Apa lo nggak nyesel kalo saat lo tua nanti lo nggak punya kenangan apapun yang menyenangkan? Terus lo cerita ke anak cucu lo gini." Taehyun menghela nafas sejenak. "Anak-anakku, dulu kakekmu ini masa mudanya hanya bersama buku-buku." ejek Taehyun dengan suara yang ditata seperti kakek-kakek tua.
Sontak saja melihat tingkah laku Taehyun membuat yang lainnya tertawa. Berbeda dengan Hueningkai yang menatap Taehyun tajam.
"Ayolah Kai, nggak asik lo!" ujar Chaeryeong.
"Bener tuh kata Taehyun. Masa muda cuma sekali, apa lo yakin nggak pengen seneng-seneng dikit aja? Gue rasa lo udah cukup berusaha. Lo udah belajar siang, malam tanpa henti. Dan perlu lo tau, otak lo itu butuh istirahat." sahut Yeji.
"Bener tuh." Beomgyu mengangguk, menyetujui ucapan Yeji yang memang benar. Karena hidup itu bukan hanya tentang perjuangan.
Hueningkai mengacak rambutnya frustrasi. Melihat teman-temannya yang mendesaknya sampai seperti ini akhirnya membuatnya luluh. Ia sadar ucapan Taehyun dan Yeji tidaklah salah. Selama ini ia memang terlalu berambisi untuk berhasil. Dan sikap seperti itu tidaklah baik. Jika kita sudah berusaha semaksimal mungkin dan dengan disertai doa, keberhasilan itu hanyalah bonus. Kita harus yakin bahwa usaha tidak akan menghianati hasil. Walaupun tidak berhasil pun kita harus ikhlas mengikuti kehendak tuhan. Karena apapun yang menurut manusia baik belum tentu menurut tuhan baik juga. Rencana tuhan pasti indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅
FanfictionKisah cinta 5 cowok ganteng dengan 5 cewek cantik baru dimulai. Siapa bilang jatuh cinta itu mudah? Mereka melalui banyak lika liku kisah hingga akhirnya bertemu cinta mereka yang sesungguhnya. High Rank : #1 in Kpoplovers [13/11/19] #5 in Midzy [...