BAB 30

10.3K 264 32
                                    

》》Jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Aku segera berangkat magang.

"Mam, pa, Nas harus berangkat sekarang. Byee" ucap nas ke mama papa nya. Dan menciumnya satu satu. Bentuk kasih sayang nas ke orangtuanya.
.
.
.
.

"Pagii mbak Nia" sapa nas.

"Pagii cantik. Duh keknya semangat kali pagi ini" ucap mbak nia.

"Iya dong mbak. Harus semangat kita" ucap nas menjelaskan.

Aku duduk di meja ku. Memulai pekerjaan ku dengan menghidupkan komputerku dan mengingat apa yang akan aku kerjakan sekarang.

Tiba tiba ketika komputer ku hidup, ada sebuah pesan dari OM (seperti chat antar sesama karyawan dikantor) masuk.

Dari Axel ~ haii gaess. Ayookk buruan keruangan training untuk semua  karyawan seksi pelayanan. Dikarenakan kita akan ada meeting bersama pak rafa dan partner kerjanya yang buanyaaakk itu.

Fyi, nas, kamu juga harus ikut. Karna pak rafa bilang, kamu harus ikut andil.

Thankyou semuaa. Sekarang bergerak ke ruangan training ya.

Semua yang berada di seksi pelayanan bergegas meninggalkan tempat duduknya masing masing dan langsung menuju ke ruang training.

Aku sama mbak nia pun berjalan beriringan keruang training.

Kami pun memasuki ruang training. Di depan telah terlihat ada Mas Axel yang tadi meng OM kami semua. Dia sedang memberikan arahan, yang aku tidak tau itu apa.

Kami di persilahkan duduk di belakang kursi para petinggi petinggi itu. Dan aku melihat ada farrel disitu. Farrel dengan seriusnya melihat ke layar dan mendengar arahan mas Axel.

"Oke thankyou Axel. Thankyou semuanya sudah hadir".

"Semangatt pagii" ucap seseorang yang membuka pembicaraan kembali setelah mas axel ber persentasi.

"Semangatt pagi" ucap kami semua.

"Kita mulai saja,  jadi tujuan semua ada disini, kita akan mengadakan christmas project. Dimana untuk pusat perbelanjaan utama kita, harus berbau natal"

"Aku mau kita semua kreatif. Selama bulan desember, 1 bulan penuh kita selalu menyediakan arena dimana ada panggung yang akan selalu menyanyikan yang berbau christmas"

"Nah, kita akan terbagi beberapa kelompok. Atau dengan kata lain, para bos bos disini akan memilih kalian semua para seksi pelayanan, untuk bersanding dengan bos bos kita dalam menyelesaikan project ini"

Semua kembali saling menatap. Tersenyum dan gembira bersama. Aku tidak tau apa istimewanya dari ini. Tapi yang aku inginkan, semoga aku tidak dipilih orang yang tidak ku inginkan.

"Oke right, jadi sesuai arahan axel tadi. Jadi disini partner kerja termasuk pak rafa akan beradu kreatifitas dengan partnernya yaitu karyawan seksi pelayanan yang sudah dipilih"

"Dimulai dari 1 desember perlombaan ini akan dimulai. Semua harus membuat sebuah event, dimana event tersebut berbau christmas. Mulai dari panggung yang akan di sediakan, kegiatan apa saja yang dilakukan, serta dekorasi pusat perbelanjaan berbau christmas. Semua tadi yang saya sebut akan dinilai".

"Ada pun juri atau penilainya untuk kegiatan kita ini adalah seluruh karyawan yang ada di gedung ini. Dengan kata lain karyawan selain seksi pelayanan"

Semua riuh, setelah mendengar apa yang sudah diberitahu oleh orang tersebut. 

"Oke oke, kita mulai ajalah ya pemilihannya. Dikarenakan seksi pelayanan ada 30 orang. Berarti satu pemimpin memilih anggotanya 3 orang".

"Jadi buat pemimpin, disitu sudah dibagikan oleh axel kertas yang berisikan nama nama para seksi pelayanan. Kita random, tanpa pengenalan dan lain lain. Jadi murni tidak mengetahui satu sama lain bagaimana kemampuan kreatifitasnya"

"Jadi dimulai dari sekarang saya izinkan para pemimpin untuk memilih anggotanya"

Ruangan pun riuh kembali. Para pemimpin sibuk memilih. Sedangkan karyawan seksi pelayanan sibuk menerka aku sama siapa ya? Aku maunya sama bos itu. Aku maunya itu. Dll.

"Oke. Selesai. Axel mohon dikumpulkan"

Nama nama karyawan dan pemimpin yang memilih sudah di sebutkan satu persatu. Sekarang tinggal 2 kertas lagi. 6 nama karyawan belum disebut namanya.

Termasuk nastusha, nia, axel dan lain lain. Akhirnya 2 orang yang ditunjuk untuk membaca kan 2 kertas yang tersisa pun, membacakan nama yang tertera.

Jadi 2 pemimpin yang belum tersebut nama anggota pilihannya adalah rafa dan farrel.

Akhirnya keluar lah nama anggota pada 2 pemimpin tersebut. Namun ada 1 nama pada Rafa dan farrel sama. Yaitu nastusha.

Dikarenakan sama. Maka telah disepakati bahwa nas lah yang memilih untuk dia mengikuti kelompok mana.
.
.
.

Awalnya aku bingung. Karna aku sejujurnya tidak mau dikelompok farrel. Namun di kelompok farrel ada mbak nia. Sedangkan rafa pasti adalah orang yang akan aku pilih menimbang aku sangat menolak memilih farrel.

"Aku memilih Pak Rafa aja" akhirnya kalimat itu keluar sendiri dari mulutku.

Namun tiba tiba ada seseorang yang keberatan.

"Wait, kenapa suara dia yang ditanya? Sedangkan saya yang belum tau statusnya bakal dapat group mana nggak ditanya gitu? Saya kan punya hak selaku yang tidak terpilih sama sekali" ucap gadis tersebut.

"Yap, saya rasa kata gadis itu benar. Tidak adil rasanya hanya menanyakan suara nastusha. Sedangkan dia belum jelas groupnya. Aku selaku pemimpin mohon maaf, karna tidak memilihmu. Karna ini bersifat random, yang ku pikir kamu sudah ada yang memilih" ucap farrel.

"Oke, well. Tania, kamu mau di group siapa? Pak Rafael atau Pak Farrel?" Tanya seseorang yang dari tadi memimpin musyawarah ini.

"Aku memilih pak rafa. Aku mau di group pak rafa"

"Wopp, tapi nastusha sudah memilih pak rafa" ucap seseorang itu.

"Kan saya bilang cara nya salah. Seharusnya suara saya yang ditanya. Karna disini posisinya saya yang belum dapat group. Sedangkan dia (menunjuk ke arah nas) namanya sudah tertera pada kedua pemimpin tersebut. Apa bila saya memilih pak rafa, dia harus rela di group pak farrel".

Aku merinding mendengar kalimat bahwa aku harus rela di group farrel. Aku sungguh ingin menghindar dari orang tersebut. Menghindar dari nama tersebut. Tapi kenapa harus begini?

"Oke kita serahkan suara ini kepada pak rafa selaku pemimpin yang mendapatkan dua suara"

Pleaseee, pilih aku kak rafa. Ahhh, aku nggak mau dengan farrel, ucap hati nas meronta.

"Nas, aku sih berharap kamu se team dengan ku" ucap mbak nia. Aku hanya bisa memberi senyuman, dimana harapan hati ku, aku mau se team dengan mbak nia, tapi tidak mau bersama farrel. Ooh God, kenapa harus dia????

"Well, mungkin kalau ini adalah perjodohan, mungkin aku adalah lelaki beruntung yang dipilih oleh dua gadis cantik di seberang sana. Apakah aku bisa memilih dua duanya?" Canda rafa kepada semua orang yang ada di ruangan tersebut. Dan mereka semua tertawa bersama.

Sedangkan farrel, sudah menahan emosi, mendengar candaan rafa yang menurutnya itu adalah ancaman baginya.

"Oke, karna ini hanya diharuskan memilih satu. Kalau gitu aku memilih Tania" ucap rafa.

"Ini sebagai permintaan maafku terhadapmu, karna tidak menimbang kamu masuk dalam daftar pilihan ku" ucap rafa kembali.

"So aku, serahkan gadis cantikku disana, nastusha, untuk se team dengan farrel. Sorry baby, kali ini kita pisah dulu" ucap rafa kembali dengan candaannya. Sehingga seluruh ruangan kembali tertawa dengan gurauan rafa kepada nastusha.

Sedangkan aku? Aku hanya bisa tersenyum kepada semua sebagai bentuk respon ku terhadap candaan rafa, dan menahan beban ku karna harus menghadapi farrel selama 2 bulan penuh ke depan.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang