Sembilan - Luka Lama

1.3K 112 2
                                    

Entah kenapa dunia ini terasa sempit. Sekeras apapun aku menghindarimu, kita akan tetap bertemu. Entah disengaja ataupun tidak.

***

Soobin menyesap thai tea pesanannya. Hari ini ia bersama beberapa temannya sedang mengerjakan tugas kelompok di sebuah kafe. Ia dan teman-temannya memang senang mengerjakan tugas di kafe seperti ini. Tak hanya karena bisa memesan makanan, tetapi juga karena ia bisa menggunakan jaringan wifi yang lancar.

"Udah selesai nih. Vino lo edit deh kalo ada penulisan yang salah." kata Soobin kepada salah satu temannya.

"Iya, mana?" tanya Vino pada Soobin.

"Nih." Soobin meletakkan laptop yang dari tadi di depannya kepada temannya.

"Eh Bin. Lo tau Chika? Itu maba yang pernah kita ospek. Dia kayaknya suka lo deh." kata Davin meyakinkan Soobin dengan antusias.

Soobin terlihat berpikir sejenak. Mencoba mengingat cewek yang dimaksud Davin.

"Oh, yang itu?" tanya Soobin setelah mendapatkan ingatannya.

"Iya, yang cakep itu. Lihat nih dia kalo chatan sama gue mesti tanya-tanya tentang lo." Davin menunjukkan ponselnya pada Soobin. Sebenarnya Soobin enggan melihatnya. Karena ia sama sekali tidak tertarik dengan Chika. Cewek itu memang cukup populer seangkatannya.

"Masa sih?" tanya Soobin ragu.

"Iya beneran. Pernah tanya juga lo jomblo apa kagak." ujar Davin bersemangat. Cowok itu berencana mendekatkan Soobin dengan Chika. Ia heran selama ia berteman dengan Soobin, cowok itu tidak pernah menunjukkan ketertarikannya kepada seorang cewek. Atau jangan-jangan Soobin belok? Davin segera menggeleng menyangkal apa yang baru saja terlintas di pikirannya.

"Terus lo jawab apa?" tanya Soobin ingin tahu.

"Gue jawab jomblo lah. Karena setahu gue sejak gue temenan sama lo, gue gak pernah lihat lo pacaran." terang Davin.

"Besok-besok kalo dia tanya lagi bilangin kalo gue udah punya pacar." Soobin menghela nafasnya. Chika, gadis itu memang populer karena banyak yang bilang ia sok akrab dengan kating. Tentu saja Soobin tidak menyukai sikap yang seperti itu.

"Kenapa?" tanya Davin selidik.

"Ya karena gue gak tertarik." jujur Soobin.

"Dia cantik begitu, beneran lo nggak tertarik? Kalo gue jadi lo sih pasti bakal mau sama dia hehe." kata Davin sambil tertawa kecil.

"Kalo lo mau ambil aja." kata Soobin sembari mengaduk minuman pesanannya.

"Lo normal gak sih? Sejak kita temenan dari SMA sampe kuliah lo ga pernah tertarik sama cewek. Padahal lo ganteng, atau jangan-jangan lo menyimpa-"

Belum selesai Davin melanjutkan kata-katanya. Soobin menyubit lengan Davin keras. "Woii jangan macem-macem pikiran lo!"

"Aduh! Sakit gembel! Ya abisnya aneh." bela Davin.

Soobin mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kemudian tidak sengaja menangkap sesosok wanita yang dikenalnya.

Soobin tersenyum. "Ada cewek yang gue suka dari dulu." gumam Soobin.

"Hah? Siape?" sahut Davin cepat. Ia tersenyum dan menatap Soobin dengan segala keingintahuannya. Setelah sekian lama akhirnya Soobin mengatakan ada cewek yang dia suka. Sebuah rekor!

"Gue laper deh." Soobin berusaha mengalihkan pembicaraan. Berharap Davin melupakan apa yang baru saja ia dengar.

Davin menghela nafasnya kesal, "Jangan mengalihkan pembicaraan! Siapa cewek yang lo suka? siapa? dia cantik? baik? tinggi? imut? atau gimana?" Davin membanjiri Soobin dengan rentetan pertanyaan.

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang