Empat Puluh Empat - Berbeda

914 58 0
                                    

"Kamu boleh meminta apapun padaku kecuali satu hal. Kamu tidak boleh memintaku untuk menjauh darimu."

***

Hari ini Beomgyu pulang lebih awal dari biasanya, inilah yang ia sukai dari ujian. Berbeda dengan murid lainnya yang akan takut dan belajar mati-matian agar mendapat nilai terbaik dalam ujian, Beomgyu tidak seperti itu. Ia terkesan santai daripada teman-temannya yang lain, yang terpenting ia akan pulang lebih awal.

Beomgyu tidak ingin membebani dirinya dengan belajar dan belajar. Beomgyu tidak mau memaksakan hal yang tidak ia sukai. Beomgyu akan belajar jika ia sedang ingin saja. Karena setelah lulus sekolah pun ia tidak berniat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Ia berpikir nilai bagus ataupun buruk hasilnya akan tetap sama yakni meneruskan bisnis papanya.

Beomgyu berdecak sebal sembari menutup panggilan teleponnya. Ia baru saja menghubungi Taehyun mengajaknya untuk nongkrong seperti biasa. Tetapi Taehyun menolak dengan alasan akan belajar.

"Hueningkai belajar, Taehyun belajar. Sejak kapan sih Taehyun jadi gila belajar?" gumam Beomgyu kesal.

Beomgyu merasa seharusnya mereka tidak perlu seserius ini. Ini hanyalah try out belum UAS ataupun UN. Sebelum ujian yang sesungguhnya datang, mereka harus banyak bersenang-senang.

"Kak Beomgyu.." seorang gadis menghadang jalan Beomgyu. Raut wajahnya menujukkan bahwa ia tengah bersedih.

Beomgyu enggan melihat gadis itu. Gadis itu adalah Chelsea. Gadis licik yang harus ia buang jauh-jauh dari hidupnya.

"Kak Beomgyu maaf. Kemarin cuma salah paham."

Beomgyu menghembuskan nafasnya kasar. Sudah jelas waktu itu ia melihat Chelsea membully Yuna, apakah itu bisa dikatakan salah faham?

Beomgyu tidak berkomentar apapun. Ia tidak ingin meladeni gadis pembohong seperti Chelsea.

"Harus berapa kali aku yakinin kakak kalo yang kakak lihat bukan yang sebenarnya?" ucap Chelsea meyakinkan. Ia berharap Beomgyu akan luluh dan mau kembali kepadanya.

Beomgyu menatap Chelsea tajam, membuat nyali Chelsea seketika menciut.

Tidak ada lagi hal yang bisa Chelsea lakukan selain mengeluarkan air mata. Ia berpikir jika dengan air mata mungkin hati Beomgyu bisa melunak.

"Jangan keluarin air mata palsu di depan gue. Gue nggak suka!" ketus Beomgyu.

Chelsea terisak, "Ke...napa sih ka..kak le..bih percaya Yuna daripada aku? Kenapa?"

Beomgyu menoleh pada sekelilingnya. Tidak banyak orang di sekitarnya, hanya ada beberapa anak kelas dua belas yang masih belum pulang. "Berhenti menangis, gue gak mau jadi bahan omongan anak-anak."

"Aku nggak peduli." ucap Chelsea keras kepala.

Beomgyu mengacak rambutnya frustrasi. Kenapa masalah ini belum selesai juga? Sampai kapan Chelsea mau begini?

Beomgyu melewati Chelsea begitu saja. Ia tidak ingin berdebat dengan gadis gila seperti Chelsea. Itu hanya akan membuatnya terbawa emosi.

Chelsea mengepalkan tangannya. Ia berteriak pada Beomgyu yang berjalan menjauhinya. "Ini semua cuma karena cewek murahan itu kan?! Dia itu bener-bener nggak jauh beda dari bapaknya yang seorang pembunuh! Cewek cabe-cabean perebut cowok orang! Cewek sok polos bangs*t!!" umpat Chelsea. Ia tidak bisa menerima Beomgyu yang menjauhinya.

Beomgyu berbalik, ia melotot marah pada Chelsea. Semakin lama Chelsea menujukkan sifatnya yang sebenarnya. Sifat buruk yang selama ini ia tutupi dengan topeng manis. Beomgyu tidak menyangka Chelsea bisa mengeluarkan kata-kata kasar seperti itu.

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang