Lima Puluh Lima - Ikhlas

875 68 7
                                    

Mengikhlaskanmu bukan berarti aku kalah. Namun aku hanya mencoba menemukan kebahagiaanku sendiri tanpanmu.

***

Yuna menenggelamkan dirinya dalam selimut. Tubuhnya bergetar, ia menangis tanpa suara.

Di perjalanan pulang dari kafe Yuna sudah susah payah menahan air matanya untuk tidak jatuh. Sehingga saat telah sampai di rumahnya gadis itu sudah tidak bisa menahan tangisnya.

Apa yang sedang terjadi antara Yeji dan Yeonjun? Pikiran Yuna kacau membayangkan hal-hal yang mungkin terjadi di kafe itu selepas kepergiannya.

Munafik memang, tapi itulah yang Yuna lakukan. Saat mulutnya berkata 'ya' namun hatinya berkata 'tidak'. Jujur di dalam hati Yuna, ia tidak ingin Yeonjun dan Yeji kembali bersama. Alasannya karena ia masih mencintai Yeonjun. Sekeras apapun ia mencoba membenci Yeonjun tapi rasa cintanyalah yang selalu menggagalkannya.

Walaupun begitu untuk kali ini dan seterusnya Yuna tidak akan bersikap egois. Ia tidak bisa terus-terusan menahan Yeonjun agar bersamanya ataupun berharap Yeonjun akan mencintainya. Karena itu tidak akan pernah terjadi. Yeonjun, cowok itu juga memiliki hak untuk bahagia dengan wanita pilihannya yakni Yeji.

Yuna yakin keputusan yang ia lakukan adalah benar. Sejak awal dia adalah benalu dalam hubungan Yeonjun dan Yeji. Sehingga memperbaiki dengan menyatukan mereka kembali adalah pilihan yang tepat.

Yuna membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Ia terduduk kemudian meraih sekotak tisu di sebelahnya. Yuna menghapus air matanya dengan tisu lalu membuang tisu itu asal. Terlihat tisu berserakan dimana-mana. Ia berencana akan membereskan tisu yang berserakan saat hatinya sedikit pulih.

'Kenapa gak mau berhenti sih?!' gumam Yuna kesal sembari menyeka air matanya. Yuna berusaha agar berhenti menangis tapi sepertinya kali ini matanya tidak mendengarkan perintahnya karena terus mengeluarkan air mata.

Seketika pikiran Yuna kembali memikirkan Yeonjun dan Yeji di kafe. Apakah mereka sudah kembali bersama?

Yuna menghela nafasnya sejenak sebelum kemudian menyadari kebodohannya. Ia ingat Yeji bukanlah tipe gadis yang bisa bahagia di atas penderitaan orang lain. Mungkin sekarang gadis itu akan menolak Yeonjun. Yuna menggeleng saat membayangkannya. Ia tidak ingin Yeonjun merasa terluka.

Yuna bangkit dari duduknya. Ia menghampiri tasnya yang tergeletak di lantai. Yuna mengambil ponsel dari dalam tas itu.

Yuna menggigit bibir bawahnya ragu sembari memandangi sebuah ponsel di tangannya. 'Lakukan Yuna! Lakukan!' katanya dalam hati.

Yuna mengetikkan sebuah pesan di ponselnya.

Aku berharap Kak Yeji bisa sama Kak Yeonjun lagi. Kalau kalian tidak kembali bersama, aku tidak akan pernah bisa memaafkan diri aku sendiri. Karena bagaimanapun aku adalah alasan kalian terpisah😊

Beberapa detik setelah menulis pesan Yuna diam mematung. Apakah ia harus mengirimkan pesan ini? Yuna mengangguk mantap. Dengan tangan gemetar, Yuna menekan tombol send. Yuna tersenyum simpul. Pesan itu telah ia kirimkan pada Yeji.

Meskipun sebenarnya ia tidak baik-baik saja tapi Yuna merasa harus melakukan ini. Ia tidak bisa melihat Yeonjun terluka jika Yeji menolaknya. Biarlah dia sendiri yang terluka tapi tidak dengan Yeonjun. Karena bagaimanapun cowok itu pernah membahagiakannya walaupun hanya sementara. Yuna merasa saat itu berharga dalam hidupnya. Kini adalah waktu yang tepat untuk membalas kebaikan Yeonjun dan Yeji padanya.

+x+

Tok tok tok!

Yuna mengucek matanya sambil menguap saat mendengar pintu kamarnya di ketuk.

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang