Empat Puluh Enam - Cinta

1K 59 3
                                    

"Tersenyum sendiri bak orang gila. Jantung berdebar hingga terasa ingin copot.. Ah.. Cinta memang segila ini."

***

Ryujin sibuk dengan ponselnya sambil sesekali tertawa kecil. Ia membaca setiap pesan dari seseorang dengan hatinya yang berbunga-bunga. Padahal isi dari pesan itu bukanlah hal yang romantis, hanya berisi chat absurd namun sukses membuat Ryujin tersenyum sendiri bak orang gila.

Yuna heran sejak tadi memperhatikan tingkah Ryujin yang menurutnya aneh. Ini adalah untuk pertama kalinya Ryujin begitu menolak Yuna melihat ponselnya. Belakangan ini pun ponsel Ryujin selalu diberi password sehingga Yuna tidak bisa membuka seenaknya lagi. Padahal dulu Ryujin tidak pernah memberi password pada ponselnya, gadis itu biasanya dengan senang hati meminjamkan ponselnya pada Yuna karena menurutnya tidak ada apapun yang bersifat pribadi di ponselnya. Sekarang, wajar saja jika Yuna mulai curiga.

Yuna mencoba mengintip ponsel Ryujin, namun dengan cepat Ryujin menjauhkan ponselnya dari pandangan Yuna. Yuna berdecak, apa segitu pentingnya sehingga sejak tadi ia diabaikan?

"Kelihatannya asik banget." kata Yuna.

"Nggak kok biasa aja." sangkal Ryujin.

"Emangnya lagi ngapain sih? Lihat dong." ujar Yuna ingin tahu.

Ryujin menggeleng cepat kemudian menyimpan ponselnya di dalam tas. "Nggak ada apa-apa kok." bohong Ryujin.

Yuna menatap Ryujin penuh selidik. Ia tahu betul Ryujin sedang berbohong padanya. "Gak usah bohong."

Ryujin terlihat gugup, sesekali ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Emm... Gue suka seseorang." katanya ragu.

Yuna membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Mulutnya terbuka sempurna, tak bisa menutupi keterkejutannya. Seolah Ryujin menyukai seseorang adalah suatu hal besar.

"Ekspresi apaan tuh! Biasa aja kali." kata Ryujin.

Yuna menutup mulutnya dengan tangannya. Lalu ia menggeleng takjub, sedangkan Ryujin melihatnya kesal.

"Aku nggak bisa percaya ini. Beneran? Beneran? Sumpah? Siapa? Kamu nggak bohong kan?" Yuna menghujani Ryujin dengan berbagai pertanyaan, membuat Ryujin sedikit menyesal memberi tahu Yuna. Ia tidak menyangka sikap Yuna akan berlebihan seperti ini.

Ryujin mengerucutkan bibirnya. "Bisa gak ekspresinya biasa aja?"

Yuna menggeleng. "Nggak bisa."

Ryujin menghembuskan nafasnya kasar. "Ini bukan sesuatu yang besar sehingga lo harus seterkejut ini."

"Gak, ini beneran gak bisa dipercaya. Selama ini kamu terkesan cuek dan bahkan tidak pernah membicarakan cowok. Tapi kali ini tiba-tiba bilang suka seseorang. Kan gak nyangka gitu." jelas Yuna.

Ryujin mengangguk paham. Ia tahu selama ini, ia memang tidak pernah jatuh cinta pada siapapun. Ia adalah pribadi yang cuek dan tomboi sehingga tidak pernah memperdulikan hubungan asmaranya.

Tapi kini semuanya berbeda. Seseorang telah berhasil mengetuk hatinya yang keras. Ibarat seperti es batu yang kemudian dilelehkan dengan api. Cair.

"Gue gak tau, tapi rasa ini muncul gitu aja." Ryujin tersenyum malu-malu.

Yuna tertawa melihat Ryujin yang malu-malu. Ia jadi ingat dirinya sendiri pernah berekspresi seperti itu. Malu-malu karena seseorang yang dia suka.

Jatuh cinta memang indah. Namun tidak semuanya akan berakhir bahagia. Waktulah yang dapat menentukan akan berakhir seperti apa sebuah cinta. Kebahagiaan dan kesedihan saling berkaitan. Tak ada kesedihan tanpa kebahagiaan dan sebaliknya.

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang