Lima Puluh Sembilan - Mengalahkan gengsi

1.2K 100 7
                                    

Terkadang kehilangan membuat kita tau bahwa kehadirannya begitu penting.

***

Chaeryeong berjalan di koridor sekolah. Bel masuk akan berbunyi sepuluh menit lagi. Ia memperhatikan banyak murid yang berlalu lalang, kemudian ia tersenyum pada beberapa murid yang ia kenal saat berpapasan dengannya.

"Pagi Chae!" Yeji menepuk pundak Chaeryeong lalu ia menyamakan langkahnya dengan Chaeryeong.

"Pagi." jawab Chaeryeong.

"Tumben hari ini gak telat?" ejek Yeji.

Chaeryeong melihat Yeji kesal, "Seneng banget kalau lihat gue telat."

"Hahahaha." Yeji tertawa. Namun kemudian tiba-tiba raut wajah Yeji berubah. Ia berhenti tertawa dan ia terlihat serius.

Chaeryeong bingung dengan Yeji. "Kenapa?" tanyanya penasaran.

Yeji menunduk sedih. "Gue punya kabar buruk." gumamnya pelan.

Chaeryeong berhenti, ia memperhatikan Yeji dengan seksama. "Kenapa? Tentang Kak Yeonjun? Apa dia nyakitin lo?" ujarnya cemas.

Yeji melihat Chaeryeong lalu ia menggeleng. "Gimana gue jelasinnya?" ujarnya pada dirinya sendiri. Yeji menghela nafas panjang. "I..ni ka..bar buruk buat lo." katanya hati-hati.

Chaeryeong menaikkan sebelah alisnya tidak paham dengan ucapan Yeji. "Buat gue?" tanyanya memastikan.

Yeji mengangguk mantap. Gadis itu menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Gue gak bisa bilangnya, karena ini pasti bakal nyakitin lo."

Chaeryeong yang masih tidak mengerti situasinya semakin dibuat bingung. Ia mencoba berpikir tentang apa yang Yeji akan katakan. Namun ia tak mendapat jawabannya. "Bilang aja Yej."

Yeji menggenggam tangan Chaeryeong erat. "Beneran gak papa? Tapi janji lo harus kuatin hati lo saat denger kabar ini."

Chaeryeong terkekeh dengan sikap Yeji. "Duh apaan sih Yeji.. Emangnya sepenting itu ya sampai gue harus nyiapin hati gue segala hahaha." kata Chaeryeong meremehkan. Memangnya seburuk apasih kabar yang dibawa Yeji?

"Gue serius Chae. Ini itu serius."

"Ya.. Kalo serius terus apaan? Lo sebenarnya ngomongin apa sih?" tanya Chaeryeong ingin tau.

"Beneran lo mau denger?" tanya Yeji sekali lagi untuk memastikan.

Chaeryeong membuang nafasnya kasar. "Iya gue yakin. Dari tadi nanya mulu." kesal Chaeryeong karena Yeji semakin membuatnya penasaran karena tak kunjung memberinya jawaban.

"Tapi gak disini." Yeji menggandeng tangan Chaeryeong mengajak gadis itu untuk menepi ke tembok supaya tidak ada seorang pun yang mendengar percakapan mereka.

Chaeryeong masih setia dengan muka penasarannya. Ia terus mendesak Yeji untuk mengatakan yang sebenarnya. "Apa Yeji? Ada apasih?" ujarnya tak sabar.

Yeji kembali memasang ekspresi sedih. Entah mengapa perasaan Chaeryeong menjadi tidak enak, ia menjadi cemas. Memang kabarnya akan begitu buruk baginya?

Yeji memeluk Chaeryeong lalu mengelus pundak temannya guna menguatkan. Berbanding terbalik dengan Chaeryeong yang sejak tadi tidak paham dengan Yeji.

"Gue rasa gue harus ngasih tau lo soal ini." jeda tiga detik, "Taehyun... Dia jadian sama Ryujin." bisik Yeji tepat di telinga Chaeryeong.

Chaeryeong diam mematung, beberapa detik kemudian ia melepaskan pelukan Yeji padanya. Ia menatap Yeji tidak percaya. "Apaan sih Yej! Lo bisa aja kalo bercanda! Masih pagi nih woi!" ujar Chaeryeong tertawa.

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang