Tiga Puluh Tujuh - Maaf

917 63 2
                                    

Kesalahan apapun yang kamu buat tidak akan pernah mampu membuatku membencimu.

***

Hueningkai berhenti di pinggir jalan dekat halte. Sudah beberapa menit ini ia terus melihat Ryujin yang sedang duduk di halte sambil bermain ponsel.

Hueningkai mengacak rambutnya frustrasi, apa yang harus ia lakukan? Hueningkai merasa apa yang dilakukannya adalah salah. Seharusnya ia dan Ryujin tidak perlu menjadi seperti orang asing hanya karena perasaannya yang kekanak-kanakan.

Hueningkai merasa bodoh. Bagaimana bisa ia tega menjauhi Ryujin yang bahkan tidak bersalah dalam hal ini. Ia mencintai Ryujin pun bukanlah salah Ryujin. Toh, Ryujin juga tidak pernah menyuruh Hueningkai mencintainya.

Hueningkai hendak membuka pintu mobilnya namun segera ia urungkan. Ia seperti seorang pengecut sekarang, tidak mempunyai keberanian untuk meminta maaf pada seorang gadis.

Hueningkai takut Ryujin tidak akan memaafkannya. Hueningkai juga takut jika ia dan Ryujin tidak akan seperti dulu lagi.

Hueningkai menghembuskan nafas panjang. Akhirnya ia telah menentukan pilihan. Sebagai cowok sejati, ia harus meminta maaf pada Ryujin. Harus!

Walaupun Hueningkai tidak bisa menghilangkan rasa cintanya pada Ryujin tetapi ia tidak ingin lagi menjauhi Ryujin. Ia tidak ingin terlalu lama menyiksa dirinya sendiri. Selama ini dia terlalu egois, ia hanya mementingkan pelajarannya saja dan tidak memikirkan perasaan Ryujin sama sekali.

Hueningkai mendekati Ryujin yang tampak tak menyadari keberadaannya. Ia akan memperbaiki semuanya.

Hueningkai duduk di sebelah Ryujin yang kebetulan kosong. Hueningkai berdehem, namun Ryujin tidak menoleh ke arahnya.

"Ryujin." panggil Hueningkai tetapi Ryujin tetap terfokus dengan ponselnya seolah tidak ada yang memanggilnya. Semuak itukah Ryujin padanya hingga tidak ingin melihat Hueningkai? Hueningkai menjadi cemas, takut jika kini Ryujin telah membencinya.

Sudut bibir Hueningkai terangkat saat ia menyadari sesuatu. Ryujin memakai headset di telinganya. Pantas saja Ryujin tidak mendengar panggilan Hueningkai. Ternyata gadis itu sibuk mendengarkan musik melalui headsetnya.

Tiba-tiba muncul ide untuk menjahili Ryujin di pikiran Hueningkai. Karena gadis itu terlihat serius, dengan iseng Hueningkai menarik headset hingga terlepas dari telinga kanan Ryujin.

Ryujin yang menyadari headsetnya ditarik menghembuskan nafasnya kasar. Ia ingin marah sekarang. Bagaimana tidak, ia sudah duduk di halte ini cukup lama. Bus yang ia tunggu tidak kunjung datang. Moodnya sedang tidak baik sejak tadi, sehingga ia mendengarkan musik untuk mengembalikan moodnya. Namun, ia kesal karena ada seseorang yang tidak sopan menarik headsetnya begitu saja.

Ryujin penasaran siapa orang iseng itu. Dengan memasang wajah marah ia menoleh, "Siapa sih! Kurang ajar ba-" Ryujin menggantungkan kata-katanya saat melihat Hueningkai di dekatnya. Mata mereka bertemu, jarak wajahnya dengan Hueningkai hanya sejengkal saja.

Hueningkai tersenyum manis sehingga membuat jantung Ryujin berdetak kencang. Ryujin membuang muka dari Hueningkai. Tangannya menyentuh dadanya, ia merasakan detak jantungnya yang ingin melompat keluar. Ryujin mengatur nafasnya, mencoba untuk bersikap biasa saja.

Ryujin heran mengapa tiba-tiba ada Hueningkai di sebelahnya? Bukankah cowok itu sedang menjauh darinya?

Hueningkai tersenyum kecut saat melihat Ryujin kini membelakanginya. Apakah Ryujin benar-benar telah membencinya? Hueningkai tahu ini terjadi juga karena kesalahannya sendiri.

 Historia De Amor (TXT ITZY) Selesai✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang