Dua Puluh Delapan - Menjauh (2)

958 73 3
                                    

Jika kehadiranku membuatmu merasa tak nyaman, lebih baik sejak awal aku tak pernah hadir dalam kehidupanmu.

***

"Kak Beom..." Chelsea tidak berani melanjutkan kata-katanya. Lidahnya terasa kelu, ia menelan ludahnya susah payah. Ia berusaha meyakinkan dirinya pasti ini adalah mimpi. Jika benar, ia ingin segera bangun dari mimpi yang menyeramkan seperti ini.

"Apa yang lo lakuin?!" Beomgyu menatap Chelsea tajam yang membuat Chelsea bergidik ngeri.

Ini bukan mimpi, ini kenyataan yang harus Chelsea hadapi. Ia meremas ujung roknya kuat-kuat. Tangannya sudah terlepas dari Yuna. Ia tidak pernah melihat Beomgyu semarah itu. Chelsea takut, ia ingin segera lari dari masalah ini.

Yuna menunduk, ia tahu kehadiran Beomgyu. Tapi sesungguhnya ia takut jika kehadiran Beomgyu semakin mempersulit keadaannya.

Beomgyu melihat Yuna iba. Seberat ini masalah yang di alami Yuna. Tetapi selama ini, gadis itu selalu menutupinya dengan senyuman.

Ryujin menghempaskan tangan Vio dan Lala dari lengannya saat pegangan mereka melemah. Ryujin menginjak kaki mereka sekuat tenaga.

"Sial! Sakit!" Vio dan Lala berteriak kesakitan. Sedangkan Ryujin tidak memerdulikan mereka dan mendekat pada Yuna.

Ryujin memeluk sahabatnya itu. Entah kenapa hari ini ia menjadi cengeng. Air mata tidak mau berhenti mengalir dari matanya akibat melihat Yuna. "Maafin gue, gue gak bisa bantuin lo disaat seperti ini. Gue gak berguna... Hiks... "

"Hei, kamu nggak salah kok. Aku beneran nggak papa." Yuna mengeratkan pelukannya pada Ryujin. Air matanya sudah kering. Ia tidak ingin menangis saat ini. Ia tidak ingin tampak semakin menyedihkan.

"Apa yang lo lakuin itu bener-bener jahat! Gue nggak nyangka ternyata ini sifat asli lo!" Beomgyu tertawa meremehkan.

Chelsea diam beberapa detik, sebelum kemudian menjawab, "I..ni nggak seperti yang-"

Beomgyu segera memotongnya, "Gue punya mata dan gue bisa lihat apa yang lo lakuin pada Yuna!" bentak Beomgyu.

Nyali Chelsea menciut seketika. Beomgyu membentaknya? bahkan Beomgyu tidak lagi memanggilnya dengan sebutan aku-kamu. Cowok yang selalu bersikap manis padanya dalam sekejap telah berubah menjadi pria kasar.

Mata Chelsea berkaca-kaca. Ia sudah tertangkap basah, tidak ada hal yang bisa ia lakukan. Mengelak pun rasanya percuma.

"Kak... Dengerin aku dulu.." lirih Chelsea berharap Beomgyu akan simpati padanya. Ia berpikir dengan cara seperti ini ia akan dengan mudahnya meluluhkan hati Beomgyu.

Beomgyu hanya diam. Sebenarnya ia sudah muak dengan kelakuan Chelsea. Ia membiarkan Chelsea mengatakan apapun yang akan keluar dari mulutnya.

"Aku... sayang.. Kak Beomgyu. Aku nggak bisa ngebiarin dia merebut Kak Beomgyu." Chelsea mengeluarkan air mata palsunya. Ia menunjuk Yuna.

Beomgyu hanya tersenyum miring. Ia masih ingin dengar pembelaan seperti apa yang akan dikatakan Chelsea.

"Maafin aku kak. Wajar aja kan aku ngelakuin ini? Aku bener-bener takut kehilangan Kakak." jeda tiga detik, "Aku tau aku emang salah. Tapi... tapi dia jauh lebih bersalah." ujar Chelsea. Ia melimpahkan semua kesalahannya pada Yuna.

Yuna hanya melihat drama yang dilakukan Chelsea. Ia tidak berharap apapun sekarang. Ia juga tidak butuh simpati dari Beomgyu. Jika Beomgyu lebih mempercayai Chelsea pun tidak masalah baginya. Karena hal itu tidak akan merubah apapun dalam hidupnya.

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang