》》aku dan Feby memilih untuk keluar bareng hari ini setelah aku pulang ngampus. Dia menjemputku ke kampus.
Tintintin...suara klakson itu mengagetkan aku. Aku tau itu Feby. Dia orangnya emang rese dan jahil. Akhirnya aku menyudahi perbincangan ku dengan beberapa teman ku. Karna aku menunggu Feby sambil berbincang dengan beberapa teman dikampus.
" lama amat lu. Tinggal naik aja juga" cerutus Feby yang selalu mencari kesalahan orang hanya untuk buat orang itu bete.
"Eh diam yaa. Lama amat apaan, belum juga semenit lu nungguin aku. Lihat besok besok datang ngejemput aku, kamu ku buat nunggu sejam" ledekku dan ditutup dengan gelak tawa kami dua.
Akhirnya kami sampai di rumah makan Nelayan. rumah makan seafood yang kami sukai. Dan ternyata ketika udah masuk kedalam, ada Farrel dan kak Al yang sudah menunggu. Oh jadi ini makan malam berempat dalam hatiku.
"Lama amat diajak janjian makan jam 5 baru datang ini udah jam 18.30. dasar cewe" maki Al yang selalu malas kalau nungguin cewe.
"Pantes lu kak belum punya cewe, lu nyebelin nggak bisa nunggu cewe" racau Feby.
Kak Al dan Feby emang tidak pernah akur. Namun yang ku tau pasti kak Al sangat menyukai dan menyayangi Feby hingga sekarang.
Aku hanya bisa geleng geleng kepala melihat mereka. Aku melirik sekitar. Dengan tidak sengaja mata ini melirik ke arah Farrel. Ternyata Farrel udah lama melihat ku. Aku merasa aneh. Tapi, ternyata mata nya indah juga. Aku langsung membuyarkan pikiranku. Dan lanjut mengikuti perbincangan Feby dan kak Al.
Feby menatap Farrel " jadi Nas, kak Al. Aku dan Farrel akhirnya memutuskan untuk tinggal di Indo aja" jelas Feby sambil senyum sumringah
" seriously? Kamu nggak lagi bercanda kan Feb?" Selidikku.
"Nggak loh. Ini aku serius"
" iya nas, bro. Aku sama Feby memilih tinggal di Indo aja jadinya. Soalnya aku memiliki proyek besar di Indo. Yang mengharuskan ku lebih lama tinggal di Indo. Sedangkan Feby, nggak bisa jauh jauh dari ku. Jadi aku beri saran dia kuliah di sini aja ditempat nastusha" jelas Farrel panjang lebar.
"Gaya amat lu nggak bisa jauh jauh" ledekku
"Kamu kan tau nas, aku kalau udah menjalin hubungan nggak mau LDR. Aku udah jelasin itu ke Farrel. Dan akhirnya Farrel menyetujuinya dan aku pindah kuliah di tempat kamu. Kita sekampus nass" riang Feby ke nastusha.
Aku melirik kak Al, yang mendengar itu pasti dia tambah sakit hati. Yapp, aku udah lama tau soal kak Al menyukai Feby. Yang aku nggak tau feby sadar apa tidak. Karna kak Al sebelum Feby punya pacar, setiap mendengar Feby sakit, kak Al selalu bisa diandalkan dan langsung terbang ke Sing demi membantu Feby selama sakit. Namun apa daya, kakak ku ini tidak berani mengatakan langsung. Hanya sanggup sebatas menunjukkan nya melalui tindakan. Tapi cewe nggak cukup hanya dari tindakkan tanpa ada sepatah kata pun ungkapan bagaimana perasaan cowo tersebut ke cewe.
Setelah selesai makan, kami akhirnya memilih untuk beranjak dari Restoran Nelayan itu.
"Aku balek ke kantor yaa. Nas kamu nebeng sama Feby aja" jelas kak Al yang aku tau, setiap dia sedih pasti menghabiskan waktu dengan kerjaan.
"Eh kak Al, atau kita sama aja. Kantor papa kan searah ni sama kantor kakak. soalnya, aku mau ketemu papa" respon Feby.
"Lah mobil mu feb? Aku sama siapa dong?" Tanya ku
"Udah kamu sama Farrel aja. Sayang, mobil aku kasih ke kamu yaa. Tolong anterin Nastusha. Besok pagi aja kamu kembaliin mobil sekalian nemeni aku daftar kampus" jelas Feby.
"Ha kok, lah kok?" Bingung ku
"Oh oke, siap sayang" respon Farrel tanpa menolak.
Kami pun akhirnya berpisah. Mengikuti jalan masing masing. Feby dengan kak Al. Dan aku dengan Farrel.
Di dalam mobil, aku hanya bisa diam. Secara aku masih merasa Farrel adalah orang asing bagi ku. Walau dia dikenal sebagai kekasih sahabatku.
Hanya alunan lagu di mobil yang menemani kami.
Tiba tiba Farrel memulai perbincangan, "kamu jurusan apa dikampus?"
" oh eh, aku ambil jurusan Perpajakan kak" jawab ku santai.
" kenapa panggil kakak? Santai aja. Bisa panggil nama kok" respon farrel tidak terima dipanggil kakak.
"Aah, nggak deh, aku panggil kakak aja. Lebih sopan. Toh kakak lebih tua dari ku kan? Sebaya kak Al" respon ku sambil senyum cerdik.
Farrel tertawa, aku melihatnya curi curi. Manis senyumnya yang merekah itu.
Aku kembali mengfokuskan pandangan ku ke jalan. Ketika tau, apa yg ku pikirkan salah.
"Btw, kita sebelumnya pernah bertatap muka kan lewat vcall?" Tanya Farrel
Aku kaget. Pernah bertatap muka lewat vcall? Sejak kapan?
Farrel membangunkan lamunanku, "jangan bilang kamu nggak ingat nas? Atau apa hanya aku yang sampai sekarang masih kebayang bayang wajahmu?"
Aku kaget setengah mati. Ada apa ini? Perkataan itu? Farrel kenapa berkata begitu? Jantung ku pun meresponnya kencang. Semoga farrel tidak merasa kan itu.
"sepertinya kita nggak pernah bertatap muka lewat vcall kak" jawabku sambil mengingat ingat.
"Betul dugaanku. Kamu nggak ingat. Waktu itu, waktu Feby PKL, dia pulangnya lama. Terus sesampainya di apart langsung mandi. Sedangkan aku menunggunya di ruangtamu apartnya. Hp nya ditinggal di atas nakas. Terus aku lihat kamu calling lewat video. Aku angkat dengan maksud untuk beritau kalau Feby lagi mandi. Baru bertatap muka dan aku baru bilang hallo, mau memperkenalkan diriku. Tapi kamu udah kaget duluan dan matiin vcall" jelas Farrel panjang lebar.
Aku mengingat ingat kembali. "Ah iya, disitu baru Feby ngaku ke aku, kalau dia udah jalin hubungan sama kakak setaon. Yang aku tau, dia cuma bilang ada cowo yang dia suka dan memberi dia perhatian lebih. Maaf kak, aku baru ingat" respon ku merasa bersalah.
"Ah tidak apa apa. Aku hanya memastikan kamu ingat apa tidak. Ternyata benar tidak ingat.
Btw nas, kamu udah punya pacar?" Tanya Farrel spontan.
"oh, belum kak. Kriteria ku hampir sama dengan Feby. Kalau nggak cocok juga nggak akan mau membuang buang waktu untuk menjalin hubungan" jelasku.
"Berarti aku juga selera mu, right?" tanya Farrel dengan keadaan mobil sudah berhenti. Dia mengenyampingkan tubuhnya dan menatap ku dalam.
Aku terdiam setelah mata kami bertemu. Ada apa dengan ku. Kenapa aku ngerasain deg deg an? Aku mengalihkan pandangan ku dan ternyata aku udah sampai depan rumahku. Dengan bergegas aku pergi dari mobil sambil mengatakan Terimakasih tanpa melihat Farrel.