Empat Puluh Tiga - Belajar

923 62 4
                                    

"Semakin kita dekat, semakin aku tidak bisa menghapus rasaku padamu."

***

Ryujin memandangi layar ponselnya yang memperlihatkan nomor Hueningkai. Ia tau besok anak kelas dua belas sudah mulai try out. Ryujin ingin menelepon Hueningkai, hanya untuk memberi semangat pada Hueningkai.

Namun, Ryujin ragu mengingat ia dan Hueningkai baru saja kembali berteman. Ia takut Hueningkai akan tidak suka.

Ryujin menjadi bingung. Apa yang harus ia lakukan? Sepertinya tidak akan pantas jika ia tidak memberi semangat pada Hueningkai, karena mereka sekarang berteman. Sudah seharusnya teman saling mendukung satu sama lain.

"Aduh nggak tau ah." gumam Ryujin frustasi karena tidak menemukan solusi atas masalahnya.

Setelah sekian lama berpikir, akhirnya Ryujin memutuskan untuk menghubungi Hueningkai. Ia akan menerima apapun reaksi yang akan diberikan Hueningkai kepadanya.

Telepon mulai tersambung, entah kenapa Ryujin menjadi gugup. Ryujin ingin membatalkan panggilannya tetapi ia urungkan saat terdengar suara Hueningkai dari seberang sana.

"Halo? Ryujin?" tanya Hueningkai.

Ryujin terdiam untuk beberapa detik. Ia sibuk merangkai kata-kata yang akan ia ucapkan. Ryujin malu mengatakannya, tapi ia tak ingin Hueningkai menunggu lama.

"Hei? Ryujin?" Hueningkai bingung saat tidak mendengar jawaban dari Ryujin.

"Lo nggak papa kan?" tanya Hueningkai cemas.

"Aku nggak papa." kata Ryujin setelah terdiam cukup lama.

"Ada apa?"

"Kak.." panggil Ryujin.

"Iya?"

"Aku bingung ngomongnya gimana?" jujur Ryujin.

Terdengar Hueningkai tertawa kecil. "Ngomong aja."

"Kakak lagi apa?" tanya Ryujin basa-basi.

"Lagi belajar."

"Aduh maaf kak. Aku ganggu ya?" Ryujin menjadi tidak enak pada Hueningkai karena telah mengganggu waktu belajar Hueningkai.

"Nggak kok. Kebetulan ini lagi istirahat bentar. Belajar terlalu keras juga kan nggak baik."

"Iya."

"Oh ya? Lo nelepon gue ngapain?" tanya Hueningkai penasaran.

"Ah iya lupa."

"Dasar pikun." ejek Hueningkai.

"Nggak kak."

"Oke, terus jadi ngomong apa?"

Ryujin menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Mm... Aku cuma mau ngomong."

"Ngomong apa?"

"Ngomong apa ya?" goda Ryujin.

Hueningkai berdecak sebal. "Ayolah, jangan bikin gue mati penasaran."

Ryujin terkekeh, "Aku cuma mau bilang..." jeda tiga detik, Ryujin memelankan suaranya. "Semangat try out buat besok kak."

"Ngomong apasih nggak kedengeran?" tanya Hueningkai heran. Ia mulai kesal pada Ryujin yang membuatnya semakin penasaran.

"Semangat belajarnya Kak Kai. Semoga sukses try out besok!" Ryujin memperjelas ucapannya.

Hueningkai tertawa, "Jadi itu, makasih ya."

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang