BAB 45

5.6K 227 5
                                    

》》 tringgtongg... tringggtongg...
Suara beker milik nastusha berbunyi menandakan bahwa telah jam 7 saat ini.

Bertepatan dengan itu, Al datang mengetuk sekali pintu kamar nas, dan masuk ke kamar nas.

"Dek, bangun.."

"Kak, 5 menit lagi ya" ucap nastusha memohon.

"Tidak bisa!! Ayuk bangun dek" ucap al sabar sambil mengusap kepala adeknya dengan lembut.

"Cepeten dek, kakak mesti hadir di meeting hari ini jam 9 pagi. Kakak nggak bisa terlambat karna ini meeting penting bertemu dengan partner kerja kakak"

"Iya iya. Nas mandi dulu ya kak" ucap nas yang akhirnya bangkit dari tempat tidur dan melenggang pergi masuk ke kamar mandi nya.
.
.
.
.

Newyork, 19 Februari 2020.

"Kamu yakin nggak ngambil penawaran itu?" tanya Al.

"sudah ah kak, aku ngurus kantor aja disini udah pusing tujuh keliling. Datang kakak menyuruhku untuk menerima tawaran papa mengurus perusahaan yang di Jerman? huft" jawab nastusha sambil menghembuskan nafasnya dengan berat.

"BIG NO deh kak" ucap nastusha sekali lagi.

"yasudah dek. mana menurutmu enjoy aja. kalau kamu masih belum sanggup menjalani 2 perusahaan sekaligus no problem. masih ada kakak yang akan menangani itu." ucap Al.

Ngomong ngomong soal Nastusha, dia sekarang sudah memegang satu perusahaan cabang di Newyork milik keluarga Mcqueenzee. Sekarang nastusha sudah di Newyork bersama Al berjalan 1 tahun. Dan Nastusha sudah menamatkan perkuliahannya. Setelah memutuskan untuk pindah ke luar negeri bersama kakaknya, 3 bulan kemudian dia kembali ke Indonesia untuk melakukan sidang, bulan selanjutnya dia kembali lagi ke Indonesia untuk wisuda.

Selesai sudah pendidikan Nastusha di Indonesia. Sekarang Nastusha sibuk mengurus perusahaan keluarganya yang sudah dipercayakan papa nya ke dirinya. Banyak hal yang sudah berubah pada diri Nastusha. Mulai dari gaya hidup, gaya berpakaian. Bahkan dia sudah tidak mengingat lagi persoalan percintaannya.

Kehidupan pekerjaannya mampu melupakan hati nya yang terluka. Nas berjuang bersama Al, kakak satu satu nya yang ia miliki. Sehingga dia mampu melewatinya.

"Dek, kamu langsung ke kantor kamu?"

"meeting hari ini apa begitu penting kak? aku tidak perlu ikut kan ya?" ucap nastusha,

"hey, you are the CEO of your office. How about your future job,if you are not lesson for  a some bussiness idea from my business partner huh?" ucap Al.

"oke oke. kakak hanya tinggal bilang, kamu harus ikut. kamu wajib ikut. tanpa kakak jelaskan pun aku mengerti"

.

.

.

.

.

.

.

"Hai Stef" sapa Nastusha kepada sekretaris kakaknya Al, di perusahaan Pabrik kertas milik keluarganya itu.

"Hai Non"

"Nastusha. my name not NON, okay? just call me nastusha" ucap nastusha kepada stefi sekretaris kakaknya yang tak jauh umurnya dari dia.

stefi hanya bisa tersenyum melihat kekagumannya kepada nastusha si salah satu pemimpin pemilik Mcqueenzee group yang rendah hati ini.

"Pagi pak" ucap Stefi juga kepada bos nya itu.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang