Dua Puluh Dua - Kado Untuk Yuna (2)

998 80 11
                                    

Aku pernah menjadi gadis paling bahagia di dunia, menjadi gadis paling beruntung memilikimu. Namun saat kamu pergi... aku menjadi gadis paling menyedihkan. Gadis rapuh yang pandai bersandiwara seolah baik-baik saja.

***

"Tolong pacaran dengan Yuna."

Bak petir di siang bolong, Yeonjun terkejut dengan permintaan Soobin. Ia tidak pernah menyangka bahwa Soobin akan meminta hal seperti itu darinya. Permintaan yang tidak mungkin dapat ia kabulkan.

Yeonjun berdiri dari tempat duduknya. Ia melihat Soobin tidak percaya. Pasti ia salah dengar kan? "Lo bercanda kan?" Yeonjun mencoba tertawa. Karena permintaan Soobin begitu lucu baginya.

"Nggak, gue nggak bercanda." kata Soobin serius.

Yeonjun berhenti tertawa. "Jangan bohong!" Yeonjun terus menyangkal apa yang telah ia dengar.

"Dengerin gue. Gue beneran serius. Gue yakin dengan hal ini Yuna bisa bahagia." jelas Soobin sedih. Ia tahu permintaan ia benar-benar gila. Bagaimana mungkin ia bisa memaksakan keinginannya kepada Yeonjun yang jelas tak akan menyukai Yuna. Tetapi, kasih sayangnya pada Yuna telah membuatnya buta untuk melakukan apapun agar Yuna bahagia.

"Kenapa harus gue?" tanya Yeonjun tidak percaya dengan perkataan Soobin. Apa hubungannya ia dengan kebahagiaan Yuna?

"Yuna suka sama lo."

Tenggorokan Yeonjun tercekat. Dadanya terasa sakit mendengar penuturan Soobin. Bagaimana bisa Yuna menyukainya? Seorang gadis yang telah ia anggap seperti adiknya menyukainya?

"Lo pasti salah paham. Lo pasti salah." sangkal Yeonjun tak percaya.

"Awalnya gue terkejut soal ini. Dengan mata kepala gue sendiri, gue baca buku diary yang dia tulis. Semuanya tentang lo." Soobin mengacak-acak rambutnya frustasi. Kenapa Yuna harus mencintai Yeonjun? Tetapi Soobin tak sepenuhnya menyalahkan Yuna, ia tahu rasa cinta hadir tanpa permisi. Yuna tidak pernah berencana untuk mencintai Yeonjun. Rasa itu datang begitu saja.

"Yuna udah kayak adik gue sendiri." kata Yeonjun pelan. Pernyataan Soobin membuatnya terkejut. Antara percaya atau tidak, ia bingung dengan semua itu.

"Gue lihat Yuna yang selalu tersenyum tiap kali didekat lo." jeda tiga detik, "Lo pasti tau kan? Yuna selalu mengalami hal buruk di sekolahnya? Ia selalu berusaha kuat di depan gue. Seolah dia baik-baik saja padahal kenyataannya nggak seperti itu."

Yeonjun tidak bisa berkata-kata. Lebih tepatnya ia tidak tahu harus mengatakan apa. Perkataan Soobin begitu menyiksa hatinya.

"Dia selalu merindukan nyokap, bokap gue. Gue tahu dia selalu nangis tiap kali dia rindu nyokap sama bokap. Sebagai seorang kakak apakah gue salah kalo berharap kebahagiaan buat adiknya?" lirih Soobin.

Ingin rasanya Yeonjun menghilang saat itu juga. Hal ini benar-benar menyusahkannya.

Jujur, ia juga ingin melihat Yuna bahagia. Selama ini, ia tahu Yuna yang selalu berselimut kesedihan. Ia ingin secercah kebahagiaan menyelinap masuk kedalam hidup Yuna. Tetapi, bukan dengan cara seperti ini.

Yeonjun tidak bisa melakukannya. Hati kecilnya menolak. Ia memiliki hati yang harus ia jaga. Ia tidak ingin menyakiti perasaan Yeji. Cintanya hanya untuk Yeji.

"Maaf." sebuah kata terucap dari mulut Yeonjun.

Pertahanan Soobin menciut seketika. Ia berusaha untuk meyakinkan Yeonjun kembali. "Gue mohon... Kali ini aja.."

Yeonjun memijat pelipisnya. Kemudian ia membulatkan keputusannya. "Gue akui gue sayang sama Yuna tapi sebagai kakak itu aja."

"Nggak bisakah lo lakuin hal ini supaya sedikit saja Yuna bisa ngerasain bahagia setelah sekian lama?" bujuk Soobin.

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang