Vote dan komennya jangan lupa hehehe.
***
Jika aku tidak bisa bersamamu dalam dunia nyata, tak apa. Asalkan dalam mimpiku.. aku tetap bersamamu.
***
Chaeryeong melihat jalanan dari kaca jendela mobil Taehyun. Taehyun sedang fokus menyetir. Tidak ada percakapan di antara keduanya. Di dalam mobil hanya diisi keheningan.
Chaeryeong memainkan ujung kukunya. Ia merasa sangat canggung. Padahal biasanya ia tidak pernah merasa begini. Mungkin, karena ini pertama kalinya ia dan Taehyun hanya berdua saja semenjak mereka putus.
Tubuh Chaeryeong terdorong ke depan saat tiba-tiba Taehyun mengerem secara mendadak.
"Sial! Itu mobil tiba-tiba berhenti gitu aja untung gue masih bisa ngerem." protes Taehyun.
Chaeryeong hanya diam saja tidak berkomentar apapun. Seharusnya tadi ia lebih bersikeras untuk menolak ide bundanya yang menyuruhnya pulang bareng Taehyun.
Sungguh, mereka berdua tidak bisa menolak keinginan orang tua masing-masing.
"Sorry. Lo kaget?" tanya Taehyun mengawali pembicaraan.
Chaeryeong menoleh pada Taehyun yang duduk di sebelahnya.
"Iya." Chaeryeong tidak mengerti mengapa rasanya sekarang ia sungguh malas untuk bersikap ketus pada Taehyun. Padahal biasanya ia tidak pernah menjawab sekalem ini.
"Lo pasti tertekan karena perjodohan ini kan?"
Chaeyeong menaikkan satu alisnya. Untuk apa Taehyun membicarakan ini?
"Iya." jawab Chaeryeong. Ia tidak yakin apakah jawaban ini memang berasal dari hatinya. Lagi-lagi gengsi telah memenuhi pikirannya. Tentu saja ia harus bersikap seolah baik-baik saja tanpa Taehyun. Ia juga harus terlihat bodoamat soal putus. Laki-laki banyak bukan hanya dia saja kan?
Taehyun hanya diam setelah mendengar jawaban dari Chaeryeong. Cowok itu hanya terfokus pada jalanan di depannya.
Mobil Taehyun berhenti di depan rumah Chaeryeong.
"Makasih ya." ucap Chaeryeong sebelum ia keluar dari mobil Taehyun.
Tanpa sepatah katapun Taehyun menyalakan kembali mesin mobilnya kemudian meninggalkan Chaeryeong yang menatap kepergiannya.
Chaeryeong membuka pagar rumahnya dan memasuki rumahnya. Kedua orangtuanya belum sampai sehingga Chaeryeong memutuskan untuk pergi ke kamarnya.
Chaeryeong membanting tubuhnya di kasur. Ia tidur terlentang sambil menatap langit-langit di kamarnya. Hari ini banyak sekali hal yang terjadi. Chaeryeong tahu bahwa hatinya masih tetap milik Taehyun. Ia takut mengetahui bahwa Taehyun sudah melupakannya. Membayangkan itu membuat hatinya terasa sakit seolah ribuan jarum sedang menusuknya. Hal itulah yang membuatnya bersikap ketus kepada Taehyun. Ia hanya ingin terlihat tegar agar tidak ada yang melukai harga dirinya. Ia seorang wanita sudah seharusnya seorang prialah yang berjuang.
Chaeryeong merasa dirinya mulai mengantuk. Mungkin, ia terlalu kecapean. Sehingga ia memutuskan untuk tidur. Ia berharap akan bersama Taehyun dalam mimpinya. Tidak apa tidak dalam kehidupan nyata, karena dalam mimpi pun ia merasa bahagia.
+x+
Hueningkai memegang beberapa lembar kertas di tangannya. Hari ini pelajaran Bu Nila. Ia disuruh Bu Nila pergi ke koperasi untuk memfotocopy tugas hari ini.
Seusai dari koperasi ia tidak sengaja berpapasan dengan Ryujin. Terlihat gadis itu baru saja dari kantin. Jarak koperasi dengan kantin tidak terlalu jauh sehingga jika ingin ke koperasi harus melewati kantin terlebih dahulu.
"Hai kak." sapa Ryujin.
"Iya." Sebenarnya Hueningkai ingin segera kembali ke kelas. Tetapi entah kenapa ia tiba-tiba merasa penasaran.
"Lo kenapa disini? Bukannya ini jam pelajaran?" tanya Hueningkai heran dengan keberadaan Ryujin saat pelajaran tengah berlangsung.
"Lupa ngerjain tugas kak." jawab Ryujin. Terlihat dari wajahnya ia seperti tidak menyesal sama sekali.
Hueningkai merasa Ryujin ini gadis yang cukup unik. Hingga dapat membuatnya penasaran sehingga ingin tahu lebih banyak tentangnya. Padahal kepo seperti ini bukanlah sikap Hueningkai. Biasanya cowok itu sangat cuek terhadap cewek manapun.
"Bukan lupa kan? Pasti emang sengaja nggak dikerjain." kata Hueningkai dingin.
"Kok tau? Peramal ya? Atau kakak Dilan?" Ryujin tertawa kecil. Dia memang selalu terlihat tanpa beban. Bebas melakukan apapun keinginannya.
"Nggak bercanda." kata Hueningkai menekankan.
"Hidup itu jangan dibikin serius. Nikmatin aja alurnya kak. Kakak tau kenapa aku nggak ngerjain tugasnya? Karena aku nggak suka di pelajaran itu. Aku rasa aku gak bisa paksain buat suka di pelajaran itu. Setiap orang pasti punya kemampuannya masing-masing kan? Kalo aku paksain kepala aku nih bisa pecah! Duar!" terang Ryujin sambil memegang kepalanya.
Hueningkai tertawa kecil kemudian kembali bersikap dingin seperti biasa. Ia tidak menyangka gadis seperti Ryujin bisa mengeluarkan kata sebijak itu.
Ryujin menghela nafas panjang, "Aku heran kenapa kakak kalo mau ketawa selalu ditahan."
"Gue balik dulu deh. Ditungguin sama Bu Nila." pamit Hueningkai berbalik menjauhi Ryujin dan menghindari ucapan gadis itu.
Ryujin mengerucutkan bibirnya lalu berjalan ke arah berlawanan. Dasar cowok dingin.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅
FanfictionKisah cinta 5 cowok ganteng dengan 5 cewek cantik baru dimulai. Siapa bilang jatuh cinta itu mudah? Mereka melalui banyak lika liku kisah hingga akhirnya bertemu cinta mereka yang sesungguhnya. High Rank : #1 in Kpoplovers [13/11/19] #5 in Midzy [...