Dua Puluh Tiga - Bahagia dan Sakit (1)

1K 77 1
                                    

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari menghadapi kenyataan bahwa kau bukan lagi milikku tetapi miliknya.

***

"Lo mau nggak jadi pacar gue?" tanya Yeonjun pada Yuna datar. Ia memaksakan senyumannya. Harusnya ia tidak melakukan hal ini. Jika Yeji tidak memaksanya, mungkin ia tidak akan menyetujuinya. Ia merasa bersalah kepada Yuna. Ini semua hanyalah kebohongan. Dan bagaimana bisa sebuah hubungan dibangun dengan sebuah kebohongan?

Yuna membulatkan matanya tidak percaya. Gadis itu tersenyum sumringah, bisa dipastikan kali ini perasaannya bak bunga-bunga yang bermekaran di taman.

Soobin tercengang melihat Yeonjun yang berlutut di hadapan Yuna. Bukankah tadi Yeonjun menolaknya? Apa yang membuat cowok itu akhirnya menyetujuinya?

Yeji melihat Yeonjun nanar. Apa yang ia rasakan tentu tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Semuanya terlihat menyakitkan untuknya. Hal yang bisa ia lakukan hanya satu, menahan agar air matanya tidak tumpah.

Yeji mengakui bahwa ia adalah seorang wanita yang munafik. Hati dan mulutnya berbicara berlainan. Hatinya berkata tidak, namun mulutnya berkata iya. Seharusnya ia tidak perlu bersikap sok tegar jika akhirnya seperti ini.

"Beneran kak?" tanya Yuna tidak bisa menutupi ke gugupannya. Pipi gadis itu memerah bak kepiting rebus. Ia bahagia, akhirnya cowok yang selama ini ia sukai juga menyukainya. Semua harapannya telah menjadi kenyataan. Apa yang ia bayangkan nyatanya bukanlah sebatas angan-angan semata.

Yeonjun mengangguk. Kemudian cowok itu berdiri, menatap Yuna lekat-lekat.

Yeji memalingkan wajahnya ke arah lain. Tatapan itu? Beberapa menit yang lalu Yeonjun menatapnya seperti itu. Kini tatapan itu bukan lagi miliknya. Tidak ada pengorbanan yang tidak menyakitkan.

Yuna terdiam beberapa detik. Ia masih berusaha menyadarkan dirinya bahwa ini bukanlah mimpi. Ini adalah sebuah kenyataan.

Yuna tersenyum memperlihatkan rentetan giginya yang rapih. "Serius kak ini nggak bohong kan?" tanyanya memastikan.

Yeonjun menelan ludahnya susah payah. Sungguh, ia tak ingin nantinya mematahkan hati Yuna. Ini hanyalah sebuah kebohongan. Sebenarnya Yeonjun ingin berbicara sejujurnya kepada Yuna. Namun, segera ia urungkan saat melihat raut wajah bahagia yang ditunjukkan Yuna. Apakah ia siap menjatuhkan hati gadis itu setelah menerbangkannya setinggi angkasa?

Yeonjun merutuki kebodohannya. Semuanya sudah terlanjur jika ia kembali. Ternyata apa yang diucapkan Soobin benar. Yuna mencintainya. Hanya satu yang ia tanyakan dalam pikirannya, sejak kapan? Sejak kapan Yuna mulai tertarik padanya?

Selama ini perlakuan khusus yang diberikan Yeonjun pada Yuna semata-mata karena ia begitu menyayangi Yuna layaknya kakak yang menyayangi adik perempuannya. Ia tidak menyangka bahwa perhatiannya ini yang membuat Yuna jatuh hati padanya.

"Gue serius." ucap Yeonjun setelah ia terdiam cukup lama.

Blush! Pipi Yuna memanas. Jantungnya berdebar kencang. Ia melupakan semuanya, masalah-masalahnya. Rasanya hari ini ia menjadi wanita paling bahagia sedunia.

"Aku mau." jawab Yuna seketika. Senyuman terus terlihat di wajahnya.

Ryujin menyenggol lengan Yuna. Ia ikut bahagia melihat sahabatnya. Yuna yang selama ini bercerita apapun tentang Yeonjun kepadanya. Ryujin tidak menyangka bahwa mimpi Yuna akan menjadi nyata.

Yuna menggenggam tangan Ryujin erat saking gugupnya. Apakah ia dan Yeonjun sekarang pacaran? Ah! Rasanya Yuna ingin meledak saking bahagianya.

"Gue ikut seneng." bisik Ryujin di telinga Yuna yang hanya dibalas Yuna senyuman malu-malu.

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang