Lima Puluh Dua - Memperbaiki 2

1K 72 7
                                    

Tidak ada gunanya menyimpan kebencian. Kebencian hanya akan mempersulitmu untuk bahagia.

***

Suara kursi ditarik membuat Chaeryeong menghentikan aktivitas makannya. Ia melirik Taehyun yang berdiri di depannya hingga kemudian cowok itu duduk. Mata mereka bertemu untuk beberapa detik sebelum kemudian Taehyun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Chaeryeong melihat Taehyun dengan dahi yang berkerut. Bagaimana tidak, Taehyun dengan ganasnya menyambar semua makanan yang ada di meja. Cowok itu makan dengan lahap tanpa memerdulikan Chaeryeong yang keheranan.

"Oh udah pulang. Mana tadi yang katanya di telepon gak mau pulang?" tanya Rara yang baru datang dari dapur. Ia sedang mengambil piring kotor di meja makan.

"Lapher." ujar Taehyun dengan mulut yang penuh dengan makanan.

Chaeryeong terkekeh melihat tingkah Taehyun sedangkan Taehyun membuang mukanya dari Chaeryeong.

Senyum Chaeryeong berubah menjadi kecut. Apakah Taehyun marah padanya?

"Mangkannya jangan kebanyakan gaya. Pake ngambek segala terus katanya gak mau pulang. Tapi lihat, baru lima jam ngilang eh udah balik lagi." kata Rara geleng-geleng kepala.

Taehyun meraih segelas air putih lalu meneguknya hingga menyisakan setengah. "Mama seneng ya kalau anaknya hilang dan gak pulang?"

"Bukan gitu. Abisnya kamu udah gede pake acara ngambek gitu kayak anak kecil."

Taehyun menghela nafas panjang. "Rencananya sih pengen gak pulang biar mama sadar kehilangan anak satu-satunya tuh gimana. Tapi gagal deh, tadi pas pergi lupa bawa dompet, Mana laper lagi. Daripada jadi gelandangan di luar, mau gak mau balik lagi ke rumah."

Rara menertawakan perkataan Taehyun. Ia gemas dengan putranya itu, bayangkan saja sudah kelas 12 SMA masih saja suka ngambek. Apalagi berniat meninggalkan rumah, dan lebih sialnya lagi tidak bawa dompet. Pantas saja sekarang Taehyun terlihat rakus, dia sedang kelaparan.

"Udah jangan ngambek lagi malu tuh sama Chae. Mama mau balik ke dapur." pamit Rara lalu pergi meninggalkan Taehyun dan Chaeryeong berdua di meja makan.

Chaeryeong melihat makanannya yang tinggal sedikit itu tidak nafsu. Entah mengapa selera makannya mendadak menghilang sejak ia merasa bahwa Taehyun marah padanya. Chaeryeong jadi tidak enak hati pada Taehyun. Chaeryeong sadar penyebab Taehyun marah adalah dirinya. Harusnya tadi ia menuruti Taehyun saat cowok itu meminta kamarnya kembali.

Chaeryeong mengaduk makanannya tak bersemangat. Sesekali ia melirik Taehyun yang terlihat biasa saja. Taehyun bersikap tenang sambil menyantap makanannya, berbanding terbalik dengan Chaeryeong yang gelisah.

"Tae..." panggil Chaeryeong pelan. Chaeryeong menyadari kesalahannya dan ia tidak ingin bersikap egois dengan tidak meminta maaf.

"Hm." jawab Taehyun tidak melihat Chaeryeong. Ia hanya terfokus pada makanan di depannya.

"Ma..af." ucap Chaeryeong gugup.

"Hm."

Chaeryeong sedih mendengar jawaban yang diucapkan Taehyun. Sejak kapan Taehyun menjadi cowok cuek seperti ini?

"Maaf. Setelah ini lo boleh ambil kamar lo kembali. Maaf karena gara-gara gue lo harus tidur di kamar tamu dan akhirnya jadi mangsa nyamuk. Soal badan lo yang bentol-bentol nanti gue bantu olesin obat."

Taehyun akhirnya melihat Chaeryeong. "Iya."

Senyum Chaeryeong mengembang, "Tapi soal gue yang berantakin kamar lo mohon dimaklumi ya?"

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang