Kunci telah di Tangan Farrel

20.7K 332 2
                                    

>> hari ini nastusha ke kampus dengan diantar Mang Cecep. Sesampai dikampus, ternyata sudah menunggu teman teman nya nastusha.

"Ada apa ini, pagi pagi aku udah disambut aja" respon nastusha yang melihat temannya satu satu sudah berdiri seperti sedang menunggunya dan yang ternyata benar. Karna teman temannya nastusha mendapatkan kabar buruk yang mesti mereka sampaikan ke nastusha.

"Kenape lu padeee??? Kok muka gitu amat?" Tanya nastusha lagi bingung.

"Nas, lu harus sabar ya" kata nanda.

"Sabar kenapa?" Nastusha pun bingung.

"Lokasi PKL kamu menolak kamu nas" kata Lisa.

"Yang berarti kamu akan ngulang setaon" jelas Miko.

"Haaa? Kenapa? Aku udah wawancara dan hasilnya aku diterima dan akan memulai nya minggu depan. Kok bisa nggak?" Nastusha pun mulai panik. Karna kalau soal studynya, nastusha paling panik sepanik paniknya apa bila ada yang nggak bisa ter handle.

" nas lebih baik kamu ke kejurusan aja langsung. Aku juga nggak tau kenapa bisa keluar pengumuman gitu" jelas Albert.
.
.
.
.

Nastusha baru keluar dari ruangan Kepala jurusan. Nastusha ingin meminta klarifikasi tentang informasi yang menyatakan bahwa dia di tolak oleh tempat di magang atau PKL. Namun ternyata yang buat nastusha semakin pusing, panik, takut adalah, itu keputusan langsung dari pemimpin perusahaan. 

"Beliau yang menghubungi bapak langsung nak, bahwa kamu di tolak untuk magang di perusahaannya" perkatan Kajur nastusha itu selalu terngiang ngiang mengingat kenapa hal ini bisa terjadi.

Nastusha sadar, ini pasti ada kaitan dengan masalah makan malam waktu di restoran Sushi tei 2 hari yg lalu. Akhirnya Nastusha memutuskan untuk pergi ke kantor Farrel.

Dia belari menuju tempat parkir mang cecep parkir mobil, "mang, ayok segera kita ke kantor kak farrel" perintah nastusha. Mobil pun melaju ke kantor Farrel.

Sesampai di kantor farrel, nastusha melangkah dengan cepat dan menggebu gebu dengan rasa emosi dan bercampur semua. Meminta pertanggung jawaban farrel atas perilaku nya menyangkut urusan perkuliahannya.

Nastusha dengan lancang langsung masuk ruangan Farrel, tanpa mengetok pintu dan langsung marah marah," apa apaan kamu melakukan hal yang tidak bertanggung jawab seperti orang tidak berpendidikan begini" suara nastusha kuat dan lantang.

Tadi nya Farrel dalam keadaan dan posisi duduk di meja kebesarannya dengan beberapa document yang harus dia review. Namun terhenti karna nastusha datang. Farrel menyuruh sekretarisnya untuk membiarkan nastusha masuk. Dan menyuruh sekretarisnya pergi dan memberi tanda simbol di tangan seperti berbentuk T tanda break atau istirahat dulu. Dengan kata lain, Farrel lagi tidak menerima tamu yang lain dan tidak bisa diganggu.

Setelah sekretaris farrel keluar. Farrel mengunci pintu ruangan farrel dan membuang kuncinya asal. Mata Nastusha mengikuti arah kunci itu kemana di lempar asal. Namun sialnya, nastusha tidak bisa mencermati kemana kunci itu jadinya berada.

Farrel bersikap formal, tegas kepada nastusha. "Silahkan duduk dulu nona. Kita bisa bicarakan ini baik baik"

"Nggak mau! Ini sama saja kamu mempermainkan aku. Kalau dari awal kamu tidak mau, kenapa memanggil dan sempat menerima aku segala. Kamu pikir aku terima di perlakukan kek gini, dan terancam proses perkuliahan ku?" Oceh nastusha dengan suara keras.

"Ssstt ssstt.. aku bisa mengembalikan hak kamu untuk magang di tempatku dan membatalkan proses pengajuan ngulang tahun depan"

"Maksud kamu?" Tanya nastusha bingung.

"Jadilah milikku!" Tawar Farrel.

"Kamu gilaaa yaa. Kamu sudah punya feby. Aku sahabatnya. Nggak ada cerita untuk yang satu itu. Kenapa jadi tidak profesional gini jadi pemimpin?" Marah nastusha semakin membludak.

"Calm down honey. Kamu berteriak begitu akan hanya jadi kerugian buat kamu. Suara kamu nanti hilang sayang" goda farrel.

"Aku nggak butuh perhatianmu"

"hahaha sini duduk dulu. Kita bicarakan ini dengan kepala dingin" bujuk Farrel.

Tadinya nastusha memilih berdiri tanpa menerima tawaran Farrel untuk duduk membicarakan hal ini dengan kepala dingin. Namun akhirnya nastusha memilih untuk duduk pada akhirnya ketika farrel menemukan note book kecil kepunyaan nastusha.

"Ini.. Kok bisa berada sama kamu?"tanya nastusha.

"Lupakan itu, intinya kamu ceroboh dan beruntung aku yang menemukannya. Walau ini di gembok, setidak nya aku berhasil membukanya berkat bantuan suruhan ku. Dan aku sudah membaca semuanya"

"Kamu!!! Ini itu privasi. Aku berhak atas privasi ku. Tidak sopan banget"

"Aku tau, aku tau ini privasi. Dan aku sudah melanggarnya" jelas Farrel.

"Tapi kenapa nas??? Kenapa kamu menutupi diri dan menolak untuk mengakui kalau kamu juga punya perasaan sama aku?" Tanya farrel akhirnya melembut dan berganti posisi tempat duduk. Yang tadi bersebrangan dengan nastusha. Sekarang sudah satu sofa dan bersebelahan sambil menatap dan memegang pipi nastusha.

"Kakak sudah baca sampai akhir?" Tanya nastusha.

"Hmm" jawab Farrel masih dengan posisi membelai lembut pipi nas.

"Aku yakin rasa suka ku hanya sementara nggak lebih kak. Nggak, bahkan aku sama sekali nggak boleh dengan ka..." omongan nastusha terhenti dengan aksi Farrel yang tiba tiba mencium nastusha.

"Aku nggak peduli. Yang ku mau hanya kamu nas. Tolong mengerti"

"Nggak bisa kak. Aku menghargai feby. Aku bukan teman yang merebut pacar sahabatnya sendiri" jelas nas

"Baik, kalau itu alasanmu. Kita jalani aja dulu nas. Tapi tanpa sepengetahuan Feby" saran Farrel.

"Nggak bisa kak. Nggak bisa. Aku nggak nyaman"

"Kita coba dulu nas. Kita nikmati aja dulu dibelakang feby. Sampai pada akhirnya nanti kalau kamu tetap merasa nggak nyaman, aku akan nerima keputusan kamu" kata farrel menjelaskan.

"Kalau nantinya aku nyaman? Bagaimana kak? Apa akan tetap di sembunyikan begini?" Tanya nastusha.

"Aku bersyukur kalau kamu nyaman. Dan pasti aku nggak akan diam aja untuk membiarkan kesembunyian kita. Akan segera aku cari waktu yang tepat untuk mengungkapkannya. Tolong jangan menghindar dan pergi lagi dari aku. Aku benar benar tidak sanggup nas" keluh Farrel sambil menatap mata nastusha dan membelai pipinya.

Nastusha menikmati belaian farrel. Yang pada akhirnya diakhiri dengan ciuman lembut.

.
.
.
.

I'm not a USURPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang